Balance Dunia Akhirat


Oleh: Ummu Adib

Begitu banyak waktu diri gunakan untuk mengejar rezeki, mencemaskannya dan memohonnya terus-menerus kepada Rabb. 
Pagi, siang, sore... malam terus berkejaran. 

Padahal Rasûlullâh ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pernah mengingatkan :
"Tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya."
[HR. Ibnu Majah, dan Syaikh Al-Albani menshahihkannya]

Ustadz Aan C. Thalib pernah menyampaikan : 
Soal dunia Allah memberinya pada siapa saja, bahkan pada orang yang paling kufur sekalipun. 
Tapi soal syurga Allah hanya akan mengaruniakannya  pada orang yang bertaqwa saja.

Yang selalu terlafadz dalam doa agar dimudahkan rezekinya,
Namun alangkah jarangnya diri pinta dimudahkan dan dilapangkan untuk beribadah kepada Rabb.

Ahh Rabbana...
Bahkan ibadah diri selama ini saja, kadang dikerjakan tanpa kesadaran hati dan fikiran. Memulai shalat dan berakhir tanpa bekas di hati.

Satu juz kini begitu berat lidah lantunkan tiap harinya. 
Tiada banyak masa untuk mengingat-ingat Asma-Mu, nikmat yang terlimpah dari-Mu. Malu rasanya diri ini... Rabb.

Saudara syurgaku,
Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mengajarkan doa agar diri senantiasa seimbang dalam meminta kelapangan dunia lagi akhirat :

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺩِﻳﻨِﻰَ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻫُﻮَ ﻋِﺼْﻤَﺔُ ﺃَﻣْﺮِﻯ ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎﻯَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺷِﻰ ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺁﺧِﺮَﺗِﻰ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺩِﻯ ﻭَﺍﺟْﻌَﻞِ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓً ﻟِﻰ ﻓِﻰ ﻛُﻞِّ ﺧَﻴْﺮٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻞِﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﺭَﺍﺣَﺔً ﻟِﻰ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺷَﺮٍّ

“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku untukku, yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan.” 
[HR. Muslim]

Life is about balance. The good and the bad. The highs and the lows. The dunya and the akhiraat.


#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah


Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ
DTI/77/22/10/2015
oaseodoj@gmail.com

0 komentar:

maul's articles