Kita, Teknologi, dan Aib Orang Lain

Kita hidup pada zaman dimana aib dan dosa orang lain beredar dengan cepat dan mudah. Tugas teknologi mempermudah penyebarannya, tapi tahukah dimana peranmu?

Peranmu adalah di saat aib saudaramu sampai ke telingamu, biarkan ia berhenti padamu. Dengan begitu, kamu menutup aib saudaramu. Itu kebaikan yang sangat agung namun sering diabaikan.

Dan, "Siapa yang menutup rapat aib saudara muslimnya, Allah akan menutup rapat aibnya di dunia dan akhirat." (Hadits)

Dulu, ada seorang alim yang didatangi oleh seorang wanita kepadanya untuk suatu keperluan.
Tanpa disengaja, wanita itu mengeluarkan kentut dengan sedikit keras dihadapannya, maka wanita itupun menjadi salah tingkah, tetapi lelaki alim ini sangat bijaksana, ia adalah orang yang baik, ia mengerti bagaimana perasaan wanita yang sangat malu dengan suara kentutnya, jadi ia pura- pura tidak mendengar kentut wanita itu.

Saat wanita itu bertanya, ia berkata : “Tolong keraskan suaramu, karena aku tidak bagus pendengaranku, aku tidak mendengar apa yang kamu bicarakan.”

Alim ini berpura-pura tuli agar wanita itu menyangka bahwa kentutnya tidak ia dengar. Dia nenutup aib wanita yang membuat dirinya malu itu. Wanita itu pun mengulangi ucapannya dengan agak keras dan beliau pun menjawabnya dengan suara yang agak keras pula.

Setelah urusan mereka beres, wanita itu pulang dengan gembira dan ia tidak malu lagi dengan suara kentutnya karena ia sudah pastikan bahwa sang alim tidak mendengarnya. Dalam hati sang alim, bagaimana jikan nanti wanita itu tahu ia hanya pura-pura?

Akhirnya, semenjak peristiwa itu, sampai 15 tahun selama wanita itu masih hidup, lelaki bijaksana itu selalu berpura-pura tuli kepada semua orang, padahal pendengarannya masih normal layaknya orang lain.

Subhanallah, betapa perjuangan yang besar hanya untuk menjaga nama baik dan perasaan wanita itu.

Setelah wanita itu meninggal dunia, ia pun tidak lagi berpura-pura tuli, jika ditanya orang lain, dia dapat menjawabnya dengan mudah, tapi ia jadi terbiasa selalu mengatakan, "Berbicaralah yg keras!”

Kata-kata itu sudah menjadi kebiasaannya, karena 15 tahun selalu ia ucapkan kepada siapa saja yang menjadi lawan bicaranya. Semenjak peristiwa itu, maka sang alim yang bernama Hatim ini diberi gelar AL ASHAM yang artinya si tuli. Hatim Al Alsham berarti Hatim yg tuli, padahal ia sehat dan pendengarannya sangat baik.

Di saat kita mencari-cari kesempatan membuka aib dan meruntuhkan kehormatan orang lain, ingatlah Hati Al Asham. Semoga bermanfaat.

Akhukum fillah..

Kitab Tanbihul Ghafilin
ABU Laits Tsamarkandi

Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia

0 komentar:

Kata Mutiara

Dari jaman SMP suka banget ngumpulin quotes gitu, sampe bikin semacam kliping di binder. Ditulis, dipotong, ditempelin, dibingkai.. (niat banget). Kalo sekarang tinggal copy paste doang, beberapa ada yang udah diposting disini.

Nah yang ini salah satunya.. dari kakak tingkat SMA, ceritanya lagi kangen :')

Meskipun jauh, kita masih memandang langit yang sama. Lebih tepatnya, hati kita tertaut oleh tujuan yang sama, insya Allah..

#MULU

0 komentar:

Jangan Menghindar

Jangan menghindar sepertinya cocok untuk motivasi terutama ketika kita dihadapkan kepada sesuatu yang memang tidak untuk ditunda dan harus dihadapi. Contohnya masalah (ujian), amanah..

Jika kita menghindari masalah, kemungkinan ujian kita tidak terlampaui dan tinggal kelas.

Jika kita menghindari amanah, mau tidak mau perasaan tidak nyaman selalu membayangi, dimanapun dan kapanpun. Amanah itu sesuatu yang tidak bisa ditolak ataupun diminta. Akan selalu melekat selama itu belum dicabut.

Bisikan-bisikan setan selalu membuat keikhlasan kita dipertanyakan, dan akhirnya muncul alasan-alasan yang sebenarnya bukan sesuatu yang begitu penting.

Begitulah iblis, setan.. amat sulit menggenggam bara api, tapi mereka dengan mudahnya menggelincirkan amal dan niatan yang sudah lama diperjuangkan.

Hakekat hidup ini begitu luas, orang menginterpretasikannya dengan berbagai macam hal. Tapi apapun amalan itu harus berpegang pada 3 hal; ada contoh (sunnah), ada perintah, dan ikhlas.

Ini hidup yang kita pilih, bertanggung jawablah dengan segala konsekuensinya. Bukan hanya ilmu, tapi juga ketaatan. Ketaatan pada apa yang kita imani..

#muhasabah

0 komentar:

I'm an Actor, Not a Reactor


Dua orang ibu memasuki toko pakaian dan membeli baju seragam anaknya. Ternyata pemilik toko lagi bad mood sehingga tdk melayani dgn baik, malah terkesan buruk, tdk sopan dan mukanya cemberut. Ibu pertama jelas jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, ibu kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjualnya. Ibu pertama bertanya, “Mengapa Ibu bersikap demikian sopan pd penjual yg menyebalkan itu?” Lantas dijawab, “Mengapa saya harus mengizinkan dia menentukan cara saya dlm bertindak? Kitalah sang penentu atas hidup kita, bukan org lain!” “Tapi ia melayani dg buruk sekali,” bantah Ibu pertama. “Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dgn buruk, dll, toh tdk ada kaitannya dgn kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur & menentukan hidup kita, padahal kitalah yg bertanggung jawab atas diri kita,” jelas Ibu kedua. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan org lain kepada kita. • Kalau org melakukan hal buruk, kita akan membalasnya dgn hal yg lebih buruk lagi, begitu pula sebaliknya. • Kalau org tdk sopan, kita akan lebih tdk sopan lagi. • Kalau org lain pelit terhadap kita, kita yg semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dgn org tsb. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan org lain. Sementara, kita sendirilah yg bertanggung jawab atas segala akibat perbuatan kita. Kalau direnungkan, sebenarnya betapa tidak arifnya tindakan kita. Mengapa untuk berbuat baik saja, harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jagalah suasana hati, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak. Kitalah sesungguhnya sang penentu! I’M AN ACTOR, NOT REACTOR. Jadi balaslah ketidakbaikan dengan kebaikan (meskipun tdk gampang jadi orang yang "BAIK")

0 komentar:

Safar


Banyak orang yang beranggapan bahwa bulan ke-2 dalam kalender hijriyah ini sebagai bulan sial. Yang sangat disesalkan, anggapan tersebut banyak diyakini oleh kaum muslimin juga. Sehingga, karena bulan sial, maka tidak boleh punya hajatan pada bulan tersebut, atau melakukan pekerjaan-pekerjaan penting pada bulan tersebut, …dsb, karena akan mendatangkan bencana, atau ketidakberhasilan dalam pekerjaan.
Menganggap sial waktu-waktu tertentu, atau hewan-hewan tertentu, atau sial karena adanya peristiwa atau mimpi tertentu sebenarnya hanyalah khayalan belaka. Itu merupakan keyakinan kufur, menunjukkan dangkal aqidah tauhid orang-orang yang mempercayai keyakinan tersebut.
Termasuk anggapan bulan Shafar sebagai bulan sial, sebenarnya merupakan warisan dari adat istiadat jahiliyyah para penyembah berhala sekaligus pelaku kesyirikan. Segala keyakinan-keyakinan syirik tersebut telah diberantas oleh Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa Sallam dengan agama tauhid yang beliau bawa.
Berikut penjelasan para ‘ulama tauhid dan sunnah tentang permasalahan ini.
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta` (Komite Tetap untuk Riset Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan), Saudi ‘Arabia
Pertanyaan:
Sungguh kami telah mendengar tentang keyakinan-keyakinan bahwa pada bulan Shafar tidak boleh melakukan pernikahan, khitan, atau semisalnya. Kami memohon penjelasan dalam masalah tersebut sesuai bimbingan syari’at islam. Semoga Allah menjaga anda sekalian.
(Fatwa no. 10.775)

Jawab:
Keyakinan tersebut, yaitu tidak boleh melakukan pernikahan, khitan, atau semisalnya pada bulan Shafar merupakan salah satu bentuk perbuatan menganggap sial bulan tersebut. Perbuatan menganggap sial bulan-bulan tertentu, hari-hari tertentu, burung atau hewan-hewan tertentu lainnya adalah perbuatan yang tidak boleh. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallah ‘anhu bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda :
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” [HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad (II/327)]
Menganggap sial bulan Shafar sekaligus termasuk salah satu jenis tathayyur yang terlarang. Itu termasuk amalan jahiliyyah yang telah dibatalkan (dihapuskan) oleh Islam.
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`
Anggota : Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayyan
Wakil Ketua : Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq ‘Afifi
Ketua : Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah
(Mufti Umum Kerajaan Saudi ‘Arabia)
Pertanyaan : “Banyak orang berkata bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Sebagian orang awam menganggap sial bulan tersebut dalam banyak perkara. Contohnya mereka meyakini tidak boleh melakukan akad nikah pada bulan tersebut. Demikian sebagian orang meyakini bahwa dalam acara akad nikah tidak boleh mematahkan kayu, atau mengikat tali, atau menyilangkan jari-jemari, karena hal-hal tersebut bisa menyebabkan kesialan pada pernikahan tersebut dan tidak akurnya kedua mempelai.
Karena permasalahan ini sangat terkait dengan aqidah, maka kami memohon nasehat dan penjelasan hukum syar’i.
Semoga Allah memberi taufiq kita semua kepada apa yang Ia cintai dan Ia ridhai.
Jawab : Menganggap sial bulan Shafar termasuk kebiasaan jahiliyyah. Perbuatan itu tidak boleh. Bulan (Shafar) tersebut seperti kondisi bulan-bulan lainnya. Padanya ada kebaikan, ada juga kejelekan. Kebaikan yang ada datangnya dari Allah, sedangkan kejelekan yang ada terjadi dengan taqdir-Nya. Telah sah riwayat dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau telah membatalkan keyakinan sialnya bulan Shafar tersebut. Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” [HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad (II/327)]
Hadits ini telah disepakati keshahihannya.
Demikian juga menganggap sial perbuatan menyilangkan jari-jemari, atau mematahkan kayu, atau semisalnya ketika akad nikah, merupakan perbuatan yang tidak ada dasarnya, tidak boleh meyakini hal tersebut. Bahkan itu merupakan keyakinan yang batil. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.

Sumber

0 komentar:

Wanita dan Lelaki di Mata Hukum Islam


Wanita perlu taat kepada suami nya Setelah itu baru kepada bapak dan ibunya Tapi tahukah, bahwa lelaki wajib taat kepada Ibunya 3x lebih utama dari pada kepada bapaknya... Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada Lelaki.. Tapi tahukah bahwa harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada Suaminya, sementara apabila Lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk Isteri dan anak-anaknya...... Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak.. Tapi tahukah bahwa setiap saat wanita didoakan oleh segala umat, malaikat ϑàή seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini.. Serta jika ia mati karena melahirkan adalah Syahid niscaya Surga akan menantinya.. ) Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mem pertanggung jawabkan 4 wanita, yaitu: 1. Isterinya 2. Ibunya 3. Anak Perempuannya ϑàή 4. Saudara Perempuannya Artinya : bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : 1. Suaminya 2. Ayahnya 3. Anak Lelakinya ϑàή 4. Saudara Lelakinya Seorang wanita boleh memasuki pintu surga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya.. yaitu : 1. Sholat 5 waktu 2. Menutup Aurat 3. Puasa di bulan Ramadhan 4. Taat kepada Suaminya Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.. Di kirim khusus kepada wanita soleha agar senantiasa : <3 bersabar="" bertambah="" br="" dan="" di="" diam="" dlm="" doa="" hati="" krn="" kuat="" memaafkan="" mempesona="" menangis="" mengasihi="" pamrih="" pengharapan..="" saat="" tanpa="" terhina="" tersenyum="" tertekan="">

1 komentar:

Ibu adalah Sekolah Utama: Tergantung Bagaimana Kepala Sekolahnya


by Bendri Jaisyurrahman

Untuk kali ini, ijinkan saya bicara kepada ayah dari hati ke hati. Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, karena secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat untuk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.

Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress.

Ibu yang stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya mother distrust di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bahwa Ibu adalah sosok yang tidak mengenakkan.

Semua fungsi dan tugas Ibu sebagai guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sebagai Kepala Sekolah yang dipikul Ayah berjalan maksimal.

Mother distrust muncul lagi-lagi karena peran ayah sebagai Kepala Sekolah; hilang atau sangat kurang. Ayah lah yang seharusnya berpikir untuk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathin nya nyaman. Dan.... Ayah-lah yang berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu untuk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga-harga di luar.

Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yang jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yang jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusui anak akan resah, tak sabar dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sebagai sasaran pelimpahan emosi yang tdk semestinya. Jadi, endapan permasalahan dgn sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk amarah yang tidak jelas kepada anak-anak.

Terkadang, ada Ibu yang tetap sabar kepada anak-anaknya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya..., tapi manifestasi ekstrim nya dalam bentuk penyakit fisik yang sulit sembuh.

Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu untuk bicara sebagai upaya untuk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta untuk anak-anaknya.

Ibu yang sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putri nya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak-anaknya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yang baik untuk menanamkan nilai-nilai Robbany..., dan hal ini harus didukung oleh ayah yang memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.

Ayah yang hebat, berawal dari suami yang hebat, yang mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, karena ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.

0 komentar:

Parenting Nubuwwah

Ringkasan Talk Show Parenting Nubuwwah di Gedung Saba Buana Solo, 19 Februari 2015
Oleh: UST. SYIHABUDDIN - Kenapa harus kembali kepada Al-Qur'an
Kita Mulia dengan Qur'an dan Hina dengan Qur'an - Output adanya kebudayaan islam
Munculnya para tokoh mulia - Para gubernur pada Dinasti Umayyah rata-rata mereka bekas budak yang dipilih karena mereka adalah para haamilul qur'an
Menghafal qur'an saja sudah cukup... 1. Mendapat janji-janji dari Alloh 2. Akan muncul metamorfase pada dirinya 4 faktor: - diliputi sifat penyayang - dijaga Malaikat - diliputi ketenangan - Alloh dan Malaikat akan selalu menyebut mereka 3. Menghilangkan sifat / unsur Syaithoniyyah (fungsi ruqyah) 4. Pembebasan diri dari syetan 5. Memiliki sifat Sabar 6. Memiliki sifat Teliti 7. Memiliki Manjemen waktu bagus 8. Murah Senyum 9. Mudah berperan di Masyarakat, 10. Disenangi masyarakat 11. Muncul sifat kepemimpinan 12. Ditolong wali-wali Alloh Oleh: UST. BUDI ASHARI Cara mendidik pendikan ekonomi untuk anak-anak - Range bawah : Usia 10 tahun Rasululloh sudah mendapat upah dari pengembala kambing. - Range atas : Sebulan setelah menikah 'Ashim Ibnu Umar bin Khottob (kibaru tabi'in) sebelumnya sebulan pertama disubsidi umar, bulan berikutnya diperintah umar untuk menjual kebunnya, uangnya kemudian diinvestasikan ke pamannya yang berdagang hasilnya untuk membiayai keluarga.
Dimana masalah pendidikan kita - Sejak literatur / Maroji' awalnya salah
Lihat profil guru besar dunia, lihat profi bapak pendidikan modern kapan lahirnya, lalu sebelumnya kira-kira dinamakan pendidikan apa? Padahal di Andalusia peradaban Islam sangat maju terutama di pendidikannya..

Hati-hati jika mengaggap pendidikan saat ini lebih maju dengan pendidikan orang tua dulu, bahwasanya pendidikan dulu lebih sesuai dengan syariat islam. Anak-anak pendidikan saat ini akhlaqnya jauh lebih buruk daripada anak-anak zaman dulu, justru anak-anak dulu sangat menghormati gurunya dan para ahli ilmu. Lihat mereka para pendiri lembaga pendidikan, apa agama mereka?

Contoh kerusakan temuan bapak pendidikan dunia : 1. Segala ilmu harap diteliti dengan ilmiah 2. Jika belum ketemu jawabannya difikir secara rasional 3. Jika belum ketem jawabannya lihat ayat-ayat Allah (Lihat menempakan ayat Allah di nomor berapa)
Ada juga mengajarkan al-qur'an dengan cara yahudi, misal tepuk surat al-kautsar..(lantaran pendidikan mau dibuat fun/fun learning)
Contoh pendidikan zaman nabi yang diteliti dari alqur'an dimana dalam ayat mengapa sam'a lebih didahulukan dari bashor, jawabnya: Karena Karakter ilmu Qur'an Sima'iyyah (Audio) / konsep talaqqi - Tahfidhul Qur'an di anak-anak layaknya daud dengan besi, anak-anak sudah siap dengan al qur'an umur 3 tahun
- Sebagaimana kisah nabi yahya "maa li la'ib khuliqtu", ini jika anak-anak belum cenderung suka bermain, jika masih cenderung bermain maka umur 7 tahun (sebagaimana imam syafi'i) - 14 tahun (sebagaimana para ulama' sudah hafal qur'an usia belum baligh), atau 5 tahun sampai 12 tahun (versi kuttab alfatih👉konsep percepatan) Metode pembelajaran anak 1. Belajar Iman 2. Belajar Tazkiyah An-Nafs 3 Belajar Al-Qur'an 4. Belajar Hadits Setelah anak sudah hafal Qur'an, menambah pendalaman anak dengan alqur'an terhadap ilmu-ilmu kekinian. Perlu diketahui pula: 1. Umur anak sekarang banyak yang mubadzir karena mempelajari ilmu yang kurang bermanfaat. 2. Dalam islam tidak mengenal belajar sambil bermain, justru ketika belajar tentang akhirat dan ayat-ayat azab seharusnya menangis, kalau guru ga bisa menangis usahakan semaksimal mungkin menangis. 3. Metode pembelajaran dalam islam lebih sederhana daripada yang dikembangkan dari barat saat ini, dan semuanya sudah ditulis, didokumentasikan dan diamalkan oleh para ulama.
TIPS AGAR ANAK HAFAL AL-QUR'AN SEBELUM BALIGH Tips Pertama: Cara Menghafal Perumpamaan anak dalam menghafal itu bagaikan menulis di sebuah batu yang ketika sudah tertulis / terukir di sebuah batu maka sulitlah hilang dan lenyap, oleh karena itu suruh dan didk mereka dengan menghafal. Caranya sebagi ibu/bapak/kaka/tante/paman/saudara-saudara lainnya bacakan kepada anak dalam satu hari 1 ayat al qur'an dan suruh anak-anak untuk menglangnya. Teruskan sampai 20x kali baca dan anak menirukan, sebagai contoh: seorang ibu/bapak membaca surat An-nas ayat pertama "qul a'udu birabbinas" dan anak menirukan apa yang bapak dan ibu bacakan. Diusakan 20x atau 50x, semakin banyak pengulangan semakin lama pula hafalan merekat di otak. Dan setelah itu suruh anak membaca tanpa mendengarkan drai ibu / bapak dan suruh anak mengulang 5 kali. Dan begitu setiap hari sampai ketika kita orang tua mengetahui bahwa anak kita mampu menghafal lebih dari 1 ayat. Maka di tambah dengan 2 ayat, 3 ayat sampai 1/2 halaman 1 halamman dan seterusnya. Tapi bagusnya sedikit demi sedikit jangan terburu -buru. Waktu yang paling bagus dalam menghafal adalah di pagi hari. Tips Kedua: Cara Murajaah / Mengulang Hafalan Cara mura ja'ah setelah anak sudah hafal satu atau beberapa ayat yang di hafalkan adalah dengan menyuruh anak-anak menyetorkan pada bapa/ibu atau tante /paman dan ini dilakukan setiap habis menghafal dan setiap sore, terus sampai seterusnya. Dan yang istiqamah setiap hari dan berikan hari libur padanya 1 hari misal hari jum'at. Tips Ketiga: Cara Murajaah Hafalan yang Banyak Ketika anak hafal satu surat, maka dia harus murajaah/mengulang hafalan yang baru di hafal dan satu surat yang telah di hafal. Bagaimana kalo 5 surat jangan paksa anak-anak untuk murajaah yang banyak kalo belum terbiasa. Usahakan murajaah hafalan yang baru dan 3 surat atau 2 surat sehari. Bagaimana kalo hafalan anak sudah 1 juz? disuahakan suruh anak murajaah hafalan yang baru dan 1/4 juz 1 hari. Bagaimana kalo hafalan anak 3 juz? Biasakan anak murajaah setiap hari 1 juz dan hafalan yang baru.Yang Istiqamah sedikit demi sedikit "bukankah gunung terdiri dari butiran batu yang kecil" sedikit-sedikit akan menjadi bukit..Kita selalu perbaiki ibadah, semoga apa saja yang kita inginkan bukanlah sebuah mimpi belaka, kita berdo’a bersama semoga Allah benar benar mewujudkan. Aamiin Ya rabbal 'alamiin..

0 komentar:

Kunci Segala Kebaikan

Doa adalah pintu segala kebaikan. Jembatan menuju segala kebahagiaan. Senjata seorang muslim, dan perisai yang dapat melindunginya dari gangguan setan yang terkutuk dan adzab Allah Ta'ala. Umar bin Al Khattab Radhiyallahu Anhu pernah berkata, إني ﻻ أحمل هم اﻹجابة و لكن هم الدعاء، فإذا ألهمت الدعاء فإن اﻹجابة معه "Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku diterima atau tidak, akan tetapi yang aku khawatirkan jika tidak berdoa. Sebab, jika aku diilhamkan untuk berdoa, maka pengkabulan pun turut bersamanya."
(Disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah di dalam Iqtidha'As Shiraat Al Mustaqiin, 2/706). Jika berada dalam keadaan sedih, gundah-gulana, bingung, galau, berada dalam kesulitan dan kondisi yang menyesakkan hati, maka kembalilah kepada Allah Ta'ala dengan memohon, mengangkat ke dua tangan, mengeluh dan berdoa kepadanya agar semua yang dirasakan dapat hilang. Dengan berdoa seseorang akan menjadi tenang. Di dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasuluallah Shallallahu Alaihi wa Sallam alangkah banyak doa yang diajarkan kepada kita. Doa yang tebaik adalah doa dan dzikir yang ada di dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasuluallah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Namun, jika dilihat kondisi masyarakat yang ada, sedikit sekali yang mau mengamalkannya. Sedikit sekali yang mau mengangkat ke dua tangannya dan bersimpuh di hadapan Allah Ta'ala untuk berdoa dan mengajukan permohonannya. Di antara doa-doa yang di ajarkan oleh baginda Rasuluallah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam Shahihnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى "Ya Allah, aku memohon kepadamu petunjuk, ketaqwaan, terjaga dari segala bentuk zina, dan kekayaan." Doa ini singkat, namun penuh makna. Di dalam doa ini, nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memulai permohonannya dengan meminta hidayah yang merupakan permohonan terbesar seorang hamba dalam hidupnya. Karena seorang hamba tidak akan bisa terlepas dari petunjuk Allah Ta'ala dalam mengarungi lautan kehidupan dunia. Kalimat ini adalah kalimat yang umum. Permohonan yang mencakup segala bentuk petunjuk baik petunjuk untuk mengikuti akidah dan keyakinan yang benar, amal yang shalih, dan akhlak dan budi pekerti yang luhur baik dalam ucapan ataupun perbuatan. Di dalam doa ini juga terdapat permohonan agar diberikan ketaqwaan kepada Allah. Taqwa yang berarti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. At Thiibi mengatakan, "Rahasia dibalik penggabungan antara petunjuk dan ketaqwaan adalah karena cakupan petunjuk yang meliputi segala bentuk petunjuk, baik itu petunjuk untuk kebaikan dunia dan akhirat, petunjuk kepada perangai dan budi pekerti yang luhur. Adapun ketaqwaan maka mencakup semua hal yang harus ditakuti berupa kesyirikan, kemaksiatan, dan perangai yang buruk." Setelah permohonan petunjuk dan ketaqwaan, kemudian nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon keterjagaan diri dari semua hal yang tidak dibolehkan, serta terjaga dari sifat tamak dan rakus terhadap dunia. Begitu juga keterjagaan ini mencakup semua bentuk keterjagaan dari perbuatan zina dengan segala bentuknya baik itu zina mata, zina tangan, zina pendengaran, dan atau zina kemaluan. Kemudian yang terakhir, nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon kepada Allah agar diberikan kekayaan hati dan jiwa agar dapat merasa cukup dengan apa yang ada di tangan sendiri dan tidak menadahkan tangannya kepada orang lain. Sifat ini adalah sifat yang Allah cintai, sebagaimana di dalam sabda nabi yang mulia Shallallahu Alaihi wa Sallam, ...إن الله يحب العبد التقي الغنى "Sesungguhnya Allah Ta'ala menyukai hambanya yang bertakwa, kaya jiwa.." (HR. Muslim).

0 komentar:

Mengenal dan Memahami Perbedaan Otak Pria dan Wanita


1. Anatomi cerdas Di dalam cerdas ada banyak pintar yang saling terhubung. Maka tak bisa dikatakan cerdas jika seseorang bisa dengan mudah menyelesaikan soal trigonometri tetapi tak bisa membuat telor ceplok atau mie instan (Lhoh??). Tenang, cerdas ini bisa dilatih kok, misalnya dengan banyak belajar sering latihan, jalan-jalan dan silaturahim. 2. Otak kiri
Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan, bekerja untuk mengingat kata-kata, matematika, verbal, logis, fakta, analisa, syair, nyanyian, lineal, detail dan lebih teratur. Sedang otak kanan cenderung kepada kreatif, warna,artistik, visualisasi, intuisi, gagasan, khayalan, holistik, music, bentuk dan ruang. 3. Otak kiri pada perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki Pada usia 0-6 tahun otak kanan dan kiri perempuan tumbuh dengan kecepatan yang berimbang. Sedangkan pada laki-laki otak kanan berkembang lebih cepat daripada perempuan. Meski demikian, otak kanan laki-laki berkembang lebih cepat daripada otak kiri perempuan. Tak heran jika pada usia sekolah banyak perempuan mendapat ranking di kelasnya, lebih cepat kemampuan membaca dan menulisnya. Anak laki-laki yang mungkin merasa kurang dalam lisan, kesenian dan matematika merasa terintimidasi dan akhirnya lebih senang membuat kekacauan dan keributan. Semoga dengan mengetahui fakta ini bunda lebih bisa memahami anak laki-lakinya dan tidak membedakan dengan saudara perempuannya. 4. Perkembangan Otak
Pada usia 6-12 tahun otak kanan dan kiri laki-laki akan mulai berkembang dan baru berkembang beriringan menginjak usia 18 tahun. Pada usia itulah laki-laki akan menduduki posisi penting semisal ketua senat, ketua BEM, memimpin orasi dan lain sebagainya. Sedang perempuan akan kembali ke fitrah yakni menjadi seksi konsumsi, bendahara, sekretaris, dan sebagainya. Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa di beberapa negara di luar negeri anak laki-laki dan perempuan belajar di tempat terpisah. Anak laki-laki akan belajar dengan praktik secara langsung menggunakan komputer, robotic, dll sedang anak perempuan akan cukup meski belajar hanya dengan kertas dan buku. 5.  Otak perempuan terhubung lebih baik dan otak pria dibuat untuk pekerjaan khusus. DR. Rober Groski, ahli neurologi dari Universitas California, Los Angeles menemukan bahwa corpus collosum pada otak perempuan lebih tebal daripada laki-laki sehingga perempuan mampu mengerjakan berbagai pekerjaan yang tidak saling berhubungan dalam satu waktu. Kita sering menyebutnya multitasking. Maka wajar jika seorang ibu bisa saja menggoreng tempe sambil menyuapi si kecil dan menemani kakak belajar sembali sesekali melirik smart phonenya. Berbeda dengan laki-laki yang hanya bisa menekuni satu hal. Dan ketika ia sedang berkonsentrasi, tanpa disadari pendengarannya akan menurun. Menurun ya, bukan berkurang. Jika anak laki-laki atau suami bunda tak menyahut panggilan ketika ia sedang serius maka saatnya bunda bilang, “Wow…laki banget!” hehe. Stop memanggil berulang-ulang karena hanya akan menghabiskan energi. Datangi dan colek bahunya saja mungkin lebih efektif. Mungkin hal ini berkaitan pula dengan sudut pandang. Perempuan memliki sudut pandang yang lebar sedang laki-laki bersudut pandang lurus namun panjang. 6. Letak emosi Pada laki-laki umumnya terletak di sebelah kanan yang berarti perasaan dapat bekerja secara terpisah dari fungsi-fungsi otak yang lain. Contoh laki-laki berdebat dengan kata-kata di otak kiri tanpa emosional. Pada perempuan, titik emosi tersebar pada kedua belahan otak. Perasaannya menjadi lebih aktif serempak bersama dengan fungsi otak lain. Contoh : perempuan bisa menangis ketika mengganti ban yang kempes 7. Otak kanan
Otak kanan perempuan tersusun untuk bereaksi dengan orang dan wajah-wajah sedang otak laki-laki pada benda dan bentuknya. Jika suami lebih senang mengotak-atik laptopnya ketimbang melihat wajah anda, bukan berarti wajah anda tidak cantik bund (hehe..). 8. Cara menyimak laki-laki dan perempuan Di sepuluh menit pertama, perempuan bisa berkali-kali berubah ekkspresi. Contoh ketika secara tak sengaja bertemu dengan teman sekolahnya di pusat perbelanjaan. Pasti sangat hebring dengan ucapan semisal “Ehh Apa kabar??” “Ah Masa sih??”” Iya gitu??” “Hihi bisa aja jeng” dan ucapan yang senada diikuti dengan mimik serta gestur yang berubah-ubah pula. Laki-laki cenderung datar dan kurang ekspresif. Maka lebih bijak bagi para bunda untuk menunggu selama 10 menit sebelum mengajak suami mengobrol sepulang kerja. 9. Perempuan menginginkan hubungan dan kerjasama laki-laki menginginkan kekuasaaan kedudukan dan bersaing. Pernahkan anda melihat seorang laki-laki dalam suatu seminar berkata pada temannya, “Ke kamar mandi yuk..!” hoho pasti tidak. Laki-laki akan fokus, ke kamar mandi ya ke kamar mandi. Perempuan yang memang menyukai hubungan biasanya mengajak temannya pergi ke toilet. Belum kalau sedang mengantri, melihat teman sebaya yang juga sedang mengantri di sebelah pasti tak tahan untuk bilang, “dari mana mbak?” :-D 10. Wanita menghargai hubungan dan laki-laki menghargai pekerjaan Jika wanita tidak bahagia dalam hubungan keluarga maka ia tak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya, sebaliknya laki-laki tidak dapat memusatkan perhatiannya pada keluarganya jika ia tak bahagia dalam pekerjaannya 11. Beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan - Laki-laki lebih suka berterus terang sedang perempuan tidak. Contoh : “Bunda marah ya?” “Enggak!” - Laki-laki  bicara apa adanya, perempuan dengan perasaan - Bila curhat, perempuan hanya ingin di dengar, laki-laki menawarkan solusi - Perempuan mungkin kesulitan membaca peta atau petunjuk jalan, laki-laki tahu arah dengan pasti - Berbelanja adalah kegembiraan bagi wanita namun sebuah teror bagi laki-laki - Perempuan butuh bicara jika tertekan sedang laki-laki tidak Itulah perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan. Allah jadikan berbeda untuk saling melengkapi agar tercipta sakinah mawaddah warahmah. “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS 30:21)

0 komentar:

Muharram


Adakah amalan khusus di bulan Muharram?

Mendapati bulan Muharram merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan:
“Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram”.
(Lihat biografinya dalam Tahdzibut Tahdzib 6/249 oleh Ibnu Hajar)

Berikut ini amalan-amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan ini:

Pertama: Puasa
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ الله الْمُحَرَّمِ
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:             
اَلْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُوْرَاء وَهَذَا الشَّهْرُيَعْنِى شَهْرُ رَمَضَانَمَارَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ اللهُ عَلَى غَيْرِهِ اِلاَّ هَذَا.
“Saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih satu hari untuk puasa yang lebih beliau unggulkan dari pada yang lainnya kecuali puasa hari Asyura’, dan puasa bulan Ramadhan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Puasa Asyura’ (puasa tanggal 10 Muharram)
Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
كَانَ يَوْمُ شُعَرَاءَ تُعِدُّهُ الْيَهُودُ عِيْدًا قَالَ النَبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ فَصُوْمُوْهُ أَنتُمْ.
Dulu hari Asyura’ dijadikan orang Yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.” (HR. Al Bukhari)

Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan :
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: كَفَّارَةُ سَنَةً
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura’, kemudian beliau menjawab:“Puasa Asyura menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ وَالْيَهُوْدُ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فَقَالُوْا هَذَا يَوْمٌ ضَهَرَ فِيْهُ مُوْسَى عَلَى فِرعَوْنَ فَقَالَ النَّبِيِّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَانِهِ: أَنْتُمْ أَحَقُّ مُوْسَى مِنْهُمْ فَصُوْمُوْا.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai di Madinah, sementara orang-orang Yahudi berpuasa Asyura’. Mereka mengatakan: Ini adalah hari di mana Musa menang melawan Fir’aun. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat:  “Kalian lebih berhak terhadap Musa dari pada mereka (orang Yahudi), karena itu berpuasalah.” (HR. Al Bukhari).

Puasa Asyura’ merupakan kewajiban puasa pertama dalam Islam, sebelum Ramadlan. Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radliallahu ‘anha, beliau mengatakan:
أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاة عَاشُوْرَاءَ اِلَى قُرَى الْأَ لْضَارِ مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ قَالَتْ فَكُنَّا نَصُوْمُهُ بَعْدَ وَنَصُوْمُ صِبْيَاتُنَا وَنَجْعَلُ لَهُم اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ فَأِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامَ أَعْطَيْنَاهُ ذَلِكَ حَتَّى يَكُوْنَ عِنْدَ الْاِفْطَانِ
Suatu ketika, di pagi hari Asyura’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang mendatangi salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan: “Siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai maghrib. Dan siapa yang sudah puasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya.” Rubayyi’ mengatakan: Kemudian setelah itu kami puasa, dan kami mengajak anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mereka mainan dari kain. Jika ada yang menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu. Begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).


Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, puasa Asyura’ menjadi puasa sunnah. A’isyah radliallahu ‘anha mengatakan:
كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ تَصُوْمُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَهِلِيَّةِ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِيْنَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّ فَرَضَ رَمَضَانَ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ.
“Dulu hari Asyura’ dijadikan sebagai hari berpuasa orang Quraisy di masa jahiliyah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melaksanakn puasa Asyura’ dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa. Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, beliau tinggalkan hari Asyura’. Siapa yang ingin puasa Asyura’ boleh puasa, siapa yang tidak ingin puasa Asyura’ boleh tidak puasa.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Puasa Tasu’a  (puasa tanggal 9 Muharram)
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau menceritakan:
حِيْنَ صَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوْا: يَارَسُوْلَ الله أَنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُوْدُ وَنَّصَارَى فَقَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ اِنْ شَاءَ اللهُ صُمنَا الْيَوْمو التَّاسِعَ قَالَ: فَلَمْ يَأَتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. Kemudian ada sahabat yang berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang Yahudi dan nasrani. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan.” Namun, belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsudah diwafatkan.” (HR. Al Bukhari)

Tingkatan Puasa Asyura
Ibnul Qayim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:
1. Tingkatan paling sempurna, puasa tiga hari. Sehari sebelum Asyura, hari Asyura, dan sehari setelahnya.
2. Tingkatan kedua, puasa tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram. Ini berdasarkan banyak hadits.
3. Tingkatan ketiga, puasa tanggal 10 saja. (Zadul Ma’ad, 2/72).

Akan tetapi perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol adalah puasa Daud”. 
(Kitab as-Siyam Min Syarhil U’mdah, Ibnu Taimiyyah 2/548)

Kedua: Memperbanyak amalan shalih
Ketahuilah, bahwa seluruh hadits-hadits yang menerangkan keutamaan beramal amalan tertentu selain puasa pada bulan Muharram adalah hadits yang dusta dan dibuat-buat belaka.
Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.
Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang yang dapat menolak keutamaanNya.


Ketiga: Taubat
Taubat adalah kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat adalah tugas seumur hidup.
(at-Tamhid, Ibnu Abdil Barr 19/26, Fathul Bari, Ibnu Hajar 6/5)

Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah.
Nah, setelah kita tau keutamaan dan amalan-amalan di Bulan Muharram, kita juga perlu tau nih apa aja amalan yang ternyata ga ada tuntunannya tetapi udah menjadi tradisi.
11 AMALAN BID'AH DI BULAN MUHARRAM



Pertama: Keyakinan bahwa bulan Muharram bulan keramat
Keyakinan semacam ini masih bercokol pada sebagian masyarakat. Atas dasar keyakinan ala jahiliyyah inilah banyak di kalangan masyarakat yang enggan menikahkan putrinya pada bulan ini karena alasan akan membawa sial dan kegagalan dalam berumah tangga. Ketahuilah saudaraku, hal ini adalah keyakinan jahiliyyah yang telah dibatalkan oleh Islam. Kesialan tidak ada sangkut pautnya dengan bulan, baik Muharram, Shafar atau bulan-bulan lainnya.

Kedua: Doa awal dan akhir tahun
Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid berkata: “Tidak ada dalam syariat ini sedikitpun doa’ atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid’ah berupa do’a, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau do’a, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali!!”.

Ketiga: Peringatan tahun baru hijriyyah
Tidak ragu lagi perkara ini termasuk bid’ah. Tidak ada keterangan dalam as-Sunnah anjuran mengadakan peringatan tahun baru hijriyyah. Perkara ini termasuk bid’ah yang jelek.

Keempat: Puasa awal tahun baru hijriyyah
Perkara ini termasuk bid’ah yang mungkar. Demikian pula puasa akhir tahun, termasuk bid’ah. Hanya dibuat-buat yang tidak berpijak pada dalil sama sekali!. Barangkali mereka berdalil dengan sebuah hadits yang berbunyi;

مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ, وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ, فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ, جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةً خَمْسِيْنَ سَنَةً
Barangsiapa yang puasa pada akhir hari Dzulhijjah dan puasa awal tahun pada bulan Muharram, maka dia telah menutup akhir tahun dengan puasa dan membuka awal tahunnya dengan puasa. Semoga Allah manghapuskan dosanya selama lima puluh tahun!!”. Hadits ini adalah hadits yang palsu menurut timbangan para ahli hadits.

Kelima: Menghidupkan malam pertama bulan Muharram
Syaikh Abu Syamah berkata: “Tidak ada keutamaan sama sekali pada malam pertama bulan Muharram. Aku sudah meneliti atsar-atsar yang shahih maupun yang lemah dalam masalah ini. Bahkan dalam hadits-hadits yang palsu juga tidak disebutkan!!, aku khawatir -aku berlindung kepada Allah- bahwa perkara ini hanya muncul dari seorang pendusta yang membuat-buat hadits!!.

Keenam: Menghidupkan malam hari ‘Asyuro
Sangat banyak sekali kemungkaran dan bid’ah-bid’ah yang dibuat pada hari ‘Asyuro. Kita mulai dari malam harinya. Banyak manusia yang menghidupkan malam hari ‘Asyuro, baik dengan shalat, do’a dan dzikir atau sekedar berkumpul-kumpul. Perkara ini jelas tidak ada tuntunan yang menganjurkannya.

Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: “Termasuk bentuk bid’ah dzikir dan doa adalah menghidupkan malam hari ‘Asyuro dengan dzikir dan ibadah. Mengkhususkan do’a pada malam hari ini dengan nama do’a hari Asyuro, yang konon katanya barangsiapa yang membaca doa ini tidak akan mati tahun tersebut. Atau membaca surat al-Qur’an yang disebutkan nama Musa pada shalat subuh hari ‘Asyuro. Semua ini adalah perkara yang tidak dikehendaki oleh Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin!!”.


Ketujuh: Shalat ‘Asyuro
Shalat ‘Asyuro adalah shalat yang dikerjakan antara waktu zhuhur dan ashar, empat rakaat, setiap rakaat membaca al-Fatihah sekali, kemudian membaca ayat kursi sepuluh kali, Qul HuwAllahu Ahad sepuluh kali, al-Falaq dan an-Nas lima kali. Apabila selesai salam, istighfar tujuh puluh kali. Orang-orang yang menganjurkan shalat ini dasarnya hanyalah sebuah hadits palsu.

As-Syuqoiry berkata: “Hadits shalat ‘Asyuro adalah hadits palsu. Para perowinya majhul, sebagaimana disebutkan oleh as-Suyuti dalam al-Aala’I al-Mashnu’ah. Tidak boleh meriwayatkan hadits ini, lebih-lebih sampai mengamalkannya!!”.

Kedelapan: Do’a hari ‘Asyuro
Diantara contoh do’a ‘Asyuro adalah; “Barangsiapa yang mengucapkan HasbiyAllah wa Ni’mal Wakil an-Nashir sebanyak tujuh puluh kali pada hari ‘Asyuro maka Allah akan menjaganya dari kejelekan pada hari itu”.

Doa ini tidak ada asalnya dari Nabi, para sahabat maupun para tabi’in. Tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang lemah apalagi hadits yang shahih. Do’a ini hanya berasal dari ucapan sebagian manusia!!. Bahkan sebagian syaikh sufi ada yang berlebihan bahwa barangsiapa yang membaca doa ini pada hari ‘Asyuro dia tidak akan mati pada tahun tersebut!!. Ucapan ini jelas batil dan mungkar, karena Allah telah berfirman:
إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu Mengetahui. (QS.Nuh: 4)

Kesembilan: Memperingati hari kematian Husein
Pada bulan Muharram, kelompok Syi’ah setiap tahunnya mengadakan upacara kesedihan dan ratapan dengan berdemontrasi ke jalan-jalan dan lapangan, memakai pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain. Mereka juga memukuli pipi mereka sendiri, dada dan punggung mereka, menyobek saku, menangis berteriak histeris dengan menyebut: Ya Husain. Ya Husain!!!”
Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharram, mereka lakukan lebih dari itu, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang sehingga berlumuran darah!!! Anehnya, mereka menganggap semua itu merupakan amalan ibadah dan syi’ar Islam!! Hanya kepada Allah kita mengadu semua ini.

Alangkah bagusnya ucapan al-Hafizh Ibnu Rojab: “Adapun menjadikan hari asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhah karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalama kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik. Allah dan rasulNya saja tidak pernah memerintahkan agar hari mushibah dan kematian para Nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?!”.

Husein bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Rasulullah dari perkawinan Ali bin Abi Thalib dengan putrinya Fatimah binti Rasulullah. Husein sangat dicintai oleh Rasulullah. Beliau bersabda:
حُسَيْنٌ مِنِّي وَأَنَا مِنْ حُسَيْنٍ أَحَبَّ اللَّهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا حُسَيْنٌ سِبْطٌ مِنَ اْلأَسْبَاطِ
Husein adalah bagianku juga dan Aku adalah bagian Husein. Semoga Allah mencintai orang yang mencintai Husein. Husein termasuk cucu keturunanku.

Husein terbunuh pada peristiwa yang sangat tragis, yaitu pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H, di sebuah tempat bernama Karbala, karenanya peristiwa ini kemudian lebih dikenal dengan peristiwa Karbala.

Namun, apapun musibah yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rasulullah bukan alasan untuk bertindak melanggar aturan syariat dengan memperingati hari kematian Husein!!. Sebab, peristiwa terbunuhnya orang yang dicintai Rasulullah sebelum Husein juga pernah terjadi seperti terbunuhnya Hamzah bin Abdil Muthollib, dan hal itu tidak menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya mengenang atau memperingati hari peristiwa tersebut, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Syi’ah untuk mengenang terbunuhnya Husein.

Kesepuluh: Peringatan hari suka cita
Yang dimaksud hari suka cita adalah hari menampakkan kegembiraan, menghidangkan makanan lebih dari biasanya dan memakai pakaian bagus. Mereka yang membuat acara ini, ingin menyaingi dan mengganti hari kesedihan atas peristiwa terbunuhnya Husein dengan kegembiraan, kontra dengan apa yang dilakukan orang-orang Syiah. Tentunya, acara semacam ini tidak dibenarkan, karena bid’ah tidak boleh dilawan dengan bid’ah yang baru!! Dan tidak ada satu dalilpun yang membolehkan acara semacam ini.

Kesebelas: Berbagai ritual dan adat istiadat di tanah Air
Di tanah air, bila tiba hari ‘Asyuro kita akan melihat berbagai adat dan ritual yang beraneka ragam dalam rangka menyambut hari istimewa ini. Apabila kita lihat secara kacamata syar’I, adat dan ritual ini tidak lepas dari kesyirikan! Seperti meminta berkah dari benda-benda yang dianggap sakti dan keramat, bahkan yang lebih mengenaskan sampai kotoran sapi-pun tidak luput untuk dijadikan alat pencari berkah!!.

Sumber 1 2 3

0 komentar: