Allah, Aku Bosan Mengeluh

Allah, aku bosan mengeluh akan keadaanku ini. Keadaan yang Engkau ciptakan adalah untuk sebaik-baik makhluk. Kau beri aku kekurangan, tapi ketika ku Tanya kawan-kawan ternyata aku punya kelebihan. Maka, tak ada alasanku mengumbar kekurangan dan mencaci kelemahan.

Allah, aku bosan mengeluh akan bentuk fisikku. fisik yang engkau berikan padaku adalah sebaik-baik bentuk. Aku tak Engkau berikan bagian tubuh yang cacat. Aku pun masih dapat berfikir normal. Jika ku lihat di luar sana, masih banyak yang Engkau berikan ujian berupa bentuk fisik yang tak sempurna. Mereka mampu tersenyum, menjadikanku malu untuk mengeluh.

Allah, aku bosan mengeluh akan hidupku. Karena yang Engkau titipkan adalah yang aku butuhkan. Jika aku berkata bahwa ini kurang dan itu kurang, sebenarnya adalah nafsuku yang berkata.

Allah, aku bosan mengeluh tentang semua. Karena ketika aku mengeluh, maka akan terlontar perkataan-perkataan buruk yang aku tau bahwa perkataan sejatinya adalah doa. Maka jika aku mengeluh, sesungguhnya aku telah menciptakan boomerang untuk diriku sendiri.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku pahami, kasih sayangMu yang tak terhingga. PemberianMu yang mengalir deras bak aliran sungai. Aku malu jika aku mengeluh. Aku seolah menjadi makhluk yang tak pernah berterimakasih.

Allah, aku bosan mengeluh. Keluhan-keluhan yang ku lontarkan pada setiap orang yang ku temui akan menular menjadi keluhan-keluhan baru. Lalu, apa gunanya aku hidup ? Jika yang aku bisa tularkan bukanlah semangat tapi selalu keluhan.

Allah, aku bosan mengeluh. Memperlihatkankan segala resah dan gundah pada semua orang. Yang mungkin tidak semua akan memahaminya, karena yang ku tahu masing-masing dari mereka juga memiliki beragam masalah.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku sadari arti hadirMu. Bukan hanya suatu Dzat yang menciptakan alam semesta, tapi Engkau adalah sebaik-baik kawan yang selalu setia mendengar, memahami dan memberi solusi. Jadi, kepadaMu-lah sepantasnya semua keluhan terlontar.

Allah, aku bosan mengeluh tatkala Engkau berikan apa yang bukan menjadi inginku. Karena aku tahu, bahwa Engkau lebih tahu aku daripada diriku sendiri. Engkau berikan ini meskipun terlihat buruk bagiku, tapi sebenarnya ada sesuatu yang luar biasa jika ku pahami dan ku fikirkan.

Allah, aku bosan mengeluh. Karena tiap kali aku mengeluh, tanpa sadar aku telah mengejekMu secara tidak langsung. Mengejek ketidaksempurnaan ciptaanMu. Padahal Engkaulah sebaik-baik pencipta. Aku berharap Engkau tidak murka akan kelakukanku. Ampuni aku ya Rabb…

Allah, aku bosan mengeluh. Tanpa sadar aku menjadi hamba yang kufur. Bisa saja Engkau langsung binasakan aku, tapi Engkau Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Aku yang senantiasa membutuhkanMu bukan sebaliknya. Kau beri aku kesempatan untuk memohon ampun.

QS. Luqman : 12
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS. Luqman : 17
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

QS. Ibrahim : 8
Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS. Ar Rahman : 21
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?


(http://www.eramuslim.com/oase-iman/kiptiah-allah-aku-bosan-mengeluh.htm)

0 komentar:

Wahai Hatiku

Masih banyak hal yang membuat kita bisa tertawa
Buatlah hati yang sekeping itu bergembira…
lihatlah burung itu, terbang tanpa beban, bernyanyi diatas awan…
... Jika semut yang kecil itu Dia kasihi…
Apa lagi manusia… tidak mungkin Dia meninggalkan kita…

Itulah kehidupan, tidak selamanya berjalan mulus…
Sesekali dia akan kandas…
Namun kekandasan itu tidaklah menyebabkan kita berhenti melangkah…
Yakinlah…Dia sedang merancanakan yang terbaik buat hamba-Nya…
Senyumlah…karena tersenyum menyegarkan kehidupan…

Terkadang, apa yang sudah direncanakan tidak terwujud.
Sebaliknya, Apa yang tak direncanakan malah dia wujud.
Sikap terbaik dalam menghadapi hal ini adalah mengembalikan segala sesuatu.
Kepada Yang Maha Merencanakan, karena rencana-NYA adalah yang terbaik.
Laa tai-asu mirrauhillah (Jangan berputus asa dari rahmat Allah)

Permohonan itu tidak semestinya dikabulkan hari ini…
tapi boleh jadi hari esok atau lusa… atau mungkin dihari akhir nanti…
Bersabarlah… karena Dia Maha Penyayang…

Indahnya pelangi hanya sesaat…
Dia datang kemudian berlalu dan pergi…
Warnanya yang alami kini tinggal bayangan…
Apakah mungkin dia akan muncul untuk yang kedua kali…
Namun itulah karya Ilahi… yang menakjubkan dan menghibur hati…
itulah episode kehidupan…
adakalanya bertemu… adakalanya berpisah…
pertemuan selalu diiringi dengan tawa…
perpisahan selalu diakhiri dengan tangisan…
tatalah hati, untuk siap bertemu dan siap berpisah…
karena itu sudah merupakan rencana-Nya

Jangan bersedih! Karena Hari kemarin telah berlalu, hari esok masih misteri.
Hari ini adalah hari kita, mulailah menghirup udara pagi dengan berbaik sangka pada Ilahi.
dibalik keindahan ada ketenangan dan kedamaian, yang lebih berharga dari onggokan intan dan berlian… keindahan akan melembutkan hati dan memelihara perasaan… sobat, kita berusaha untuk tersenyum dalam melewati fase-fase kehidupan…

Kelembutan hati bagaikan air yang mengalir dari puncak gunung kehulu sungai…
Yang mampu melewati kerasnya bebatuan sungai…
Bersikaplah seperti air yang lemah lembut
Karena pada prinsipnya manusia menyenangi kelembutan…
Tidak semua perbuatan baik itu akan disenangi orang…
Akan ada orang yang menolak, menentang dan mencemooh…
Tugasmu hanya menyampaikan, bukan memutuskan…
Berlapang dadalah supaya kamu mendapat ketenangan…

Bergembiralah,
Karena tidak akan ada yang menggembirakan kita selain kita sendiri
Berdoalah kepada SANG PEMILIK HATI (ALLAH SWT) agar diselalu menjadikan hati yang satu ini senantiasa merasa tenang..


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150340738836268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)

0 komentar:

Dendam

Dendam nyaris selalu disertai sakit hati. Dan itu sering menjadi dasar untuk melakukan sebuah pembalasan. Saat orang lain melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, tiba-tiba saja kita merasa mendapatkan ijin khusus dari Tuhan untuk melakukan pembalasan. Bahkan, tidak jarang kita memberikan `bonus’ nya sekalian. Jika anda menampar saya perlahan, maka sebagai bonusnya, tamparan balasan dari saya bisa sangat keras sekali. Kalau perlu, hingga membuat anda pingsan. Jika hari ini saya belum bisa membalas anda, maka semuanya itu akan berubah menjadi utang yang wajib untuk dibayarkan kepada anda dimasa depan. Jika tangan saya sendiri tidak mampu melakukannya, maka saya mengutus orang lain untuk mewakili terlunasinya utang-utang itu. Berikut bunganya sekalian. Bukan begitukah kita mendefinisikan sebuah dendam?

Secara garis besar, ada tiga komponen yang menghidupi dendam, yaitu: perbuatan orang lain kepada kita, rasa sakit hati, dan pembalasan. Mari kita tahas, satu demi satu. Pertama, perbuatan orang lain kepada kita. Dalam banyak situasi, kita tidak bisa mengendalikan perbuatan orang lain. Kita sama sekali tidak memiliki hak untuk menyuruh atau melarang orang lain untuk melakukan atau menghindari sebuah perbuatan. Paling banter, anda hanya bisa menghimbau. Misalnya dengan mengatakan; “Maaf Mas, kalau mau merokok jangan diruangan ber-AC seperti ini dong….” Apakah orang itu akan berhenti, atau pindah ketempat terbuka, atau memasabodohkan perkataan anda; itu diluar kuasa anda.

Bahkan, sekalipun anda seorang atasan; anda hanya bisa mengatakan; “Optimalkan jam kerjamu.” Atau “Lakukan kegiatan ekstra untuk perusahaan.” Atau “Jangan terlambat masuk kerja.” Anda bisa melakukannya sebatas itu. Sekalipun anda melakukan semuanya itu atas kewenangan anda dan demi kebaikan organisasi dan diri mereka sendiri, tetapi dimata mereka anda tidak lebih dari seorang atasan yang bawel. Anda tak perlu heran. Sebab, anda sama sekali tidak bisa mengontrol tindakan atau perbuatan orang lain. Dengan kata lain; anda sama sekali tidak memiliki kuasa untuk mempengaruhi ‘will’ seseorang. Mengapa? Karena, ‘kehendak’ adalah hak setiap manusia. Dan seperti yang kita tahu; ada orang yang mampu mengarahkan kehendaknya kepada hal-hal postif dan produktif, dan ada pula yang sebaliknya.

Kedua, rasa sakit hati. Mungkin anda bisa mengatakan ‘sakit sekali hati ini’. Namun, bisakah anda menemukan dimanakah letaknya rasa sakit hati itu? Dibawa kerumahsakit pun tidak akan membantu anda menemukan letak rasa sakit itu. Mengapa? Karena sakit hati adanya diawang-awang. Yang bisa menjangkaunya hanyalah perasaan. Liver kita sehat walafiat. Tetapi, mengapa kita merasakan sakit begitu rupa? Karena kita membiarkan perasaan merengkuh rasa sakit itu. Dan membawanya masuk kedalam hati kita. Seandainya kita tidak mengijinkan perasaan menggapainya, maka kita tidak akan merasakannya.

Oleh karena itu, sakit hati sama sekali tidak berhubungan dengan tindakan orang lain; melainkan dengan diri kita sendiri. Jika kita tidak menginginkan rasa sakit hati itu, maka tindakan apapun yang dilakukan oleh orang lain tidak akan berhasil menjadikan kita sakit hati. Ada orang yang menghina anda sebegitu rupa; namun, anda tidak mengijinkan perasaan membawa sakit hati. Maka anda akan tenang- tenang saja. Ada orang yang menggosipkan tentang kekurangan- kekurangan anda. Dan tentu saja, gosip baru enak kalau ditambah dengan bumbu-bumbu, bukan? Sehingga, dilingkungan anda terbentuk opini yang sedemikian buruknya tentang anda. Anda sakit hati? Tidak, jika anda tidak mengijinkan sang perasaan melakukannya. Sekalipun tidak semua yang mereka katakan tentang anda itu benar. Artinya, ada bumbu tambahan yang dilebih-lebihkan. Jika anda benar-benar tidak seperti yang mereka katakan; maka itu tidak akan terlalu berpengaruh kepada baik atau buruknya diri anda. So what?

Ketiga, pembalasan. Anda boleh melakukan pembalasan dengan 3 syarat; kalau anda lebih kuat, kalau ingin membuat dendam baru, dan kalau anda kurang kerjaan. Kalau mereka lebih kuat dari anda, dan anda ngotot untuk melakukan pembalasan itu berarti anda bunuh diri. Jadi, melakukan pembalasan kepada pihak yang lebih kuat itu sama sekali bukanlah tindakan yang cerdas. Jika anda benar-benar cerdas, lebih baik lupakan saja itu yang namanya balas dendam. Buang jauh-jauh sifat dendam, dan anda akan hidup dengan tentram.

Mungkin anda bisa membalas dendam. Sehingga ketika dendam itu terbalaskan, hati anda sembuh dari sakit. Hey, harap diingat; pembalasan anda bisa menumbuhkan dendam lain dihati mereka. Kemudian mereka membalas lagi kepada anda, lalu anda kembali membalasnya. Maka jadilah dendam itu berputar-putar sampai tidak tahu kapan saatnya untuk berhenti. Sehingga, anak keturunan kita harus ikut menanggung dendam yang sama; meskipun mereka tidak tahu menahu apa penyebabnya. Maukah anda mengorbankan anak cucu untuk sebuah dendam yang anda buat dengan orang lain? Tidak. Baguslah itu. Jadi, mari kita lupakan dendam kesumat itu. Cukup sampai disitu saja.

Lagipula, anda bukanlah orang yang kekurangan pekerjaan. Ada seribu satu hal penting yang membutuhkan curahan perhatian kita. Dengan melakukan semuanya itu, hidup kita menjadi lebih berarti. Jika kita membuang-buang waktu, tenaga, dan perhatian hanya untuk mengurusi dendam; maka semua hal positif yang menanti kita untuk bertindak akan terbengkalai begitu rupa. Sehingga, hidup kita menjadi kurang bermakna. Jadi, bisakah kita mengatakan kepada diri kita sendiri bahwa; ‘kita tidak memiliki waktu untuk membalas dendam’. Oleh karena itu, setiap perbuatan buruk orang lain kepada kita, tidak perlu dibalas dengan perbuatan buruk yang sama. Dengan begitu, selain kita bisa menjadi manusia yang pemaaf; kita akan terbebas dari sesuatu yang kita sebut sebagai ‘sakit hati’ itu. Kita juga bisa melakukan banyak hal lain yang lebih berguna dalam hidup ini. Jadi, perlukan membawa-bawa dendam ini disepanjang hidup kita?


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150413683771268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)


0 komentar:

Rapuh

Rindu bertemu Tuhanku. Saat aku lemah dan rapuh dua hari belakangan ini. Karena angin, ya… Karena aku selalu bermotor-motoran kemanapun pergi. Bila dalam keadaan lemah seperti ini, hanya merenung yang sanggup aku lakukan. Terbayang-bayang dosa dipelupuk mata. Bahkan hingga menitikkan air mata karena takut jika rasa sakit dapat merenggut nyawaku seketika. Namun, Allah masih menyayangiku. Diberi-Nya kesempatan padaku untuk memohon ampun dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi ke depannya.

Dan puncaknya, aku sulit beraktivitas. Bahkan aku menjadi bintang yang sulit berpijar menerangi orang-orang di sekelilingku.

Semua mengantarkanku pada relung hati yang terdalam, yang penuh dengan lukisan Maha Karya dahsyat. Terbayang sudah kehadiran-Mu di dekatku, di sisi yang belum pernah aku kunjungi sama sekali, padahal akulah pemilik diri ini, tak paham bahwa Allah-lah pemilik aku –yang memiliki diri ini-.

Betapa rapuhnya aku… Baru diuji dengan sakit seperti ini, sudah membuatku lumpuh beraktivitas dan merasa lemah tak berdaya. Rabb.. apa yang salah dengan diri ini?

Tuhan, jika aku berdosa dan bermaksiat..
Wahai Sang Maha Pemurah,
Berikan aku cambuk yang tak menyakitiku,
Biarkan aku terluka atAs penyesalan..
Asal cinta-Mu tetap mengalir di pembuluh darahku.

Tak tertahankan lagi, bulir air mata ini kembali jatuh membasahi pipiku.. sekelebat bayangan, terbayang semua hamparan dosa yang tak bertepi. Tuhan.. aku penuhi penggilanmu tatkala mata yang lain tengah terpejam, ketika yang lain terbuai dalam sebuah cengkeraman mimpi.

Ku sapa Kau kembali... Dan Kau tersenyum padaku, sambil berbisik “Duhai hamba-Ku, Aku senantiasa berada di sisimu, namun kau tak pernah merasakan kehadiran-Ku di dekatmu. Ketahuilah.. aku tersenyum bangga, aku menunggu air mata yang selama ini kau simpan untuk kepentingan makhluk-Ku. Dan Ku lihat, air mata itu kini deras mengalir... membasahi peluh jiwamu yang tengah dirundung gelisah. Biarkan ia mengalir, duhai hamba-Ku.. sebagai bukti, bahwa kecintaanmu pada-Ku tak pernah luntur. Yang ada, kau hanya perlu diberi sedikit sentuhan oleh-Ku.. dan bukankah kau senang ketika Aku menegurmu? Bukankah kau senang, tatkala Aku bisa membuatmu beruraian air mata? Ini yang Ku tunggu selama ini, kau sibuk dengan urusan duniamu.. sementara kau selipkan namaku dalam setiap aktivitasmu yang tak ber-ruh sama sekali. Sadarlah wahai hamba-Ku.. Aku selalu disini bersamamu, dan Aku terus menanti kau menyebut asma-Ku dalam sujud-sujud ibadahmu.”

Semakin deras peluh dan air mata ini menyatu dalam keheningan malam. Teguran-Nya begitu menghangatkan qolbuku yang tengah dirundung kesedihan karena rasa sakit yang aku alami. Aku terus menerus berkomunikasi dengan Tuhanku.. dan aku memahami kini, apa yang menyebabkan perjumpaan dengan Allah terasa tak berkesan.

Rabb,

Dalam keheningan malam

Ku menyapa-Mu dalam doa

Agar kegelisahan ini lenyap

Biar smua yang terpendam tercurah nyata

Dan kini ku tersenyum puas

Bahwa Kau masih ada disini untukku

Untuk menemani hari-hariku.

Ku ingat kembali senandung Abu Sulaiman Al-Darani, “Dalam beberapa kitab suci aku membaca firman Allah Swt: ‘Demi mata-Ku, tidaklah mereka menderita karena-Ku dan tidak pula merasa berat mencari Ridho-Ku. Bagaimana mungkin begitu? Mereka telah berada di samping-Ku dan senang dalam taman abadi-Ku. Gembirakanlah mereka yang tekun beramal karena melihat Kekasih yang MahaDekat! Akankah Aku menyia-nyiakan amal mereka? Bagaimana mungkin begitu, sementara Aku berbuat baik pada hamba serta menerima tobat dan mengasihi kaum berdosa.’”

Rapuh… dan ku coba untuk tak mengeluh.

Ya. Dan ku susun kembali puzzle hidupku yang hampir menjadi serpihan. Karena Dia yang telah membantuku menemukan kepingan puzzle yang hilang. Dan kepingan itu telah kembali.. memenuhi jiwaku yang telah menemukan arti kesertaan Tuhan dalam setiap alur perjalanan hidupku. Alhamdulillah...


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150419961281268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)


0 komentar:

Sabar

Manusia hidup dalam dunia ini tentu tak pernah luput dari masalah, masalah dan masalah, sekecil apapun itu tetaplah masalah. Sejak kita lahir kemuka bumi ini sampai ajal menjemput kita, selama itu juga lah masalah selalu mengintai dan menghadang kita.

Terkadang kita tidak selalu mendapat apa yang kita inginkan, dan
Terkadang kehidupan ini tak selalu berjalan sesusai dengan kemauan dan kehendak kita, ada kalanya masalah datang dalam hidup kita. Yaa..itulah namanya kehidupan, tidak pernah bisa kita duga kemana arahnya.

Apabila ketika suatu masalah datang kedalam hidup kita, ketika suatu masalah menimpa kita, trus apa yang bisa kita lakukan ??, tapi jangan pernah berusaha untuk menghindari apalagi berlari dari masalah itu, karena itu bukan jalan keluarnya. Jalan terbaiknya adalah dengan menyelesaikan masalah itu sendiri dan bersabarlah.
Iya..hanya bersabar yang dapat menenangkan hati yang gundah dan pikiran yang kacau.

Jangan sampai masalah itu membuat kita menjadi lupa segalanya, jangan sampai masalah mengacaukan otak sehat kita. Kita cenderung mengatakan kalau kita lagi ditimpa masalah maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah. Tidakkah kita sadar bahwa sebenarnya Allah telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita, dengan memberikan peringatan kepada kita dengan masalah tersebut. Begitu besarnya kasih sayang Allah kepada kita, hamba-hambaNya. Pastilah ada suatu hikmah yang bisa kita petik dan menjadi pelajaran bagi kita dibalik setiap masalah.

Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.
Ingatlah bahwa Allah tidak pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambanya, jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan bila ditimpa sebuah masalah besar, karena bagi Allah kita mampu menyelesaikannya. Bukankah kita hebat dimata-Nya. Subhanallah..

Memang mengucapkan lebih mudah daripada berbuat, begitu juga dengan saya pribadi, namun bersabarlah namun bila belum mampu belajarlah untuk bersabar walaupun berat, karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Allah.

Tiada masalah yang selesai tanpa bantuanNya, jadi mintalah bantuan Allah, memohonlah pertolonganNya, karena tiada daya upaya selain dengan pertolongan Allah. Supaya hati kita bisa tenang dan lebih ikhlas menghadapi setiap masalah yang ada.

Jadi Bersabarlah..


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150433807966268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)

0 komentar:

Biarkan Aku yang Mengundurkan Diri

Kisah ini kembali ku urai bersama kenangan-kenangan yang pernah terlukiskan dalam memori jiwa… Saat semuanya terasa menyesakkan dada, ketika semuanya tak bisa lagi terlukiskan lewat kata-kata.
Aku hanya bisa terpaku meratapi… Secebis rasa yang mesti ku akhiri. Penuh luka dan bersimbah air mata, namun tetap harus dijalani. Meski aku tak pernah meminta ini untuk terjadi.
Percikan iman membuatku begitu yakin atas keputusan ini.. mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Untuk perjalanan yang telah kita lalui berdua, tanpa adanya Ridho Ilahi.

Kau hadir mengisi kehidupanku. Kau ketuk pintu hatiku, yang membuatku enggan berpaling dan menjauh darimu. Kau hadirkan bunga-bunga asmara antara kita. Hingga sampai saat dimana ku tersadar, entah jalan apa yang sedang kulalui ini. Tanpa petunjuk mana yang benar dan mana yang salah.. karena semua masih nampak abu-abu, belum jelas ujung dari semua ini.

Ku katakan aku telah siap! Mengarungi hidup bersamamu. Pun ku yakin kau siap dengan semua yang terjadi pada kita. Apalagi yang membuatku tak yakin, bahwa kau adalah yang terbaik bagiku? Sementara semuanya begitu indah di jalani bersama, meski masih ilegal.
Kau selalu memberikan harapan serta angan yang entah berujung pada akhir yang bahagia atau sebaliknya, berakhir pada duka nestapa karena telah tersia-sia waktu yang kita lewati bersama.

Ayolah.. apalagi yang membuat kau bungkam. Kau tak pernah sedikitpun mengucap untuk segera menikahiku.. Padahal sikapmu begitu yakin bahwa akulah yang terbaik untukmu. Tapi mengapa sampai saat ini, kau belum juga mendatangi orang tuaku, sementara jauh sebelumnya kau telah mengetuk pintu rumah hatiku, meminta izin masuk namun hanya berani sampai beranda rumah hatiku. Kenapa keberanianmu belum ada?
Tutur katamu manis.. Tapi tak semanis janji-janji yang kau janjikan padaku! Tak terasa, detik demi detik kita jalani bersama, tanpa ada kepastian yang jelas, apa maumu sebenarnya?
Sampai pada kesimpulan.. Belum ada keberanian untuk melangkah. Dengan berbagai alasan yang menjadi pertimbangan, seolah berat sekali ketika kau akan menikahiku padahal terasa enteng jika kita lewati semua ini dalam ketidakhalalan.

Astaghfirullah!
Ku putuskan, setelah aku tersadar dan terbangun dalam impianku selama ini.. Hanya ada dua pilihan yang meski ini berat namun harus segera ku ambil langkah, sebab menunggu keputusan darimu tak membuatku bersabar dan akan semakin menjerumuskanku dalam genangan-genangan dosa tak berujung. Ya..!! Benar. Entah mungkin akan berakhir atau akan di akhiri, itulah yang sedang ku mintakan petunjuk pada-Nya.
Maafkan...
Karena aku belum bisa memberi seperti apa yang telah engkau beri padaku. Bukan soal cinta, bukan soal rasa. Sebab bagiku kedua hal itu telah menjadi momok dalam pikiranku. Aku tak boleh mudah terpancing dengan dua hal tersebut karena justru itu akan membuatku semakin jatuh dan terpuruk seperti dahulu.
Jangan pernah kau katakan cinta padaku, sebelum kau berani menghadap kedua orang tuaku. Ahh, sudah lelah dengan kata 'Berani'. Memang tidak seharusnya aku mengatakan hal itu kepadamu... Siapalah aku ini sehingga bisa membuatmu berani untuk menikahiku?

Sekarang bahkan rasa itu kian menipis. Mungkin karena sudah bosan aku memiliki rasa terhadapmu. Kau katakan aku tidak bersabar? Bisa saja. Aku memang tidak sesabar dirimu, yang entah dengan alasan apa kau mampu bersabar menantiku. Padahal jauh lama sudah, pintu hatiku telah terbuka untukmu.
Maaf. Aku ingin tetap menjaga hatiku, sedikitpun tak ingin terkotori oleh sebuah rasa ini. Ya, ternyata lagi-lagi aku berhadapan dengan yang namanya sebuah perasaan. Entah bagaimana aku mampu menghadapinya. Entah cara apa lagi yang akan ku lakukan. Semua ku pasrahkan...

Segala yang hadir bagai setitis air mata seulas senyuman. Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai segumpal mega diatas pergunungan. Suka dan duka, bagai sebuah perjalanan... Dan bermuara pada kebahagiaan. Menuju pada keindahan dan kecintaan Tuhan saja...
Atas nama cinta dan demi menjaga keutuhan cinta kita kelak, bila takdir bersama..... Allah kan persatukan...
Biarkan aku yang mengundurkan diri.

Dari kehidupanmu, kini..

Dan tolong, jangan ganggu aku lagi.


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150432210951268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)

0 komentar:

Merenungi Langkah Hidup

Ketika aku lahir, aku belum bisa merangkak apalagi untuk berjalan…
hanya bisa menangis, makan, minum dan tertidur lelap.
ketika ku lapar aku menangis, Saat tidak nyaman aku menangis,
semua mendapatkan perhatian dari orang-orang yang mencintaiku .

Ketika ku mulai merangkak, aku tahu aku ingin bergerak,
aku ingin pergi kemanapun aku mau,
tetapi semua masih terbatas, dan tidak ada keleluasaan untuk bergerak.
hanya tangisan dan gerak tubuh yang menjadi isyarat komunikasiku.

Saat aku belajar berdiri dengan kedua kakiku,
ternyata kakiku masih belum begitu kuat menyangga berat badanku,
belum ada keseimbangan untuk berdiri dengan baik dan benar,
tetapi aku terus mencoba berdiri dengan kedua kakiku.

Saat aku mulai belajar melangkah, aku ingin berjalan,
terus melangkah walau langkah kaki ini sangat lemah untuk melangkah
masih belum mampu mengendalikan langkah kaki ini.
tabrak sana tabrak sini, jatuh bangun hanya untuk sebuah langkah kecil.

Saat aku sudah mulai mantap berjalan, rasanya ingin cepat-cepat berlari,
lari dan terus berlari, walau aku kesulitan untuk mengerem diri ini,
kadang aku terjatuh dan terus kembali berlari,
aku tidak tahu untuk apa aku berlari… dan terus berlari.

Saat aku sudah bisa menguasai diri,
berjalan dengan langkah mantap, berlari dengan kendali,
kini aku ingin belajar naik sepeda, jatuh bangun dan terluka karena sepeda.
roda berputar aku terus mengayuh sepedaku tanpa hambatan…

Saat telah bisa naik sepeda, aku belajar mengendarai motor,
bisa naik motor dan mulai ngebut di jalan raya,
melesat melawan angin dan merasakan getaran jiwa muda
tantangan demi tantangan hidup, ku rasakan dan dilewati begitu saja.

Kini mobil pun menjadi tantangan baru bagiku,
kendaraan untuk melesat di jalan bebas hambatan,
membawaku kemanapun aku ingin pergi, tanpa takut panas dan hujan,
melesat dalam kecepatan yang akan mengantarkan pada tujuan.

Kaki melangkah Roda melaju, semua demi mencapai tujuan.
Tetapi sudahkah kita mengerti kemana arah tujuan hidup ini?
langkah kaki sejak kecil hingga besar, tahukah kemana akan melangkah?
ribuan kilo ditempuh dengan kendaraan, tahukah kemana perjalanan hidup akan ditempuh?

Langkah setiap orang berbeda, demikian juga dengan perjalanan hidup ini.
Tiada jalan yang mudah di lewati tanpa hambatan,
Ibarat perjalanan harus naik turun gunung, melewati jembatan,
mengatasi jalan yg berlobang,jalan ramai hingga jalan yang sepi.

Terkadang kita berjalan sendiri, kadang bersama-sama melangkah.
Terkadang bergandeng tangan melangkah dengan teman dan sahabat,
atau terkadang harus berjalan bersama dengan orang yang tidak kita sukai.
walau disetiap persimpangan, pasti akan terjadi perpisahan atau pertemuan kembali.

Walau pernah kita salah melangkah, tetapi selalu ada jalan untuk kembali,
Setiap jalan telah kau lalui, dan harus meninggalkan jejak langkah.
Tidak perlu menyusuri kembali jejak langkah yang lalu karena semua telah berlalu,
tataplah ke depan dengan langkah baru yang mantap untuk melangkah.

Kemanapun langkah dan tujuan hidupmu,
Semua pasti memiliki strategi dan rencananya sendiri,
Semua pasti punya tujuan hidupnya sendiri.
Semoga kebahagiaan selalu menyertai perjalanannya.

Tujuan akhir dari kehidupan adalah pencapaian Kebahagiaan yang hakiki,
Walau masihkah ada pencapaian kebahagiaan yang hakiki,
Suka dan duka pasti selalu bersama sebagai satu paket hidup ini.
Sampai pada lenyapnya Duka maka Kebahagiaan Sejati menjadi milikmu.

Buka pintu hatimu, melihat dengan mata hatimu
Ikutilah Langkah kakimu dengan mengikuti suara hatimu
Jangan menyesali yang telah berlalu,
melangkah dengan pasti untuk masa depan yang lebih ceria..


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150438108246268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)

0 komentar:

Suara Hati Seorang Ibu

Sahabat, ini adalah petikan suara hati seorang umi. Umi adalah nama lain dari ibu. Taukah sahabat? mungkin suara hati ini tidak cuman suara hati perseorangan, namun mungkin ini juga merupakan suara hati ibu kita. Ibu dari ibu-ibu yang ada di permukaan bumi ini. Selamat menyimak..

Anakku yang ku kasihi…
Tanpa disadari oleh kita masa berlalu terlalu cepat dan kau yang ketika dulu masih kecil, manja dalam pelukan umi, kini telah menjadi gadis remaja dan telah mula belajar arti kehidupan. Zaman yang kau lalui dan alami kini adalah zaman yang penuh pancaroba, penuh dugaan dan cobaan. Cobaan yang sering mengganggu iman dan hatimu, perasaan dan nafsumu, kewibawaan dan tugas-tugasmu. Ketika inilah kau, kau ingin merasakan semua keadaan, semua kenikmatan hidup. Kau ingin menjadi manusia yang dipuja dan disanjung banyak orang.Kau ingin disayangi dan menyayangi.

Anakku sayang,
Jika tiada iman, niscaya lunturlah segala kekuatan, hancurlah segala kebaikan. Oleh itu, umi berpesan agar engkau berhati-hati dalam berfikir dan bertindak, batasilah kehendakmu dengan rasa takut pada Allah karena tidak ada orang yang tidak dicatat amal dosanya, tidak ada orang yang dikecualikan, termasuk kau. Pernah seorang soleh berkata,”seorang remaja jika dapat melalui cobaan hidupnya dengan baik, tenang dan penuh kebaikan, mampu menolak kehendak-kehendak nafsu, maka percayalah dia manusia yang paling sukses selama hidupnya. Manakala seorang pemuda yang gagal menggunakan masa remajanya untuk mencari kebaikan, rugilah ia dan celakalah hidupnya esok dan yang akan datang”.

Wahai anakku sayang..
Seringkali umi menangis, melihat perubahan pada dirimu. Dulu, kau tidak begini. Engkau seorang yang taat pada perintah ibu, yang malu bila auratmu terbuka, walaupun tertiup angin. Kau amat teliti dan hati-hati dalam menjaga sholat-sholatmu dan kau suka bila umi ceritakan tentang ketokohan wanita-wanita dahulu. Anakku sayang.. ibu tanam satu harapan padamu, kiranya bila kau besar nanti, kau akan menjadi orang solehah.


Wahai Anakku…
Wanita itu dijadikan Allah dengan dipenuhi keindahan, unik dan menakjubkan. Pandai-pandailah kau hargai nikmat yang telah diberikan itu. Jikapun kau cantik, jangan biarkan kau dikuasai rasa takjub, bangga atas keindahan wajahmu. Masih banyak orang yang mempunyai kelebihan diatas mu. Jangan kau permainkan perasaan lelaki atas kejelitaan wajahmu. Jagalah, syukurilah dan takutlah kepada Allah atas balasan azab yang dijanjikan untuk mereka yang berdosa. Jagalah auratmu sentiasa terutama apabila berurusan dengan lelaki. Tanamkan rasa malu di hatimu. Tanamkan sifat sombong dan penakut pada lelaki yang bukan muhrimmu. Biarlah kau dipandang mata tidak secantik bunga lily yang bangun bagai pelangi di cakrawala asalkan kau dapat pertahankan sebutan sebagai wanita solehah di sisi Allah. Dan tentunya kau dipandang paling cantik di sampingNya.

Anakku sayang…
Saat kau berpakaian, maka sebenarnya untuk menutup kulitmu, untuk melindungi bentuk badanmu daripada pandangan lelaki jalanan. Oleh itu, pakaianmu hendaklah longgar, tidak tipis dan satu lagi anakku, pakaian mu itu tidak menyerupai pakaian wanita-wanita yang dihatinya tidak ada rasa takut akan adzab Allah. Perhatikan hadith ini…”Sesungguhnya antara penduduk neraka ialah wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang(pakaiannya tidak berfungsi sebagai alat untuk menutup aurat), perempuan-perempuan yang condong kepada maksiat dan berusaha menarik orang lain melakukan maksiat. Mereka ini tidak mungkin akan masuk surga selama-lamanya dan tak akan dapat mencium baunya selama-lamanya. Jangan kau merasa dirimu terlalu gagah hingga kau sanggup melanggar hukum-hukum Allah dengan sengaja. Apatah lagi jika melanggar peraturannya dengan rasa bangga dan sombong, ingkarmu terhadap hukum-hukum itu, samalah maknanya kau melawan Tuhanmu, sedangkan kau cuma seorang hamba dan Allah itu Tuhanmu, Maha Memiliki segala isi langit dan bumi.

Wahai Anakku Sayang…
Sabarlah dalam melaksana perintah-perintah Allah biarpun kau merasakan beratnya. Setiap petunjuk Allah itu tak ada yang sia-sia. Sesungguhnya Allah tak pernah memberati hambaNya apalagi menzaliminya. Sabar yang kau lakukan niscaya dilihat Allah, dan Dia pastinya akan mengurniakan buatmu ganjaran pahala yang besar. Tanamkan rasa kasih pada Allah wahai anakku. Bila kau menyayangi seseorang, tentunya segala perintahnya akan kau turuti tanpa bantahan. Begitulah dengan perintah Allah, turutilah wahai anakku, ikutilah tanpa protes. Moga kau dikurniakan kekuatan untuk mengikut langka-langkah yang diredhai Allah. Itulah doa dan harapan umi wa abi...

Dari seorang ibu yang sangat mencintai anaknya


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150439902756268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=3)

0 komentar:

Surat Cinta

Pangeranku..
Bagaimana kabarmu hari ini??
Mudah-mudahan kau baik-baik saja..
Akupun disini Alhamdulillah baik-baik saja

Pangeranku,
entah kenapa hati ini tidak sabar menunggu saat itu
Saat dimana Allah mempertemukan kita
Saat Dimana kebahagiaan itu akan menyatukan kita
Saat dimana kita berjuang bersama dalam gerakan dakwah ini
Membangun generasi-generasi yang shaleh dan shalehah
Yang siap membangkitkan islam kembali ke masa kejayaannya

Pangeranku,
Sebenarnya aku sangat malu
Malu bila diri ini tidak sebanding denganmu
Malu bila diri ini tidak bisa mengimbangi keshalehanmu
Tidak bisa menjadi pendamping yang seperti yang kau impikan dari dulu
Aku malu pangeranku..
Tapi aku berjanji
Aku akan berusaha memperbaiki diri
Aku harus bisa menjaga diri
Agar kelak nanti
Aku bisa menjadi seseorang yang bisa kau banggakan
Seseorang yang bisa membuatmu bahagia dan senang
Seseorang yang sesuai dengan yang kau impikan

Pangeranku,,
Akan aku jaga hati ini untuk tetap suci
Agar kelak hanya namamu saja lah yang pernah singgah di hatiku
Tidak akan aku buai hati ini dengan nama orang lain
Tidak akan aku biarkan namamu menjadi nama ke 100 yang singgah di hati ini
Aku akan berusaha untuk tetap mensucikan hati ini dari orang-orang yang belum halal bagiku

Pangeranku,,
Aku akan menjaga pandangan ini
Aku berjanji akan menundukkan pandanganku mulai saat ini
Agar hanya kamulah yang akan aku pandang dengan segenap jiwaku
Agar hanya dirimulah yang akan aku pandang dengan cinta yang menggebu
Tidak akan aku biarkan laki-laki lain menikmati pandanganku ini
Karena hanya kau yang berhak pangeranku
Aku tidak mau pandangan cintaku ini menjadi tidak berarti di matamu
Karena telah sering aku berikan pada orang lain

Pangeranku,,
Aku berjanji, hanya kaulah yang akan melihat mahkotaku
Mahkota yang senantiasa aku jaga dan aku tutup dengan jilbabku
Aku tidak mau mahkota ini dilihat orang lain
Mahkota yang senantiasa aku rawat agar menjadi indah kelak dimatamu

Aku janji pangeranku
Aku tidak akan membiarkan orang lain menikmatinya
Aku ingin kau bangga padaku karena aku bisa menjaganya untukmu
Aku tidak peduli kalau terkadang rasa panas ini menggangguku
Karena aku yakin, rasa cintaku padamu dan rasa cintaku pada Yang Maha Pencipta
Akan mengalahkan semua itu
Karena kebahagiaanmu dan keRidhoan Allah lebih berarti bagiku

Pangeranku,,
Mulai saat ini aku juga berjanji padamu
Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuh tubuhku
Aku sadar, bahwa diriku ini terlalu mahal untuk di obral
Aku sadar, diri ini terlalu mulia untuk disentuh oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
Aku akan menjaga tubuhku ini agar berharga di matamu
Agar hanya dirimulah yang kelak akan menyentuhnya
Aku menyadari, kau pasti akan sedih
Kalau tubuhku ini sudah banyak dinikmati orang lain

Tapi jangan khawatir pangeranku
Aku senantisanya menjaganya dari dulu
Karena semua ini hanya akan kuberikan padamu

Pangeranku,,
Aku janji akan banyak belajar
Belajar untuk lebih shalehah, lebih taat dan lebih pintar
Belajar menjadi wanita yang terhormat dan terjaga kesuciannya
Aku nggak mau kamu kecewa kelak ketika melihatku
Aku akan memperbaiki akhlakku agar kelak seimbang dengan keshalehanmu
Aku akan perbanyak amalku
Aku tidak mau kelak berpisah denganmu di akhirat
Karena amalku yang sedikit, tidak seimbang dengan amalanmu yang berlimpah
Aku ingin menikmati setiap malam-malam yang mulia itu bersamamu
Bersamamu menemui Allah Yang Maha Pencipta
Bersyukur atas nikmat yang tidak pernah berhenti dilimpahkanNya pada kita
Percayalah Pangeranku,,
Aku akan mempelajari semuanya..
Karena aku yakin,,
Bila aku ingin memiliki pangeran yang sehebat dan seshaleh dirimu
Aku pun harus menjadi orang seperti itu

Karena Allah telah berjanji
Bahwa Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik
Tunggulah aku Pangeranku
Aku yakin bisa mengimbangimu
Tunggu aku pangeranku
Aku akan membantumu dalam perjuangan ini
Perjuangan seorang mukmin sejati
Karena aku pun memerlukan bantuanmu untuk mendampingiku
Kita akan berjuang bersama pangeranku
Karena di jalan inilah kita dipersatukan

Untukmu Pangeranku :-)


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150451415096268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=1&ref=nf)


0 komentar:

Perfect

Sebuah kata yang cukup menarik untuk diharapkan pada setiap manusia. Siapa sih yang tidak ingin sempurna? Dari ujung kepala hingga mata kaki, semuanya ingin terlihat sempurna, perfect. Tetapi kita sering lupa untuk memahami bahwa semakin kita menginginkan kesempurnaan, maka akan semakin jelas bentuk ketidaksempurnaan itu. Semakin kita menginginkan sebuah kecantikan fisik, maka semakin jelas kita akan melihat betapa buruknya diri kita. Semakin kita menginginkan sesuatu yang lebih sempurna dari setiap sudut, maka kita akan semakin menyadari bahwa kita akan selalu merasa kurang dan kurang.

Begitulah...karakter dasar manusia tidak akan pernah puas dengan satu hal, pasti selalu kurang dan kurang. Coba kita lihat Seberapa banyak diantara kita yang melihat setiap jengkal episode kehidupan ini tentang kesempurnaan. Maka kita pun akan selalu merasa tidak puas. Dan coba kita lihat seberapa banyak diantara kita yang melihat lebih jauh lagi mengenai kesempurnaan, kita akan menyadari bahwa memang didunia ini tidak ada yang sempurna.

Wajar, jika dalam kehidupan ini ada sebagian orang yang selalu mencoba perfect, semua harus bernilai 100. Kemudian lupa bahwa dalam batas kemampuan tidak semuanya bernilai 100. Dan lebih berbahaya lagi ketika beranggapan bahwa nilai dibawah 100 sesuatu yang tidak berharga bahkan tidak memiliki nilai. Inilah salah satu indikasi mengapa banyak orang yang serakah terhadap dunia. Sifat ambisius yang tidak terkontrol dalam memahami sebuah kesempurnaan.

Tetapi...pada sebagian yang lain, melihat sesuatu yang berbeda tentang kesempurnaan. Menyadari bahwa manusia itu bukanlah tempat yang sempurna, manusia merupakan sebuah tempat kesalahan dan kekhilafan yang akan menjadikannya berhati-hati dan waspada terhadap perbuatan dosa, menjadikan manusia untuk mengerti bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup dan membutuhkan sebuah perjuangan untuk tetap bertahan dari segala hal yang menjadikannya semakin tidak sempurna, dan yang lebih penting adalah memahami dan meyakini bahwa ada dzat yang sangat lebih kesempurnaanya dibanding manusia. Dialah Allah SWT, yang menciptakan manusia dan seluruh alam seisinya.

Lihatlah, banyak diantara kita yang mencoba untuk menandingi bentuk kesempurnaanNya, banyak yang mencoba menyombongkan diri untuk menciptakan terobosan baru ini dan itu seperti layaknya Fir’aun. Namun, apa yang Fir’aun dapatkan? Kecelakaan baginya sendiri atas kesombongannya tentang sebuah kesempurnaan.

Semoga, kita tidak terjebak dalam kata “sempurna”, biarlah hati kita yang merasakan sebuah kesempurnaan. Karena ia milik dzat yang Tak Tampak dalam kasat mata, tetapi Ia hidup dalam hati yang hidup. Ia ada dalam bentuk yang lain tentang kesempurnaan..


(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150457848066268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=1&ref=nf)

0 komentar: