Dari Temanku Tentang Ayahku

Seperti biasa, seorang anak perempuan yang jauh dari keluarga akan mudah sekali kangen dengan Bundanya.. Lalu bagaimana dengan Ayah ??


Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap harinya, tapi tahukah kamu jika Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu ?



Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda yang lebih sering mengajak cerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan raut muka lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian ??


Pada saat kamu menangis merengek minta boneka atau mainan baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, nanti beli, tapi tidak sekarang. ”

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karenan tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi ?


Saat kamu sakit, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : ” Sudah dibilang ! Kamu jangan hujan2an ! Minum es !”.

Berbeda dengan Bunda yang memerhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu.


Ketika kamu sudah beranjak remaja.. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan : “Tidak boleh !”.

Tahukah kamu, bahwa Ayah ingin menjagamu ? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat luar biasa berharga..Setelah itu, kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda…
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu ??

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang tampang paling cool sedunia, dan sesekali menguping atau mengintip saat sedang kamu sedang mengobrol.. Sadarkah kamu, kalu hati Ayah sedang cemburu ??

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu memaksa untuk melanggar jam malamnya… Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir..


Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter atau insinyur.. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.


Ketika kamu menjadi gadis dewasa.. Dah harus kuliah di kota lain.. Dan harus melepasmu di terminal stasiun atau bandara… Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu ?

Dan Ayah hanya bisa tersenyum sambil memberi nasehat ini itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat..

Yang Ayah lakukan hanya memeluk pundakmu atau memegang kepalamu, berkata ” Jaga dirimu baik-baik ya. ”
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT… kuat untuk pergi dan menjadi dewasa..

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.. Ayah juga berusaha keras mencari jalan agar anaknya merasa SAMA dengan teman-teman lainnya.


Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana..
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”


(https://www.facebook.com/#!/notes/prima-ayu-adityasari/dari-temanku-tentang-ayahku/10150388863038156)

0 komentar:

lilia madina (part 2)

lilia madina, persaudaraan tanpa batas. Berikut ini kata mutiara dari sedulur-sedulurku tercinta :)

Semoga setiap langkah adalah ladang amal yang kian menyempurnakan dharma bhakti sepert janji yang telah terikrar kokoh di bumi hati.. Semoga dimudahkan, diringankan, dan senantiasa dijagaNya dalam setiap langkah ini...

if i see your smile, i can hold the world. You know, i can do everything. Always saved in my miNd, the bright of you, made me can see the days after, made me find the way to stand on my feet. Brought inside of me to my grave. Love the way you love me, i would love to love you like you to me.

Semoga keikhlasan kita tetap terjaga karena itulah kekuatan kita dalam berjuang..

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung dengan besarnya ujian, dan sesungghnya Allah apabila mencintai suatu kaum pasti akan menguji mereka. Siapa yang cinta terhadap ujian itu ia mendapat keridhoan Allah, dan siapa yang benci terhadap ujian, ia akan mendapat kemurkaan Allah." [HR.Tirmidzi]

Ketika ruh-ruh telah dibingkai dalam satu wadah, ketika tali-tali telah bersimpulan, maka azzam untuk menjaganya harus dipegang erat. Itulah ukhuwah, amanah dari Allah yang dititipkan pada kita. Adanya masalah adalah ujian, bagaimana kita bisa setia, pengertian, dan saling menjaga...

Semoga masih ada senyum Lilia Madina esok, yang bisa membangkitkan semangat juangku kembali, menegakkan sendi-sendiku yang telah rapuh, menyadarkanku bahwa aku tak sendrian disni. Ada kalian yang selalu mendukung langkahku..

Semoga keberkahan selalu menyertai tiap lagkahmu cinta.. Tuk menggapai titian sirotholmustakim. Meski terkadang sampai pada muara mata lelah memandang, kaki lelah melangkah, tapi semoga hati selalu menempati fitrohnya..

Cinta... Terukir dalam kalbuku, kau adala bagian hidupku. Tetaplah tersenyum, maka aku akan merasakan senyummu, meski dalam sempitku.. Karena senyummu adalah bagian semangatku.. Aku mencintaimu tak hanya sekedar kata, cinta.. Molekul-molekul itu timbul tanpa aku sadari.. Tapi satu yang aku mengerti, cinta itu membawaku pada kebahagiaan hakiki...

Ku tak tau, harus bagaimana aku melangkah. Rasanya gelap, semua kelabu di depanku.. Tak mungkin aku berkata Dia tidak adil. Karena terbukti hanya Dia Yang Maha Adil..

Dari Hasan Al Bashri, "Tidak ada kata istrahat bagi seorang mukmin kecuali ketika ia berjumpa dengan Allah.”

"Ikutilah zaman yang bergerak secepat kilat. Kejarlah waktu dan jangan biarkan ia mengejar kita." Pagi cinta.., semoga semangat itu terus berbunga, menghadirkan kekuatan-kekuatan untuk mengawali hari, di antra hamparan rayuan dunia..

“Dan sesungguhnya Tuhanmu pelndung bgi orang-orang yang berhjrah sesudah menderita karena cobaan, kemudian mereka berjhad & sabar. Sesungghnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Mukmin yang tangguh adalah mereka yang bersabar dengan terpaan ujian, tetap berjuang dengan berbagai keterbatasan, tegar dalam kesendirian, ikhlas di tengah kekecewaan, dan senantiasa mengembalikan semua urusan hanya pada Allah semata.

Sabda Rasulullah SAW, "Ada 3 hal yang jika dimiliki seseorang, ia akan medapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmatNya, dan senantiasa memasukkanya dalam lingkungan hamba yang medapatkan cintaNya, yaitu: 1)seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat dariNya, 2)seseorang yang mampu meluapkan amarahnya, tetapi mampu memberi maaf atas kesalahan orang, 3)seseorang yang bila sedang marah, dia mnghentikn marahnya." (HR.Hakim)

"Ya Rabb, malam telah larut dan telah sampai waktu untuk memejamkan mataku. kurenungi, sahabat-sahabat yang menemani juangku sedikit demi sedikit jauh dari ku, dari jarak, waktu, bahkan kalbu. Namun Ya Rabb, Engkau selalu menemaniku, tak pandang seberapa besar dosa ku kepadaMu. Ya Rabb, aku ingin seperti ikan di lautan, airny asin namun ia tetapi tawar, istiakuomahkan aku agar senantiasa dalam DienMu. Ya Rabb, entah dimana Engkau menempatkanku walau diri ini mengandung seribu gores dalam hati.."

"Ya Rabb, sepertiga malammu hampir saja berlalu, namun diriku masih duduk bersimpuh mengaharap rahmatMu yang melangit luas, turun kepada diri yang fakir ini. Ku sadari, Ya Rabb, diriku masih jauh dari sempurna, masih dzolim terhadap diri sendiri, kepada makhlukMu, bahkan kepadaMu. Ampuni aku Ya Rabb, pandaikan aku dalam juang agar aku tau dimana tempatku. Kurniakan rahmatMu agar dapat mamperbaiki akhlakku, dan jika aku tau ilmu Ikhlas maka ridhokan aku agar senantiasa di bawahnya, agar aku tau bahwa sesungguhnya rencanaMu-lah paling sempurna."

"Setiap yang menimpa orang-orang muslim akan mebawa kebaikan baginya. Maka bersyukurlah atas ujian yang diberi, karena ujian itu akan menghapus dosa dan menaikkan derajad kita.”

Ya Allah, ini malamMu telah singgah kedalam hati hambaMu yang resah. Ya Allah, lukisan malamMu nan megah, iringi hamba sujud bermuhasabah..

Met sore sist. Semoga tetesan hujan sore ini memberi banyak berkah untuk kita dalam meniti lahan uji ini.. Bagaimanapun dan dalam keadaan apapun, jangan membuat semangat juang kita surut.. Innallaha ma'ana. :-)

Semoga kita bisa menjadi pohon di tengah padang pasir, mski uji terus menghampiri, dan meskipun jauh dari sumber kekuatan, ia tetap kokoh berdiri, menyambung asa yang terus terbangun dalam diri..

Jika mata adalah cahaya, maka cinta adalah permata. Saat bahagia merona, maka tawa adalah warna. Bila senyum adalah Ibadah, maka saudara seprtimu adalah anugerah bagiku.

Dengan menyebut keagungan Sang Maha Agung, ku berayun menulis kata demi kata.. Tuk sampaikan salam kerinduanku yang memenuhi hati.. Meski waktu belum izinkan kita untuk bertatap kembali, semoga dipertemukan dengan masa yang paling indah untuk berjumpa kelak..

T.T can means as happy expression or sad expression. Inspired by Bilal bin Rabah, yang senantiasa menikmati setiap siksaan dari kaum Quraisy karena kecintaan padaNya.. Tak akan ada kesedihan jika hati mampu mengelolanya dengan mengubah ujian sebagai nikmat..

Siapa yang suka brtemu Allah, niscya Allah juga suka brtemu dengannya. Begitu juga siapa yang tidak suka brtemu Allah, niscya Allah juga tidak suka bertemu dengannya.. (HR Bukhari Muslim)

Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, maka sampai kapan pun ia tidak akan menjadi orang yang berani. [ALI BIN ABI THOLIB]

Cintaku, ada suatu masa dimana hati ini tak tentu.. Ingin berontak,dan begitu sakit.. Tapi disana kita juga harus tau hakikat diri ini.. Semua pasti terkorbankan cinta.., termasuk hati, jiwa, raga, nyawa.. Hanya sabar.. sabar.. dan sabar. Tanpa batas..




Rabb, jagalah saudaraku sebagaimana dia menjagaMu disetiap untaian dzikir dan baris doanya.. Lindungi dia dari segala bahaya dan bencana, serta limpahkanlah keselamatan untuknya..
Rabb, mudahkanlah saudaraku dalam setiap urusannya, dan teguhkan pijakannya diatas dienMu yang lurus ini..
Limpahkanlah tolong dan kurniaMu kepadanya, karena sesungguhnya pertolongan dan kemenangan itu adalah dariMu semata. Dunia hanyalah hamparan bunga ujian dengan berbekal ikhlas dalam kesabaran yang mampu menuju keridhoanNya..

dear the Almighty.. I've been entrusting this beloved sist under the shadow of Your unlimited grace. I knew that You'll always be there for her. Let her lean down on You to lose the fatigues she had punished by. I'm sure she'll always be oke with You until i find her smiles under Your saving..

Selamat pagi.. Semoga Allah memberkahi wahai hamba yang menjadikan paginya sajadah dan menjadikan embun sebagai wudhunya. Alangkah eloknya bila daun yang berguguran itu adalah untaian dzikrullah yang terfahamkan.

Jauh itu mendekatkan hati, disertai doa dan harapan yang baik. Sementara dekat itu menjauhkan rindu dan mengundang kekayaan batin.

Keimanan bisa jadi tak semanis apa yang dibayangkan. Ia bisa berupa plihan akhir yang tak punya alternatif.

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata,"Kapankah datang pertolongan Allah?"
Kekuatan jiwa, kesungguhan hati, keistiqomahan, kepahaman, kepandaian. Setiap jengkal penggembaraan memberikn tapak langkah yang tertunai.

KeMahagungan dan kemurahanNya titipkan tiap catatan hikmah di perjalanan Kota Cinta. Sungguh aku selalu bersamamu, mencintaimu, dan merindukanmu. Saudariku, ingat yang ada pada kita sekarang hanyalah untuk waktu yang tak abadi, semoga kita dipersaudarakan di dunia dan di alam yang kekal..

Sang Bayu lembut membelai jasadmu, sampaikan salam kehangatan, hantarkan kearifan. Salam sayang dan rindu untuk para pejuang yang tak pernah lelah arungi medan pertempuran.

Telah tersirat kisah senja bersama seuntai tawa, telah terlukis indah senyuman di hati dalam detik tak terbilang. Mencoba melangkah menjamah taman mimpi bersama hangatnya doa, bersama suci sahajanya sang embun malam, kan menikmati sepotong kisah mimpi indah bersama di alam mimpi, alam syahdu di bunga tidurmu..

0 komentar:

Dilarang Pamer Aurat


Di zaman ini wanita-wanita yang berjalan berlenggak-lenggok mengenakan pakaian ketat lagi transparan hingga membentuk lekuk tubuhnya bahkan nyaris telanjang tampaknya sudah bukan lagi menjadi pemandangan yang asing. Pemandangan nggak halal kayak gitu tersedia gratis sepanjang hari dari pagi hingga malam dan di hampir setiap tempat, di jalan-jalan, mall, pasar, bahkan di kampus.

Aku heran, kok mereka ndak malu ya auratnya kelihatan, pakai pakaian serba minim kayak gitu? Atau jangan-jangan sengaja lagi, auratnya dipamer-pamerkan. Hiii…! Rasa malu yang menjadi salah satu ciri agama Islam yang paling jelas dari akhlak-akhlak mulia yang lain ini kayaknya sudah mereka tanggalkan.

Amat disayangkan, karena jauhnya umat Islam dari agamanya dan enggannya mereka mempelajari agamanya menyebabkan mereka terjatuh dari kerendahan kepada kerendahan yang lain dan akan senantiasa jatuh sehingga benar-benar turun di kerak Neraka yang paling bawah.

Malu adalah termasuk dari iman, apabila hilang rasa malu maka akan hilang bersamanya iman. Dari Ibnu Umar Rodliyallohu ‘anhu berkata, “Rosululloh Sholallohu alaihi wassalam bersabda, ‘Rasa malu dan iman, digandengkan bersamaan, maka apabila diangkat salah satunya, hilang yang lain’.” (Hadits Riwayat Al-Hakim)

Ngakunya Muslim, tapi masih memakai rok mini dengan kaos 'you can see' yang kelihatan pusarnya. Kalau sudah gitu, nggak ada lagi ciri-ciri keIslaman pada dirinya, sehingga sulit dibedakan mana wanita Muslimah dan mana wanita kafir, karena sama-sama nggak pakai Jilbab.

Kalaupun pakai, yah cuman asal-asalan saja. Padahal yang namanya Jilbab itu harus menutupi seluruh tubuh, tidak transparan, tidak ketat, tidak menyerupai pakaian wanita kafir dan laki-laki, dan tidak terhiasi oleh perhiasan yang menarik perhatian orang lain agar tidak termasuk golongan wanita-wanita yang ber-tabarruj (mempertontonkan) perhiasan.

Aurat adalah perhiasan yang semestinya dijaga dengan baik. Tak sepantasnya dipamer-pamerkan dan diobral dengan murah. Mengobral aurat pada setiap orang, seolah membiarkan barang yang amat berharga dijadikan keroyokan banyak orang. Dengan begitu, status berhargapun berubah menjadi barang yang rendah dan murah, karena setiap orang akan mudah menikmatinya. Itukah yang diinginkan para wanita?

Wahai saudariku, pakailah dan biasakanlah berhijab karena hal itu bisa menjagamu daari fitnah. Hijab dan penutup wajahmu adalah kemuliaan di sisi Alloh Ta’ala serta kebahagiaan bagimu di dunia dan akhirat.

Di dunia, hijab sebagai pertahanan kemuliaan dan kehormatan sedang di akhirat ada pahala yang besar dari Alloh. Coba pikirkan, adakah yang namanya kasus perkosaan itu dilakukan oleh laki-laki hidung belang terhadap wanita yang tertutup seluruh tubuhnya, yang menjalankan sunnah-sunnah Rosululloh Sholallohu alaihi wassalam baik itu dalam berbusana maupun dalam pergaulanya?

Kalaupun ada, pasti jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Tak disangkal bahwa kebanyakan yang terjadi adalah terhadap wanita yang terbuka auratnya sehingga menimbulkan syahwat kaum lelaki yang sudah tak terkendali lagi.

Karena itu, ya Ukhti, janganlah ragu untuk memakai Jilbab yang sesuai syar’i. Berpakaianlah yang sesuai dengan adab-adab yang telah ditetapkan oleh syariat ini. Gunakan kain yang tebal untuk menutupi tubuhmu dan hendaknya tidak berwarna menyolok sehingga mengundang fitnah atau menjadi godaan bagi kaum lelaki. Paling baik adalah Jilbab yang besar dan berwarna gelap.

Tahukah kamu tentang sebuah teknologi kamera tembus pandang? Ya, alat itu dapat memperlihatkan apa yang ada di balik pakaian yang dikenakan seseorang. Kabarnya alat itu tidak akan mampu menembus Jilbab-Jilbab yang besar, tebal, dan berwarna hitam yang dikenakan oleh para Muslimah yang benar-benar konsisten menjalankan syari’at ini.

Apa penyebabnya? Tidak lain karena teknologi ber-inframerah itu sifatnya memang tidak dapat menembus benda yang berwarna hitam. Subhanalloh…inilah indahnya syari’at yang sempurna ini. Tidaklah Alloh dan Rosul-Nya memerintahkan sesuatu kecuali hal itu jelas sekali manfaatnya. Wallohu ta’ala a’lam.


(http://www.eramuslim.com/oase-iman/dilarang-pamer-aurat.htm)

0 komentar:

Jilbab Syar'i, Jangan Takut Dicap Fanatik


Potret 1:
Dalam acara kumpul keluarga besar, di malam hari menjelang tidur, Ney tetap mengenakan jilbabnya, bahkan tetap berpakaian rapi tanpa mengurangi apapun yang melekat pada dirinya. Di sisi lain, saudara-saudaranya, tantenya, budenya, atau kakak adiknya yang juga memakai jilbab telah membuka jilbabnya dan memakai pakaian siap tidur.


“Kenapa pas mau tidur jilbabnya nggak dibuka, kan disini saudara semua?”


Saudara, tapi kan belum tentu mahram.


Atau pertanyaan lain “Nak, kamu kenapa tetap pakai kaos kaki sih kalau di rumah saudara?”


Hmmm ...


“Hati-hati jangan terlalu fanatik belajar agamanya Mbak”




Potret 2:
Setiap ada tamu mendadak di rumah, atau ketika Ibu meminta bantuan beli sesuatu di warung, maka Ney selalu butuh waktu sejenak, untuk memakai rok panjang, jaket, kerudung kaos, dan kaos kaki. Seperti berlebihan, karena biasanya Ibu hanya menyambar jilbab ketika ke warung, atau bahkan lupa memakai jilbab ketika menyapu di halaman rumah.


Perkataan Ney ke Ibunya, “Bu, kalau ke depan rumah dipakai jilbabnya.”


“Kan ke depan aja, ga ada siapa-siapa kok.”


“Itu Bu, ada tetangga yang Bapak-bapak.”


“Ah, ga apa-apa itu mah. Beliau juga ga akan ngapa-ngapan.”


Sesekali Ibu Ney yang balik bertanya ketika Ney bersiap merapikan seluruh pakaiannya sebelum pergi, “Ke warung aja ngapain pake kaos kaki sih?”


“Kaki kan juga aurat Bu.”


“Aiih, warung kan deket, yang liat juga ga banyak”




Potret 3:
Saat acara pernikahan saudara, Ney mendapat peran sebagai penerima tamu. Seperti orang-orang lain yang bertugas, Ney juga dibantu oleh seorang perias dalam mengenakan pakaian dan jilbabnya. Berbagai assesoris disiapkan, agar jilbab yang dikenakan tetap terlihat modis dan baju yang dikenakan pun terlihat hiasannya.


“Tante, ini jilbabya saya pakai sendiri ya, nanti tante yang hias bagian atasnya saja,”
pinta Ney sebelum tante perias memakaikan jilbab yang pastinya akan tercekik di bagian leher.


“Oh silahkan mba.. Eh ini kenapa dilapisin jilbabnya?”


“Ini kan tipis jilbabnya tante, saya pakainya panjang menutup dada.”


“Oh, kalau sampai menutup dada sayang nanti hiasan di baju bagian atasnya ga kelihatan”


“Gak papa tante, saya biasa pakai begini...”


Tante perias jilbab pun masih berusaha merapikan jilbab yang telah dikenakan Ney seperti biasa tanpa hiasan. Beruntung Ney telah mempersiapkan jilbab lapis sendiri, jilbab lain untuk hiasan dan perlengkapan lainnya sehingga tante perias tidak banyak protes saat Ney meminta jilbabnya tetap terulur hingga ke dada.




Masih banyak potret-potret yang lainnya yang kadang memiliki berbagai pandangan dari orang-orang sekitar. Ketika seorang muslimah yang berhijab ingin sempurna menutup auratnya, ingin menyeluruh menjalankan ajaran agamanya, tetapi justru dianggap fanatik. Hal tersebut terjadi karena pemahaman setiap orang atas ajaran agama ini belum menyeluruh, sehingga pola pikir yang ditimbulkan pun berbeda.


Padahal setiap aturan islam terangkum jelas, baik dalam Al-Qur’an maupuh hadis. Selain itu buku-buku Islam yang membahas aturan islam secara spesifik pun mudah didapatkan di toko-toko buku. Namun sayangnya, berbagai pengetahuan itu kalah populer dengan perkembangan mode dan budaya yang ada saat ini, sehingga masyarakat melihat yang benar adalah yang kebanyakan terlihat di masyarakat, dan yang sedikit itu masuk dalam kategori fanatik atau berlebihan dalam menjalankan ajaran agama.


Fanatik lebih dekat konotasinya dengan hal yang negatif, sedangkan kaafah atau menyeluruh diperintahkan oleh Allah melalui Al-Qur’an yang pasti bermakna positif.

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh," (QS. Al-Baqarah: 208).


Pada awal masa peredarannya di Indonesia, jilbab benar-benar berfungsi sebagai penutup aurat. Bentuknya sederhana dan penggunanya pun masih sedikit karena pada masa itu pelarangan jilbab masih terjadi di Indonesia. Jika kita tengok pada masa itu, maka jilbab yang banyak dikenakan adalah jilbab yang sesuai syariat, menutup dada, tidak transparan karena kainnya tebal, dan tidak beragam bentuknya.


Jilbab pada masa itu bukan ada karena perkembangan trend dalam berbusana, tapi jilbab pada masa itu adalah simbol perjuangan. Setelah jilbab dibebaskan penggunaannya, muslimah yang berjilbab pun semakin bertambah jumlahnya. Tak ada lagi kekhawatiran mereka tentang diskriminasi yang ada, karena jilbab telah diterima dengan baik.


Hal tersebut memberi peluang berbagai pihak untuk menggunakan kreatifitasnya, sehingga model jilbab pun semakin banyak. Saat ini berbagai model hadir untuk memenuhi kebutuhan muslimah tetapi sayangnya tidak semua trend jilbab yang ada sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, banyak juga jilbab yang hanya digunakan sebagai busana sehingga hanya dikenakan saat berpergian jauh, saat acara-acara penting, atau saat pengajian.


Sementara saat di rumah, ke warung, atau mengantar anak ke sekolah, dengan santainya tak memakai penutup aurat itu. Seakan jilbab mengalami pergeseran makna, dari kewajiban sebagai penutup aurat menjadi busana agar terlihat semakin menarik. Setelah trend jilbab gaul marak, maka jilbab-jilbab syar’i yang cenderung lebih konservatif pun dianggap moderat. Jilbab panjang cenderung dianggap tidak modis dan identik dengan fanatisme.


Pertama, sebenarnya simpel, bahwa tujuan menutup aurat adalah menghindari terlihatnya bagian tubuh secara langsung ataupun tidak langsung. Maka, menutup aurat dengan jilbab adalah dengan kain yang tidak transparan, kain yang menutup hingga ke dada, dan tentunya tidak ketat agar tak terlihat bentuk tubuhnya. Simpel, tapi terkadang yang sesimpel itu belum terinternalisasi pada seluruh muslimah.


Kedua, Esensi menutup aurat adalah menutupnya dari orang-orang yang tidak termasuk dalam mahram. Tidak semua saudara laki-laki dalam keluarga besar termasuk mahram, misalnya ipar atau saudara sepupu. Orang-orang yang termasuk mahram tercantum dalam Qur’an Surat An-Nur:31. Jadi kepada orang-orang selain mahram tersebut, kita sebagai muslimah wajib menutup aurat.


Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung," (QS. An-Nur:31).


Ketiga, tentang jilbab adalah tentang kewajiban yang sudah tidak bisa ditawar, maka menjaganya adalah menjaga kehormatan dan izzah sebagai seorang muslimah. Maka, ketika persoalan jilbab harus disandingkan dengan persoalan lain seperti pekerjaan, penampilan, atau eksistensi diri, jilbab harus tetap menjadi perhatian utama. Bagaimanapun kondisinya, usahakan jilbab syar’i tetap melekat pada diri kita.
Saat ini, model jilbab yang syar’i tapi tetap modis juga telah banyak beredar sehingga tak perlu khawatir ketika harus tetap tampil syar’i saat acara-acara pernikahan atau acara penting lainnya. Bahkan ketika di luar negeri yang memiliki musim panas, jilbab syar’i tetap dipertahankan oleh muslimah yang ingin kaafah menjalankan ajaran agamanya.

“Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatinya bersamamu,” (HR. Tirmidzi).


Di luar respon negatif seperti pada potret-potret sebelumnya, masih ada respon positif dari mereka yang jujur dengan ajaran agamaNya. Respon positif ini tak lepas dari benih-benih pemahaman yang telah ditanamkan sebelumnya.




Potret 4
Saat menjahit baju untuk sebuah acara pernikahan saudara, Ney tetap berusaha agar kebaya yang ia kenakan tidak seperti kebaya pada umumnya yang dibuat pas dengan ukuran tubuh. Maka ia sangat berpesan pada Ibu penjahit untuk melebarkan ukuran bajunya.


“Bu, ini jahitnya jangan ngepas badan ya, tolong dilebihkan di bagian pinggangnya.”, pinta Ney pada seorang penjahit yang sedang mengukur badannya.


“Ooh gitu ya Mba, tapi kalau kebaya kurang bagus kalau lebar,” jawab Ibu penjahit.


“Yang penting ga ngebentuk badan Bu, jadi dilebihin saja di sampingnya. Untuk panjang ke bawah dibuat sampai lutut juga Bu..." tutur Ney.


“Iya ini Bu, dia ga mau pakai baju yang ngepas-ngepas. Sukanya yang lebar," tambah Ibunda Ney.


“Iya, sih Bu, harusnya yang benar memang begitu kan. Dididik bagaimana sih Bu, ini anaknya bisa salihah begini ...”


Ya, penjahit itu jujur bahwa sejatinya pakaian yang sesuai syariat tidak ketat dan tidak memperlihatkan lekukan badan. Walau biasanya ia menjahit sesuai dengan ukuran badan yang pas agar terlihat cantik, tapi ia tetap mengakui bahwa di luar kecantikan itu ada hal yang lebih tinggi, aturan syariat agama.


Bukan, yang kita cari memang bukan respon atau tanggapan dari orang-orang sekitar kita. Karena pandangan manusia tak ada artinya dibandingkan pandangan Allah. Namun, tentunya menjadi tugas kita untuk mengajarkan kebaikan pada orang-orang di sekitar kita, agar pemahaman mereka tentang agama ini tidak setengah-setengah. Agar setiap muslimah di sekitar kita mengerti bagaimana cara menjaga auratnya dengan sempurna dan dapat menjaga izzahnya dimanapun mereka berada.


Muslimah salehah, jangan takut dianggap fanatik, jika kita yakin bahwa yang kita jalani adalah hal yang benar. Muslimah cerdas harus mengambil langkah yang tepat saat dianggap berlebihan dalam menjalani ajaran agama, bukan dengan meninggalkan prinsipnya atau bahkan merasa malu atau minder saat dianggap minoritas, tetapi siap menebarkan benih-benih pemahaman yang sebenernya dengan cara yang tepat.
Ketika kita meyakini sesuatu hal, maka kita akan memegangnya dengan sunguh-sungguh dan pastikan saha hal yang kita pegang saat ini sesuai dengan dua pedoman utama agama kita, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.




(http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/maya-retno-ayu-setyautami-jilbab-syar-i-antara-fanatik-dan-kafah.htm)

1 komentar:

maul's articles