Fakta Kenapa Burung Membentuk Formasi "V"


Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”. Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?

Fakta (1) :
Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbangsendiri-sendiri.
Pelajaran (1) :
Bila arah dan tujuan kita sama, dan kita mau saling berbagi dalam perserikatan, maka pencapaian tujuan kita akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Mampukah kita untuk saling dorong dan saling dukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan bersama ?. Sudah seharusnya !. Karena angsa saja bisa !

http://www.igniteall.com/images/pic_awakening.jpg
Fakta (2) :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.
Pelajaran (2) :
Kalau kita memiliki cukup logika umum, kita akan tetap berada dalam perserikatan bersama partner lain dan pengelolanya. Kita membuka diri untuk menerima dan memberi bantuan dari dan kepada partner lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama dalam perserikatan yang akan menjadi milik kita bersama.

Fakta (3) :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran (3) :
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yangunik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta (4) :

Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
Pelajaran (4) :
Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam perserikatan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam perserikatan .

Fakta (5) :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Pelajaran (5) :
Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama partner yang berada dalam kesulitan, seperti ketika segalanya baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat bangkit kembali.


(source: http://dephyton.blogspot.com/2009/01/fakta-kenapa-burung-membentuk-formasi-v.html)

0 komentar:

Jangan Jadi "Miss Komplain"


Pernahkah Anda menghitung berapa kali Anda mengeluh dalam satu hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Jika dibuat daftarnya, bisa jadi sepanjang hari itu kita lebih banyak mengeluh dari hal-hal yang sepele di rumah sampai hal-hal yang berat di tempat kerja atau di lingkungan tempat kita tinggal.

Suatu hal yang wajar jika sesekali kita mengeluh, karena sudah menjadi kodrat manusia suka berkelu kesah seperti disebutkan dalam Surat Al-Ma'arij ayat 19-21, "Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah dia mengeluh dan apabila ditimpa kesenangan berupa harta ia jadi kikir." Tapi yang sering terjadi adalah, tidak ditimpa musibah pun kita kadang sering mengeluh. Jalanan macet kita mengeluh, padahal kita tahu bahwa kemacetan adalah pemandangan sehari-hari di kota Jakarta. Pekerjaan rumah tangga menumpuk karena tidak ada pembantu, kita mengeluh. Anak rewel, kita mengeluh. Tugas di kantor bertambah, kita mengeluh. Seolah semua hal jadi bahan keluhan.

Padahal kalau ditelaah, banyak hal-hal yang kita keluhkan hanyalah urusan dunia, karena ketidakpuasan kita terhadap hal-hal yang bersifat duniawi. Tapi manusia memang sudah terbiasa banyak mengeluh, hingga kadang lupa mensyukuri hal-hal yang kita anggap tidak penting padahal sangat penting. Sebut saja nikmat sehat. Pernahkah kita bersujud dan mengucap syukur dengan tulus karena Allah telah memberi nikmat sehat setiap hari sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan lancar. Jika pun ada hambatan, seharusnya tidak membuat kita jadi mengeluh tapi melihatnya sebagai ujian dan tantangan.

Sebagai makhluk yang lemah, setiap manusia tentu saja suatu waktu pernah mengeluh, sadar atau tidak sadar. Asalkan tidak menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter yang bakal sulit dihapus dari kepribadian seseorang. Orang yang memiliki karakter suka mengeluh akan berdampak pada munculnya suasana yang tidak nyaman bagi lingkungan dan orang di sekitarnya. Pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang tabiatnya suka mengeluh dan Anda merasakan sangat tidak nyaman bahkan jengkel berada di dekatnya.

Kita memang harus waspada dengan sifat suka mengeluh ini, jika tidak ingin sifat buruk ini menjelma menjadi bagian dari karakter. Untuk itu perlu latihan pengendalian diri agar tidak selalu melontarkan keluhan Bagaimana caranya?

1. Biasakan menyampaikan keluh kesah pada Allah semata
Ketika kita ditimpa kemalangan atau musibah, lebih baik kita menyampaikan keluh kesah dan kegundahan hati kita pada Allah Swt. Karena Dia-lah Yang Mahatahu segala persoalan dan kegundahan dalam jiwa kita. "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya," (QS Yusuf;86).

2. Kita bisa berkeluh kesah pada orang lain, hanya jika keluh kesah itu merupakan hal yang penting.
Ini mungkin berkaitan dengan upaya Anda untuk mendapatkan hak Anda, atau hak orang lain yang Anda kenal. Kadang memiliki keluhan dan menyampaikan keluhan pada orang lain itu penting, asalkan disampaikan dengan baik-baik dan tidak berlebihan.

3. Bicarakan solusi yang praktis
Daripada mengeluh tiada akhir, lebih baik memikirkan atau membicarakan solusi praktis atas permasalahan yang kita hadapi. Tidak ada masalah yang tidak bisa dicari solusinya. Jika menemui jalan buntu, mohonlah bantuan pada Allah Swt.

4. Jangan membesar-besarkan hal yang kecil
Anas bin Malik berkata, "Saya melayani Rasululullah Saw. selama dua puluh tahun dan beliau tidak pernah mengatakan 'ahh' pada saya. Dan beliau tidak pernah mengatakan apapun yang tidak saya lakukan, 'mengapa kamu tidak melakukannya?' atau apapun yang telah saya lakukan, 'mengapa engkau melakukan itu?'" (HR Muslim). Jadi biarkan saja hal-hal sepele yang tidak penting itu lenyap dan tidak lagi mengganggu pikiran kita.

5. Bicaralah tentang nikmat Allah
Daripada memilih membicarakan segala sesuatu yang salah dalam hidup Anda, pilihlah topik pembicaraan tentang hal-hal yang menyenangkan dalam hidup Anda. Dengan bersikap seperti ini, bukan hanya membantu Anda menghindar dari keluhan, tapi juga mematuhi perintah Allah untuk selalu mensyukuri nikmat Allah, "Lalu nikmat Allah manakah yang engkau dustakan?".

6. Ingatlah mereka yang kurang beruntung
Salah satu cara untuk menyentak kita kembali untuk melihat realitas dan menghargai berkah yang Allah berikan pada kita adalah mengingat mereka yang kurang beruntung dari kita.. Bacalah berita-berita tentang orang lain yang menderita di Asia, Afrika, dan seluruh dunia. Bacalah tentang kehidupan anak yatim piatu di Palestina, tentang kehidupan para tunawisma di lingkungan kita sendiri. Sesekali berinteraksilah dengan mereka dan jangan menenggelamkan diri dalam rasa putus asa, tetapi menggunakan cerita mereka sebagai alat untuk bersyukur dan bersyukur kepada Allah atas apa yang kita miliki.

7. Kurangi stres dalam hidup Anda
Kita mungkin mengeluh karena kita mengalami stres yang cukup berat dalam kehidupan ini. Anda perlu tempat untuk menyendiri. Berhentilah sejenak, carilah tempat yang tenang untuk bersantai, duduk di ruang yang gelap, tarik napas dalam-dalam selama beberapa menit, berjalan-jalan di luar rumah, mendengarkan lagu-lagu nasheed dan membaca beberapa Al Qur'an akan memberikan ketenangan bagi hati dan pikiran yang sedang tertekan.

8. Bacalah kisah-kisah dalam Sirah, catatlah bagian-bagian yang penting dan pengalaman para nabi, sahabat nabi dan generasi-generasi muslim di masa lalu, belajarlah dari pengalaman, sikap dan cara mereka menghadapi masalah.

9. Bicarakan masalah-masalah lain yang lebih penting
Misalnya hal-hal baru yang mengundang minat Anda untuk belajar, proyek-proyek untuk pekerjaan Anda atau pengalaman jalan-jalan melihat keindahan alam yang membuat Anda merenungkan keindahan ciptaan Yang Mahakuasa.

10. Ceritakan pengalaman-pengalaman lucu yang pernah Anda alami, asal bukan cerita bohong.
Ketika berkumpul bersama teman atau keluarga, akan lebih ceria jika kita mendengar cerita-cerita lucu daripada mendengar keluhan, yang mereka sendiri tidak bisa membantu memberikan jalan keluar. Ceritakanlah hal-hal ringan yang lucu dan berkesan yang pernah Anda alami, ini akan membuat suasana dan orang di sekeliling Anda lebih menyenangkan.

11. Kenali sikap suka mengeluh yang jadi kebiasaan
Perhatikanlah selalu perkataan kita dari waktu ke waktu, apakah kita merasakan bahwa mengeluh lebih merupakan kebiasaan dari suatu usaha yang berguna? Mengakui hal itu sebagai kebiasaan adalah langkah pertama yang penting untuk mulai melawan sikap suka mengeluh.

12. Cari lingkungan yang lebih baik
Apakah kita merasakan lebih banyak mengeluh jika kita berada di sekitar orang-orang tertentu? Mungkin itu karena kita tidak memiliki banyak kesamaan minat dengan orang-orang tersebut, atau karena mereka tidak tertarik untuk bersikap positif dan berterima kasih. Jika itu terjadi, maka sudah saatnya kita mencari lingkungan teman yang lebih baik.

13. Sedikit Bicara
Umumnya, jika kita sudah mencoba segala sesuatu yang kita pikirkan dan masih menemukan diri kita terlalu banyak mengeluh, mungkin itu karena kita sudah terlalu banyak bicara. Jangan biarkan setan yang mengarahkan kita untuk bicara hal-hal yang tidak berguna atau berbahaya. Pertahankanlah kelembaban lidah dengan selalu mengingat Allah. Bertobatlah kepada-Nya dan bershalawatlah atas nama Rasulullah Saw. sesering mungkin.



(http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/jangan-jadi-miss-komplain.htm)

0 komentar:

6 Pertanyaan Untuk Kita Renungkan


Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. ..
Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. ..

Pertama...
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini...???"
Murid-muridnya ada yang menjawab.... "orang tua", "guru", "teman", dan "kerabatnya" ..
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar...
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian".. ..
Sebab kematian adalah PASTI adanya....


Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua...
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...???"
Murid-muridnya ada yang menjawab... "negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...
Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar...
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"...
Siapa pun kita... bagaimana pun kita...dan betapa kayanya kita... tetap kita
TIDAK bisa kembali ke masa lalu...
Sebab itu kita harus menjaga hari ini... dan hari-hari yang akan datang..


Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga...
"Apa yang paling besar di dunia ini...???"
Murid-muridnya ada yang menjawab "gunung", "bumi", dan "matahari".. ..
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru ...
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"...
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya...
Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi ...
Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini... jangan sampai
nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...


Pertanyaan keempat adalah...
"Apa yang paling berat di dunia ini...???"
Di antara muridnya ada yang menjawab... "baja", "besi", dan "gajah"...
"Semua jawaban hampir benar...", kata Sang Guru ..
tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"...


Pertanyaan yang kelima adalah... "Apa yang paling ringan di dunia ini...???"
Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan" ...
"Semua itu benar...", kata Sang Guru...
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah"...


Lalu pertanyaan keenam adalah...
"Apakah yang paling tajam di dunia ini...???"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak... "PEDANG...!! !"
"(hampir) Benar...", kata Sang Guru
tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia"...
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati... dan
melukai perasaan saudaranya sendiri...


Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...
senantiasa belajar dari MASA LALU...
dan tidak memperturutkan NAFSU...???
Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun...
dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....
serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita...???


(http://strano66.blogspot.com/2010/09/enam-pertanyaan-untuk-kita-renungkan.html)

0 komentar:

ISTIKHOROH CINTA


Semuanya berawal dari kedua mata

Ketika aku hanya berani mencuri pandang wajahmu di sana

Dengan pakaian rapat tak kau biarkan auratmu terbuka

Karena memang tak selayaknya bisa dipandang oleh sembarang mata

Maka seiring perjalan masa

Ku mulai beranikan diri tuk bertanya

Tuk selanjutnya berbagi cerita

Telah kukatakan kepadamu semenjak awal mula bahwa aku adalah lelaki ibuku sepanjang masa sebagai wujud bakti sebagaimana rasul telah bersabda

"ibumu, ibumu, ibumu!" begitulah dalam sebuah hadits yang pernah ku baca

"Lalu ayahmu!" sebagai kelanjutan ucapan dari lidah yang mulia

Sebuah jawaban darimu membuatku begitu lega

Kau berkata bahwa lebih baik memiliki suami yang berbakti daripada yang durhaka

Kau berkata lebih baik memiliki suami yang dermawan daripada yang daripada yang bakhil harta

Dan kau pun berharap bahwa pendampingmu kelak bisa membuatmu bahagia

Kau berkata ibgin segera menikah sebagai suatu rencana

Bila kelak ALLAH mempertemukanmu dengan jodoh pilihan-Nya

Agar mampu menjaga kemurnian dan kesucian niatmu dalam mewujudkan berbagai cita

Serta menjadikanmu lebih kuat kala cobaan dan ujian datang menerpa

Karena akan ada seseorang yang insya ALLAH akan mendampingi senantiasa

Namun yang harus kau tahu adalah bahwa aku lelaki biasa

Segala kelebihan dan kelemahan pastilah ku punya

Senanglah hati ketika mengetahui dirimu rutin dalam sebuah tarbiyah

Tidak seperti aku yang hanya pernah masuk madrasah

Mulai ibtidaiyah, tsanawiyah namun tidak lanjut ke aliyah

Namun sekarang aku sudah lulus kuliah

Saat ini pun aku sudah memiliki ma'isyah

Temen - temanku berkata, bahwa sudah waktunya bagiku mencari aisyah

Mungkin dengan simpanan yang ada cukuplah untuk sebuah walimah

Tentu saja yang sederhana dan bukan yang meriah dan aku pun belum sanggup untuk menyediakanmu sebuah rumah

Karena itu ku berpikir untuk mengontrak dulu sajalah

Suatu ketika kau bertanya tentang poligami

Ku jawab itu adalah ketentuan ILLAHI

Lantas kau bertanya, apakah aku akan melakukannya suatu hari nanti?

Ku jawab, apa mungkin bila adil sebagai syarat utama tak mampu kumiliki

Engkau tersenyum di mulut atau mungkin sampai ke hati

Sambil mengakui bahwa dirimu belum bisa menerima bila hal itu terjadi

Dan dirimu juga tak bisa menyamai saudah binti zam'ah istri sang nabi

Yang tulus ikhlas kepada 'aisyah dalam berbagi suatu ketika giliran aku bertanya tentang kemampuanmu bertilawah

Kau menjawab, bisa walau tak mau dibandingkan dengan para qoriah

karena kau merasa masih banyak berbuat salah dalam mengucap hukum tajwid dan huruf - huruf hijaiyah

Insya ALLAH kita akan bersama - sama belajar bila kelak kita menikah

Untuk mewujudkan keinginanmu agar bisa menerangi setiap ruang rumah

Dengan alunan suara Al-Qur'an yang merupakan ayat - ayat qauliyah

Dari situ mungkin kita bisa membaca ayat - ayat kauniyah

Untuk memastikan keyakinanku untuk menikah

Kau pun mengundangku ke tempat temanmu seorang murabbiyah

Dan tak lupa kau undang aku tuk datang ke rumah sebagai awal perkenalan dengan bunda dan ayah dan sebuah titik temu tercapailah

Istikhoroh mencari jawaban tuk menggapai alhub fillah wa lillah

Dalam doa ku bersimpuh pasrah memohon datangnya jawaban kepada Sang Pemberi Hidayah

Bila jawaban itu masih menggantung di langit, maka turunkanlah

Bila jawaban itu masih terpendam di perut bumi, maka keluarkanlah

Bila jawaban itu sulit kuraih, maka mudahkanlah

Bila jawaban itu masih jauh, maka dekatkanlah

---------------------******************************----------------------

BY : buku "ISTIKHOROH CINTA"


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-istikhoroh-cinta-/499259296041)

0 komentar:

Ketika cintaku padamu melebihi cintaku kepadaNya..

Bismillahirrahmanirrahiim...

Suatu hari pemuda itu bersedih ketika ia berpisah dengan cinta fananya. Ia bersedih bukan karena ia kehilangan cintanya, melainkan karena ia sadar bahwa ia pernah menaruh seseorang yang belum halal di dalam hatinya hingga iapun sulit untuk melepaskan kepergiannya. Ia kecewa bukan karena ditinggalkan oleh cinta fananya, tetapi dia kecewa mengapa tidak sejak awal ia menghentikan langkahnya untuk mengikuti langkah-langkah syaitan. Sekarang ia menangis, bukan karena ia kecewa, tetapi karena ia Bertaubat kepada Pemilik hatinya. Insya Allah ...

Akhirnya cinta yang fana itu berganti kepada Kecintaan dari Rabbnya yang Maha Pemurah, karena Taubat-taubatnya...

Karena:... Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-Baqoroh:222

***Mungkin masih banyak pemuda-pemudi seperti itu di jalan dakwah ini...Jika tidak kita benahi langkah kita yang salah sejak awal, mungkinkah suatu saat kita akan sadar untuk membenahinya jika cinta yang fana itu justru membawa kita terlela dan lalai?

Bersyukurlah kalian yang Diingatkan Allah dengan perpisahan yang tidak pernah kalian harapkan itu, namun disitulah bukti Cinta dari Allah yang tidak meginginkan kalian terbakar oleh neraka yang kalian lahirkan dari perbuatan kalian yang sia-sia...

Allah sayang kepada kita, maka terimalah CintaNya...

***Terinspirasi dari catatannya Akhina Najib Opic Arbain:

Cintamu tak kumiliki, cinta-Nya ku raihDi: http://bit.ly/cFCnFb

0 komentar:

Aku Mencintaimu Utuh Tak Tersentuh..

Bismillahirrahmanirrahiim....

Artikel diambil dari Grup: Renungan Kisah Inspiratif MuslimahJudul: Ku Mencintamu utuh Tak Tersentuh

***Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta... Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….

Catatan yg diambil dari: http://www.facebook.com/note.php?note_id=119520411434716%EF%BB%BF

0 komentar:

TERSENYUMLAH


Sobat...?? anda pasti Pernah merasa susah tersenyum? Pastinya pernah ya.. Khususnya saat

pikiran sedang berkecamuk dengan aneka problematika dunia. Orang yang terlihat suka cemberut cukup merepresentasikan suasana hatinya. Dan jika itu sering dilakukan dan menjadi kebiasaan, maka pada akhirnya itu bisa menjadi karakter, dan dijulukilah ia Si Pemurung, Cuek, Tidak ramah, dan lain sebagainya. Semuanya cuma berawal dari senyuman.

Bahkan Rasulullah pun telah mengisyaratkan bahwa "Senyum di hadapan saudaramu adalah sedekah" sehingga senyum adalah bentuk ibadah yang menjadi salah satu ciri baiknya akhlaq seseorang. Bahkan, lebih jauh lagi, senyuman adalah representasi dari kuatnya keimanan seseorang,karena senyum menunjukkan keikhlasan hatinya menjalani segala ketentuan Allah seberat apapun di kondisi apapun. Stay cool, calm, & confident, even in the hardest condition.

"Janganlah kalian menyepelekan kebaikan sekecil apapun bahkansekedar berwajah menyenangkan (senyum) di hadapan saudaramu" (HR.Muslim)

berikut ini rangkuman tentang manfaat senyuman:

1. Senyum membuat Anda lebih menarik. Orang yg byk tersenyum memiliki daya tarik. Orang yg suka tersenyum membuat perasaan orang

disekitarnya nyaman dan senang. Orang yg selalu merengut, cemburut,mengerutkan kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak nyaman. Dipastikan orang yg byk tersenyum memiliki byk teman.

2. Senyum mengubah perasaan. Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.

3. Senyum menular. Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang. Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia.

4. Senyum menghilangkan stres. Stres bisa terlihat di wajah.Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih. Ketika Anda stres, ambil waktu untuk tersenyum. Senyuman akan mengurangi stres danmembuat pikiran lebih jernih.

5. Senyum meningkatkan imunitas. Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.

6. Senyum menurunkan tekanan darah. Tidak percaya? Coba Anda mencatat tekanan darah saat Anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanandarah saat Anda tersenyum saat diperiksa. Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih rendah.

7. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin.Senyum ibarat obat alami. Ketiganya adalah hormon yg bisa mengendalikan rasa sakit.

8. Senyum membuat awet muda. Senyuman menggerakkan banyak otot .Akibatnya otot wajah terlatih sehingga Anda tidak perlu melakukan facelift. Dijamin dengan byk tersenyum, Anda akan terlihat lebih awet muda.

9. Senyum membuat Anda terlihat sukses. Orang yg tersenyum terlihat lebih percaya diri, terkenal, dan bisa diandalkan. Pasang senyum saat rapat atau bertemu dengan klien. Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih baik.

10. Senyum membuat orang berpikir positif. Coba lakukan ini :pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pasti susah. Penyebabnya, ketika Anda tersenyum, tubuh mengirim sinyal "hidup adalah baik". Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai anugerah.

Waallahu A'lam bissawab


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-tersenyumlah-/495842221041)

0 komentar:

KEMBALI....aku MERINDUmu


♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling simpati mereka adalah seperti satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya akan terkena demam dan tidak bisa tidur" (HR.Bukhari-Muslim).

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 

Sayang? cinta? Ketulusan? Ridho-Nya?

Terkadang manusia tak ingati bagaimana dia bisa hidup, bisa melalui hidup dan bisa merasakan kesenangan dan kesedihan akan kehidupan, tak lain adalah dari Allah SWT.

Cinta ...

pada hakikatnya semua manusia merasakan apa itu cinta,apa itu ketulusan .Tapi apakah kita ingati jika cinta dan ketulusan yang kita berikan kepada seseorang di Ridhoi Allah?

Memang tak semudah itu kita menemukan sebuah cinta yang di Ridhoi Allah.

Bahkan untuk menemukan sebuah ketulusan begitu sulit jika tidak berawal dari diri kita sendiri.

Karna pada hakikatnya cinta dibagi dua tipe,

1. penggoda.

2. penuntun.

Mana yang kau pilih diantara kedua itu?

Tak khayal jika tipe penggoda memang lebih menarik daripada tipe penuntun. Karna hanya kesenangan duniawi saja yang menyelimuti hati, fikiran, dan raga.Tapi tidakah kau fikirkan, bagaimana perasaanmu di akhirat kelak?Menangiskah kau?Atau tersenyumkah kau??Terutama bagaimana perasaan orang tuamu... terutama ibumu??Saat diakhirat kelak??

Berbeda dengan tipe penuntun, cinta dan ketulusan mengalir begitu saja untuk mengharap ridho-Nya.Bahkan untuk memilih cinta tak luput menghadap-Nya, shalat istikharah di penghujung malam..Dan setiap langkah yang ia langkahkan tak luput dari dzikirullah dan niat yang baik.

"Kata Hatiku...."

Aku memang belum pernah merasakan begitu indahnya cinta dari seseorang yang mengajakku kejalan-Nya. Karna memang belum aku temukan. Dan karna memang jalanku penuh akan duri, bahkan kisah laluku jatuh ke lorong kelam hingga kini masih sering kali menyesakkan hati.Begitu aku benci diri ini,

Tapi tak harus ku larut bersedih hati, ku harus lebih baik dari yang lalu. Dan ku harus lebih berhati-hati untuk memilih pilihan yang benar-benar bisa menuntunku dijalan Allah.,



♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 

syairku..

Penuntunku....

Aku rindui dirimu disetiap waktu...

Aku rindui jiwamu yang menyapaku disela waktu...

Mengajakku bermunajat,menangis pilu..

Mengingati dosa-dosa lalu..

Aku rindui jiwa itu...

Jiwa penuntun hatiku...

Yang membawaku ke jalan-Mu...

Tahukah kau?

Ku tak ragu siapakah dirimu?

Bagaimanakah dirimu dulu?

Setampan apakah dirimu?

Sekaya apakah dirimu?

Karna memang kau penuntunku,

Untuk menghapus luka lalu, dan menuntunku hingga ajal menjemutku,

Aku rindui dirimu...

Dalam setiap akhir shalatku,

Aku rindui dirimu...

Dalam setiap tidur lelapku,

Aku rindui dirimu...

Dalam setiap suka dukaku,

Karna kau penuntunku,

Jiwa pembuka hatiku,Penawar lukaku,

Jika ada cinta dihatiku terhadap makhluk-Nya...

kan ku pilihkan yang bisa membawaku menuju Jalan-Nya..

Menyentuh hatiku dengan kesholehan-Nya...

Aku tak perduli siapa dia, dan bagaimanakah dia dulu..

Yang ku tahu, adalah sekarang dan esok bisa menuntunku ke Jalan-Nya..

Aku rindui ketulusannya...

Aku memang masih jauh dari sempurna, karna memang tak ada manusia yang sempurna.

Dan akupun tahu begitu gejolaknya keindahan di dunia ini..

Merasakan jatuh ke lorong yang begitu kelam membuatku sadar akan kehidupanku jika tanpa DIA.

Tapi yang ku ingin sekarang, aku berjalan dan akan terus berjalan dijalan-Nya,Tanpa menengok kebelakang.

Karna yang lalu adalah sebuah pelajaran yang begitu hebat dan sebagai evaluasi dimasa mendatang...

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 

BLOG RKI: http://nowilkirin.blogspot.com/

(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/kembaliaku-merindumu/494721101041)

0 komentar:

Aku Memaafkan Kamu


Bagaimana ada seseorang yang sudah menyakiti hati kamu begitu dalam? Bagaimana orang yang begitu kau kagumimu mengecewakanmu? Bagaimana jika ada seseorang yang tlah menikam kamu dari belakang? (misal sahabat?) Bagaimana jika kekasih kamu mengkhianati kamu? Bagaimana jika kamu tahu dia t’lah menyakiti kamu lahir batin? Bagaimana jika kamu direndahkan dan diinjak-injak?

Mudahkah kamu memaafkan dia? dia? dia? atau mereka? Sulit… pastinya sangat sulit. Bahkan yang ada rasa benci dan dendam…..Trauma Memaafkan? Urutan terakhir yg diinget dech.. hehehe… dan aku bilang, itu manusiawi sekali.

Namun, apakah perlu begitu? Apa untungnya kita membenci dan dendam? Nggak ada…. Tak ada untungnya sama sekali. Bisakah hati yang membenci mengeluarkan aroma yang harum? Bisakah hati yang mendendam mengeluarkan aroma yang positif? Bisakan dalam keadaan begitu kita berpikir jernih dan netral? Takkan bisa sama sekali… Bahkan, saat hati kita menyimpan rasa benci dan dendam, maka aura yang kita pancarkan kan brasa tak enak. Kita tak bisa mengundang aura positif ke dalam hati dan tubuh kita. Kita tak bisa mengundang Asma Allah/Tuhan ke dalam diri kita.

Karenanya…. maafkan dia .. sejahat apapun dia. Karena tak ada untungnya buat diri sendiri tuk mendendam dan membenci Musuhmu pun tak rugi / tak untung apapun jika kamu membencinya. Katakan Aku Memaafkan Kamu dengan hati yang rela. Maka kamu sebenarnya t’lah menang atas musuhmu dan mendapat pahala yang sangat besar. Dan hatimu serta hidupmu kan adem dan tenang.

*Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Menanam kebaikan dan belas kasih, menuai kebaikan dan aura positif Menanam kebencian dan dendam, menuai kebusukan dan aura yang negatif*

BLOG RKI : http://nowilkirin.blogspot.com/


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/aku-memaafkan-kamu/494402551041)

0 komentar:

Memurnikan Hati


Keheningan malam begitu mendera

Rintihan kasih hangat ingin ku cipta

Tiap nada ku lantunkan dengan pesona melodi

Sendiri aku disini, hanya bulanku yg slalu menari

Tanpa ku lihat bintang menempati butiran cahaya menyinari

Malam ini ingin hanya Dia yg mengasihi

Dataran kian mencekam seiring langkah kian melemah

Menelusup sesak dalam hati kian merambah

Aku tersenyum dengan menyembah

Lihat diriku berlalu dengan tunduk tengadah

Ku lihat ujung jalan itu sempit dan semu

Tak kusangka itu bagai lorong pantaiMu

Ku tapaki dg bibir teriris sembilu

Prihal ceritaku terlalu kaku menggebu

Sudahlah wahai duniaku

Jangan dulu kau ganggu aku

Biarkan aku sejenak untuk menguatkan kakiku

Iringan langkah seribu ingin ku menyeru

Selamat datang akhiratku

Bawalah aku pergi bersamamu

Tinggalkan sedih dan juga pilu

Haturan harap ku tadahkan padaMu

Duniaku!

akhiratku!

Bukan aku ingin memilih kalian

Namun ingin ku tegaskan

Aku hanya ingin memadukan

Biarlah akhiratku yg menuntun langkah duniaku…

Duniaku berilah aku kebahagiaan dalam tidur panjangku

Karunia akanMu harapan hidupku

Rizki dariMu pengingat padaMu

Bangunkan aku saat akhirat menjemputku

Ya Allah,,

Tak ada sesal buatku

Kau tiup itu dg berlalu

Hati pilu berganti sendu

Dan akhirnya aku melangkah maju

Dengan kebaikan yg hakiki dariMu

Wahai Kau Maha Pengasih lagi Penyayang

Murnikanlah hatiku!

Kuatkanlah langkahku!

Bimbinglah jiwaku!

Untuk slalu tunduk dan sujud padaMu

[oleh Mif d'King]


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-memurnikan-hati-/496017881041)

0 komentar:

SURAT KEPADA TUHAN


Tuhan...

Malam ini kembali aku mengetuk pintu Mu

Lewat derasanya doa dan pujian yang terlantun

Dalam isak tangis yang mengiba

Ku bersimpuh di haribaan Mu

Pada setiap waktu ku yang tersisa

Berusaha untuk tetap tegak dan tegar

Menghadang setiap badai dalam hidup

Menepis gemuruh ragu dalam kalbu

Illahi Rabb....

Engkau lah kekuatan dalam setiap jengkal nadi ku

Mencengkram erat di setiap hembusan nafas ku

Membuncah rasa rindu ku pada Mu

Menggema di dalam relung kalbu

Aku takut yaa Rabb...

Tak bisa penuhi setiap janji yang terucap

Tak bisa menahan kenikmatan dunia yang mempesona

Bahkan tak bisa kendalikan nafsu angkara yang membelenggu

Yah nafsu ini begitu kuat menggoda

Berusaha luruhkan rasa Cinta ku pada Mu

Mengesampingkan nikmat yang telah Engkau beri

Menafikkan Engkau seakan Kau tiada

Bantu aku ya Rabbi...

Tepiskan segala resah yang menyelimuti hati

Hilangkan semua gelisah yang memeluk raga

Buang setiap keraguan yang mendekap kalbu

Ulurkan tangan Mu di sepanjang jalan ku

Berikan Cahaya Mu menerangi langkah ku

Jangan biarkan aku terjerebab lagi dalam lumpur dosa

Pegang aku ya Allah...

Pegang erat jiwa ku yang selalu ingin mengembara

Berkelana mencari cinta hakiki Mu

Mengeja ayat demi ayat di dalam Kitab Suci Mu

Agar kau tak berpaling dari ku

Tuhan...

Tutup semua pintu dosa ku

Jangan biarkan lautan dosa menenggelamkan ku

Dalam buih-buih kenistaan yang menggunung

Ijinkan aku menapaki kaki-kaki langit

Mencari dan menemukan cinta sejatiku

Karena ku tahu ya Rabbi...

Hanya cinta Mu yang paling hakiki



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/surat-kepada-tuhan/496276446041)

0 komentar:

Tuhanku, Ajari Aku


Tuhanku,

Sungguh aku makin mencintaiMu sepenuh hati jiwa ragaku.

Engkau telah ajari aku bagaimana menjadi orang yang dermawan tanpa menjadi orang yang boros.

Engkau pula telah ajari aku bagaimana menjadi orang yang hemat tanpa menjadi orang yang pelit.

Engkau pula telah ajari aku bagaimana menjadi orang yang hati-hati dalam waktu dan harta.

Engkau pula telah ajari aku bagaimana mempersiapkan masa depan tanpa mengkhawatirkannya

Engkau pula telah ajari aku bagaimana menghormati orang lain tanpa bergantung kepadanya

Engkau pula telah ajari aku bagaimana memberi tanpa mengharap balas

Engkau pula telah ajari aku bagaimana nikmatMu aku tularkan kepada hamba-hambaMu

Engkau pula telah ajari aku bagaimana rasanya menjadi orang yang selalu memberi

Engkau pula telah ajari aku bagaimana mengutamakan orang lain

Namun,

aku ini masih pelit untuk selalu beribadah kepadaMu dan berterima kasih kepadaMu

Tuhan, Singkirkan aku dari golongan orang yang pelit harta, pelit hati, dan pelit jiwa....

Masukkan aku ke dalam golongan orang yang kaya harta, kaya hati, dan kaya jiwa....

agar aku tidak terperosok dalam siksaMu yang teramat sangat pedih itu....

Aku ingin dermawan karena kaya hati......

Tuhan, Ini do'aku Kabulkanlah......

Amin


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/tuhanku-ajari-aku-/492537326041)

0 komentar:

Mencintaimu Karenamu Ya Allah

Wahai Penilai Hati lihat batinku, Entah Ungkapan apa yang dapat kulukiskan betapa bersyukurnya Hamba atas anugerah Cinta yang Engkau berikan ini pada Hamba..

Hanya padamu kubertanya lewat setiap sujudku ini Hingga akhirnya kau tunjukkan padaku Cinta terhadap makhluk karenamu Ya Alloh.. Sesungguhnya rahasia itu hanya kau yang tahu

Hingga akhirnya engkau ajarkan kepada hamba atas apa-apa yang tidak kuketahui Kau tunjukkan ilmu-Mu dihadapanku yang sungguh aku tak mampu menafsirkan betapa sesungguhnya engkau maha mengetahui apa-apa yang tidak kuketahui

Kau berikan jawaban kepada Hamba atas setiap doa yang kupanjatkan dalam setiap kesempatan kala bermunajat kepada-Mu dan juga didalam sunyi keheningan malam

Engkau tunjukkan pula pada lubuk hatiku akan hubungan yang sesuai dengan syar’i dan yang sepantasnya diridhoi olehmu Ya Alloh.

Kau berikan aku kekuatan dan tindakan nyata kepadaku dalam setiap keraguanku hingga ku dapat melangkah dan memutuskan segala sesuatu-Nya menyesuaikan dengan tuntunanmu

Ya Alloh..sungguh luar biasa rencana darimu Ya Alloh

Kau pertemukan hamba dengan seseorang ukhti yang terbaik menurut pandangan serta harapanku dan tentunya terbaik pula menurut-Mu Ya Alloh.

Tiada kata yang bisa kuucapkan selain rasa syukur kepadamu Ya Alloh

Aku sebagai hambamu yang lemah dan tak sempurna hanya bisa memohon dan berdoa kepadamu Ya Alloh

Janganlah Engkau cabut rasa yang telah hadir dan kian tumbuh itu dariku Ya Alloh

Janganlah pula Engkau bolak-balikkan Hati Hamba-MU ini Ya Alloh dari Qolbu ini

Sesungguhnya,

Aku mencintaimu ….. …. ….. karena-Mu Ya Alloh.

Dengarlah suara hatiku ini bahwa sesungguhnya aku mencintaimu karena-Mu Ya Alloh...

Dan, di akhir ungkapan hatiku ini..

Kutitipkan saja Rindu dan Cintaku ini pada-Nya...

Amiin Ya Robbal’alamin



(http://www.facebook.com/note.php?note_id=497164356041&id=301729376267)

0 komentar:

Ketika Hati Pernah terbagi...

"Papan Kayu, Paku, dan Lubang"(Ketika Hati pernah Terbelah)
Jika hati itu ibarat papan kayu, maka pasangan hidup adalah pakunya. Sedang lubang yang tertinggal di papan tatkala paku dicabut adalah kenangan. Meski paku tak lagi bersarang, namun tubuh papan telah berubah. Tubuhnya kini tak lagi mulus lantaran lubang-lubang yang bersemayam. Banyaknya lubang tentu saja tergantung dari banyaknya paku yang sempat tertanam. Dan besar kecilnya lubang tergantung pula dari bagaimana paku mengoyak papan kayu...
Harus diakui, siapa pun orang di sekitar kita pasti memiliki tempat tersendiri di hati. Berdasarkan perbedaan porsi, muncullah klasifikasi status sosial-pribadi: kenalan, teman, sahabat, saudara, keluarga, atau bahkan kekasih. Klasifikasi tersebut memiliki satu pondasi: cinta...

Kualitas cinta akan semakin sempurna apabila memiliki porsi yang total. Sepenuh hati. Suci. Cinta seperti ini tentu saja didasarkan bukan semata-mata cinta karena makhluk, melainkan cinta karena Allah SWT.[1] Cinta seperti inilah yang patut kita realisasikan dalam kehidupan, termasuk pernikahan...


Jangan Hanya 'Sisa'.

Bukankah rumah yang kokoh itu tidak dibangun dari kayu yang rapuh? Pun begitu dengan pernikahan. Dibutuhkan hati yang utuh untuk menciptakan pernikahan yang kokoh...

Tapi justru dewasa ini, kita disuguhkan dengan fenomena permainan hati (pacaran) yang kian semarak. Di mana sebelum menikah, hati dibuka lebar-lebar layaknya hotel untuk disinggahi banyak orang secara 'temporer', namun memberi bekas secara 'permanen'. Bagaimana tidak, pernikahan dengan kondisi hati seperti ini akan melahirkan banyak perbandingan lantaran kenangan-kenangan dengan 'si dia', 'si dia', atau 'si mereka' yang terus saja membayang di setiap jengkal kehidupan. Manakala suami/istri kita menyuapi bubur misalnya, terlintas begitu saja bayangan 'si dia' yang dulu juga pernah menyuapi kita bubur. Ketika melintas di kerumunan, lalu mencium bau parfum yang khas, ingat 'si dia' yang juga memiliki harum yang sama. Lalu kemudian mulai membandingkan, kenapa suami/istri kita tidak wangi seperti 'si dia'..

Sejenak mungkin tubuh kita hadir bersama suami/istri, namun pikiran melayang membayangkan kisah-kisah indah bersama 'si dia'. Hal itu disebabkan oleh pemberian hati yang tidak utuh lantaran telah banyak lubang yang dihasilkan tusukkan-tusukkan cinta yang 'semu' dari masa lalu. Menyedihkan, bukan?

Bayangkan, ketika kita melihat kertas polos dengan satu nama di tengahnya, mata kita akan menangkap satu sentralisasi konsentrasi yang utuh. Namun tidak demikian apabila terdapat banyak nama dan tulisan di kertas tersebut. Mata kita akan mendapati banyak nama dan konsentrasi kita menjadi tidak fokus. Meski pun nama yang dituju telah diberi tanda khusus, lingkaran misalnya, namun tetap saja kertas itu tidak bersih dan indah. Tulisan-tulisan selain yang dilingkari kerap kali mengganggu...

Hal serupa terjadi pada hati kita. Hati yang belum pernah terjamah permainan cinta akan fokus terhadap satu nama pertama dan terakhir. Di mana nama tersebut tertulis sebagai pendamping hidup kita: 'fulan bin fulan' atau 'fulanah binti fulan'...

Allah SWT memberi jodoh sesuai dengan cerminan diri kita.[2] Maka coba tanyakan pada nurani, apakah kita tega hanya memberi hati yang 'sisa' kepada suami/istri kita? Sementara tanyakan pada logika, apakah kita siap hanya mendapat hati yang 'sisa' dari suami/istri kita?


Rumah yang Kokoh

Sungguh indah segala keteraturan. Layaknya lalu lintas, indahnya keselamatan akan tercipta apabila para pengguna jalan mematuhi rambu-rambu yang ada secara teratur. Untuk membentuk rumah tangga yang indah pun perlu adanya sebuah keteraturan dalam membangunnya: keteraturan menjaga hati dan kesucian diri..

Sebelum berumah tangga, seorang Muslim haruslah menjaga kesuciannya.[3] Menjaga diri dari masuknya cinta selain untuk Allah SWT. Maka dari itu tidaklah dibenarkan untuk mengikuti langkah-langkah syetan dengan mengumbar cinta atau berpacaran sebelum menikah.[4] Dengan begitu hati akan tetap terjaga kesuciannya dari lubang-lubang cinta yang tidak semestinya...
Tatkala menikah, hati yang utuh dan suci akan merasa bahagia dengan cinta pertama dan terakhir. Cinta yang diberikan kepada suami/istri dalam balutan ridho Illahi. Cinta yang utuh, lantaran hati tak pernah terjamah cinta yang lain. Cinta yang suci, lantaran hati tak pernah terkotori cinta yang salah. Cinta seperti inilah dapat saling melindungi dan memberikan nuansa kemurnian cinta yang sesungguhnya dalam rumah tangga.[5]
Serupa rumah yang kokoh, akan memberi perlindungan apabila komponen dasarnya juga utuh dan kokoh..


Kini tengoklah ke dalam hati, sudah sejauh mana hati terbagi?



Foot
Note:[1] Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci
karena Allah (HR. Ath-Thabrani).[2] QS. An-Nuur (24): 26[3] Wahai segenap
pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah kawin. Sesungguhnya
perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi
barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng
(penjagaan) baginya. (HR. Bukhari)[4] QS. An-Nuur (24): 21[5] Barangsiapa
mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan
melindunginya dari beban gangguan manusia (HR. Ad-Dailami).


(http://millatfacebook.com/bulletin/view/id_10355/)

0 komentar:

Belajarlah Dari Matahari


Anakku, lihatlah matahari itu
Ia tidak pernah berhenti memberikan cahaya
Sekalipun orang-orang tidak mau memujinya
Tidak pernah memberikan penghargaan kepadanya
Ia tetap memberikan pencahayaan
Bayangkan, apa yang akan dialami bumi
Bila matahari tidak mau bercahaya

Anakku, janganlah kau putus asa
Karena besok pagi matahari itu akan terbit kembali
Songsonglah masa depan dengan semangat membara
Tanpa kenal lelah dan pudar
Karena dengannya kau akan menjadi mulia

Anakku, kau lihat matahari itu sangat tinggi
Tetapi ia masih mau membantu bumi
Karenanya, bila engkau kelak sedang di atas
Janganlah lupa kepada yang di bawah
Sebab kau akan semakin tinggi ketika kau selalu merendah

Anakku, matahari itu tidak lupa diri
Sekalipun ia sibuk memberikan cahaya kepada semesta
Ia juga memberikan cahaya pada dirinya
Karenanya janganlah kau menjadi seperti lilin
Yang rela membakar dirinya untuk pencahayaan
Tetapi jadilah seperti matahari
Yang memberikan cahaya bagi orang lain
Juga memberikan cahaya bagi dirinya sendiri.

by: DR. Amir Faishol Fath
(http://www.facebook.com/photo.php?fbid=162201160464815&set=t.1733547039)

0 komentar:

Kasih_sAyang Allah


Aku bukanlah siapa-siapa

Tak ada raja yang
mengenalku

Tak pula rakyat jelata
menghormatiku

Aku hanyalah makhluq hina

Terasing dan terbuang

Tak seorang mencintaiku

Semua manusia tak mehiraukan ku

Tak ada yang menghendaki
diriku

Tak pula yang merinduku

Dalam kesendirian

dan

keterasingan ‘ku tersadar

Ada yang tengah
memperhatikan

bahkan merindukanku

Dia selalu menghendaki
kehadiranku

bahkan ketika aku
mengabaikan
keberadaannya

Dia terlalu mulya untuk ‘ku
harapkan

Namun sekarang aku
percaya

Dia memang merindukanku

Hanya dia yang
menghendaki hadirku

Hanya dia yang s ’lalu sabar

atas segala jahilku

Dalam setiap alpaku

Hanya dia yang selalu
merindukanku

Sahabat, sadarkah kita,
dalam setiap kedurhakaan
kita selalu tersimpan
kerinduan Allah? Mungkin kita bertanya, apakah Allah tidak menghendaki
kedekatan kita sehingga membiarkan kita jatuh dalam kenistaan. Namun
ternyata itu salah. Allah selalu mengundang hamba-
hamba-Nya yang terperosok
dalam kehinaan dosa. Betapa besar kasih-sayang Allah.
Bahkan Dia masih
menghendaki kehadiran kita
dalam istana kemulyaan-Nya
setelah semua kedurhakaan
yang kita perbuat.

(http://www.facebook.com/photo.php?fbid=156259567743671&set=t.1733547039)

0 komentar:

Menyamuderakan Cinta Si Pecinta


Oleh: Shabra Shatilla

dakwatuna.com – Malam semakin larut, angin berbisik sayup-sayup terdengar di balik jendela yang sedikit terbuka. Menyelisik hati bersama hawa dingin yang diam-diam mengalir masuk. Dinginnya mampu menggigilkan tubuh perempuan yang mengintip rembulan dari sebalik gorden kamarnya. Ah, rembulan perak pun enggan memurnama. Padahal tinggal seselaput tipis untuk menjadikannya bulat seutuhnya. Laksana dekatnya bilangan hari yang akan menyampaikannya pada purnama agamanya.

Andaikan waktu itu benar-benar bisa dihentikan, ia berharap waktu itu terhenti saat sunyi ini. Menyendiri dalam ruang hampa waktu. Sejenak meninggalkan segala gundah galau yang selama ini membuat hatinya menceracau. Atau jika tidak, tak bisakah hari-hari itu mengurai dalam bilangan detik yang lebih panjang? Agar ia punya kesempatan bernafas lebih lepas. Membuang segala sesak yang telah lama menyeruak.

Malam ini tidak ada airmata yang menetes. Entah kenapa. Padahal ia ingin sekali membuang segala gundah bersama bulir-bulir permata indah itu. Biar jatuh. Biar luluh. Biar tidak selalu menggelayut dalam langit hatinya yang semakin rapuh. Atau mungkin airmata itu telah kering. Dalam bilangan bulan malam-malam yang telah berlalu. Entah berapa purnama yang telah ia lewati dengan isakan di setiap penghujung malamnya. Bukankah sangat wajar, jika airmata itu telah kering tanpa menyisa setitis embunnya?

Seorang perempuan biasa. Ia sedang terluka dalam sebuah episode bernama cinta. Yah, cinta yang tidak mempertemukannya dengan kekasihnya. Cinta yang mengajarinya tentang hakikat ‘menerima’. Cinta yang membuatnya sadar akan dirinya. Bahwa sungguh, hatinya ternyata tidak berada dalam genggamannya. Ia tidak bisa meminta hatinya untuk merasakan apa yang dipikirkan oleh akalnya. Sebanyak apapun doktrin dan pelegalan yang disusupkan oleh akalnya, ternyata begitu saja dimentahkan oleh hatinya.

‘Wahai hati, kenapa engkau tega membuatku terpuruk dalam derita luka ini?’ rintihnya malam ini bersama belaian mesra bayu segara, kering tanpa cinta.

Laksana perempuan lainnya, ia ingin mengabdikan diri dan hatinya seutuhnya untuk suaminya nanti. Tapi bayang-bayang lelaki dari masa lalu itu, selalu saja mengusik tidurnya. Kenapa ia yang selalu harus hadir dalam setiap mimpi dan lamunannya? Setiap kali ia hadir, setiap kali itu pula ia menghalaunya. Menggantinya dengan bayang lelaki yang dalam hitungan hari akan menjadi suaminya. Tapi sepersekian detik saja bayang itupun telah pudar. Wajah itu berganti dengan ia yang tak diingini.
Perempuan itu lelah. Sangat lelah. Hampir putus asa. Merasa dirinya benar-benar tidak berguna. Apakah surga masih diizinkan untuknya? Ia takut kelak akan mengkhianati suaminya. Karena rasa cinta yang tidak mampu ia berikan seutuhnya, separuhnya. Rasa khianat itu mulai menunas di hati dan jiwanya, perih.

Dalam sendu, perempuan itu bermunajat syahdu. Ada getar-getar pilu dalam sunyi kata merdu.

“Ya Rabb,, sungguh Engkau tahu betapa besar cintaku padaMu. Yang dengannya menjadikan aku begitu mencintai kedua ibu bapakku. Aku hanya ingin menjadi anak yang bisa berterimakasih kepada mereka. Dengan caraku. Yang tidak sehebat pengorbanan penghuni gua, yang mendahulukan orang tuanya di atas dirinya, istri, dan anak-anaknya. Tak seindah kisah Uwais Al Qarni yang baktinya kepada ibunya mampu membuat jenazahnya diperebutkan oleh malaikat untuk memandikan, mengafani, dan menguburkannya. Yang membuat doanya tidak akan pernah tertolak oleh RabbNya. Yang membuat namanya tidak terkemuka di bumi namun begitu dikenal di langitNya.
Lalu apakah aku akan lebih mementingkan rasa cintaku kepada manusia yang tidak seharusnya kulabuhkan cintaku kepadanya? Dan mencampakkan baktiku kepada kedua orang tuaku di bawah telapak kaki cinta? Bukankah jika begitu berarti aku juga telah mencampakkan surga yang berada di bawah telapak kakinya?”

Matanya mulai berembun. Tak kuasa ia menahan sesak dadanya, perih luka, dan pedih jiwa.

“Tidak, Ya Rabb.. Aku mencintaiMu.. Dan dengannya aku mencintai Bapak Ibuku.. Dan untuk mendapatkan Ridha keduanya. Ya Rahman, aku rela jika sepanjang usiaku aku harus hidup dalam kesakitan. Jalan inilah yang aku pilih untuk membuktikan besarnya cintaku padaMu. Aku tidak akan menyerahkan diriku untuk menghamba pada cinta yang selain atasMu. Ya Rabbiy Mudahkan.. Kuatkan.. Teguhkan.. Kokohkan.. Hati dan kaki ini untuk meretas cinta di atas jalanMu, sebagaimana para pejuang cinta terdahulu, yang tidak sedikit pun mengubah janjinya hingga datang kepastian itu.”

Membanjir juga air matanya, meleleh bersama dingin malam. Dalam dekapan gulita yang semakin mendekati akhirnya. Kesadaran itu menjalari hatinya. Dan membuka kait-kaitnya yang selama ini tertutup, terkunci atas pemasungan kesadaran yang diatasnamakan cinta. ia tau ia salah, memberi harapan akan sesuatu yang belum pasti dapat ia berikan. Lelaki itu salah, keegoisan cintanya membuatnya merasa benar atas semua tindakannya. Mereka berdualah yang salah. Dan tidak sepantasnya mengambinghitamkan pihak atau hal lain untuk mendapatkan pembenaran. Tidak pula cinta.

Karena cinta itu tidak salah. Tidak pernah salah! Dan tidak akan salah! Perasaan sayangnya itu adalah tetap sebuah anugerah, yang dititipkan Allah agar ia merasainya. Agar hatinya peka dengannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, meraba tanpa mata, telinga, dan tangannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, dan meraba dengan hatinya, dengan jiwanya.

Ya, cinta mereka tidaklah salah. Tapi ‘ekspektasi memiliki’ yang tanpa sengaja mereka tumbuhkan dan akhirnya mengakar dengan begitu kuatnya itulah yang salah. Bukanlah cinta yang menyebabkan mereka merasai sakit seperti saat ini. Tapi ekspektasi memiliki yang tidak sampai itulah yang dengan sebegitu dahsyatnya telah memporakporandakan hati. Karena bukankah cinta itu membebaskan, mencerahkan, dan menenangkan? Sedangkan ekspektasi memiliki itu membelenggu, meredupkan, dan meresahkan.

Tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hatinya. Benarkah lelaki itu mencintainya dengan setulusnya? Bukankah mencintai itu berarti berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada kekasih yang dicintainya? Mencintai apa yang menjadi kecintaannya? Lalu mengapa selama ini lelaki itu masih tidak bisa terima dengan keputusannya? Keputusan yang ia ambil dengan sadar jaga. Keputusan yang menyakitkan. Namun, keputusan itulah yang paling menenangkan hatinya. Keputusan yang ia anggap paling baik untuk semuanya.

Tidak tahukah lelaki itu, selama ia masih menggugat keputusan itu dan mencari-cari pihak untuk disalahkan, sungguh sebenarnya ia telah menyakiti hati perempuan itu lebih dalam. Semakin lelaki itu tidak terima, semakin dalam dan sakit pulalah goresan yang ia ukirkan di hati perempuan yang katanya ia cintai dengan segenap jiwa. Atau apakah memang lelaki itu mengharapkan agar ia merasai sakit itu? Sakit yang mencerabut ketenangan dan kebahagiaan dalam hatinya. Sakit yang jauh lebih pedih dari goresan pisau yang diiriskan di jarinya. Perih. Pedih. Sakit. Sakit sekali..

Tanpa tambahan rasa sakit karena laku lelaki itu, sungguh ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat. Kepedihan karena tidak bisa bersanding dengan seseorang yang dicintainya. Seseorang yang telah ia bayangkan dipertemukan dalam singgasana cinta. Seseorang yang dalam mimpinya akan menjadi ayah dari anak-anaknya dan imam dalam kehidupannya. Kesakitan itupun masih harus ditambah pula, ketika ia harus merelakan dirinya hidup bersama dengan seseorang yang hingga saat ini belum bisa ia berikan sedikit saja cintanya. Tidak cukupkah segala kepedihan yang ia rasakan sekarang sebagai penebus dosa masa lalunya?

“Wahai lelaki yang kucintai, tidak cukupkah rasa pedih yang kutanggung saat ini? Rasa pedih yang mungkin jauh.. jauh.. lebih pedih dari kepedihan yang kau tanggung karena janji yang tak terjawantah? Tapi jika kau memang merasa ini semua belum cukup, maka silakan lakukan apa yang kau anggap benar untuk dilakukan. Teruslah kau sayatkan luka-luka itu di hatiku. Sedalam-dalamnya. Aku ikhlas menerima. Jika itu membuatmu bahagia. Tancapkanlah terus. Hingga aku tak mampu merasai rasa sakit lagi. Hingga aku mati dari rasa sakit yang kau sayatkan bertubi-tubi.”

Andaikan lelaki itu mau sedikit saja menurunkan keegoisan dalam cintanya, maka itu akan sangat berarti untuknya. Itu akan menggugurkan separuh lebih beban berat dan rasa sakit yang selama berbulan-bulan ini ditanggungnya. Mereka akan bersama-sama belajar untuk menyamuderakan cinta yang ada di hatinya dan melepas rantai-rantai belenggu ketakutan yang bisa jadi merupakan tipu daya syaitan yang akan menjauhkan mereka dari surga, ridha, dan cintaNya.

Walaupun ia tahu itu sangatlah sulit, tapi ia yakin. Jika keimanannya benar, hal itu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Jika niat dan tujuannya hanya untukNya, maka ia yakin Allah pasti akan memudahkan jalannya sampai ke sana. Sebanyak apapun hambatannya.
Selama ini, mungkin cintanya baru sebesar dan sepanjang Nil, dan sudah begitu saja habis diberikan kepada lelaki yang dicintainya itu. Untuk mengurangi bagian cinta itu, ia tidak mampu. Lalu apa yang nanti akan diberikan untuk suaminya? Maka, sudah sewajarnya jika ia mulai belajar untuk menyamuderakan cintanya. Sehingga cinta itu tidak akan habis jika pun harus dibagi-bagikan kepada semua makhluk di penjuru mata dunia. Tanpa mengurangi porsi masing-masingnya. Tanpa zhalim kepada seorang di antaranya. Cintanya untuk lelaki itu dalam hatinya masih akan sebesar dan sepanjang sungai Nil atau bahkan bertambah lebih dari itu. Namun, ketika cintanya sudah menyamudera, maka ia tidak perlu bingung seberapa besar ia membagi cinta kepada suaminya. Karena ia bisa memberikan suaminya cinta seluas samudera segala segara. Cinta yang lebih besar dari cintanya kepada lelaki itu. Cinta yang sesuai dengan porsinya, tanpa harus mengurangi hak salah satunya. Lalu bisakah ia?

Menyamuderakan cinta. Tak hanya itu. Mereka berdua pun perlu belajar untuk melepaskan belenggu-belenggu ketakutan yang dibisikkan syaitan padanya. Menghindari prasangka-prasangka yang membuat mereka pesimis menghadapi masa depan. Syaitan telah menakut-nakuti mereka dengan ketakutan yang belum tentu akan mereka dapatkan. Menakuti mereka bahwa mereka akan mati jika tidak bisa saling membersamai. Mereka tidak akan pernah bahagia jika tidak bersanding di singgasana cinta. Tidak akan bisa mencintai suami atau istrinya kelak tanpa bayang-bayang cinta masa lalunya. Begitukah? Tidakkah itu hanya prasangka-prasangka yang dihembuskan syaitan untuk menghilangkan makna syukur, sabar, dan tawakal dalam hati mereka? Jika mereka punya niat yang benar, maka bisa saja dalam hitungan detik setelah melihat istri atau suaminya kelak, maka cinta yang begitu meluap dianugerahkan Allah untuknya? Sungguh, siapa yang tahu? Namun, Allah Maha Tahu..

Perempuan itu tersenyum. Bersama semburat merah fajar di kaki langit, pertanda hari telah berada dalam bilangan yang berbeda, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia akan membuang semua ketakutan-ketakutan itu. Dan ia akan menjalani apa yang telah ia putuskan dengan rasa sabar, syukur, dan tawakal. Walaupun sekarang rasa cinta itu masih menjadi milik lelaki itu seutuhnya, namun ia akan membuka hatinya selebar-lebarnya untuk suaminya. Ia akan belajar mencintai lelaki itu. Bagaimanapun sulitnya. Ia yakin akan janji Allah, bahwa ia akan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang berjalan menujuNya. Ia yakin itu. Ia pegang janji itu. Harapnya, lelaki itupun begitu…

“Dengan asma Allah, Ya Rabb, inilah atsar-atsar yang akan kuukirkan sebagai pembuktian cintaku padaMu.. Dan semoga aku tidak akan berbelok sedikit pun dari janjiku.. Sampai kaki ini menapak lelah di jannahMu…”

(http://www.facebook.com/photo.php?fbid=162690320415899&set=t.1733547039)

0 komentar:

-**Tulang rusukmu akan datang tepat waktu**- ( Kisah Motivasi )


Bismillahirrahmnirrahim..

Entah sudah berpa kali orang-orang di sekitarku menanyakan perihal yang paling aku bosan, ” Kapan aku menikah “,tau deh,Mei kali..meibi yes meibi no.. ( ngiklan yee ).

Umurku memang sudah beranjak melebihi dewasa,sudah hampir kepala tiga. Aku tidak jelek-jelek amat,semua orang sering memuji ketampananku. Tapi jodoh itu tak kunjung datang.

Aku memang sering kali pacaran untuk menemukn jodohku,namun sering kali aku putus lagi. Bukan karna aku dan mantan-mantanku tidak merasa cocok,namun kesemua dari mereka tidak ada yang mau aku ajak serius untuk menikah. Aku bosan berpacaran, udah boros uang..eehh boros hati pula.

Belum nikah aja udah kayak nyonya besar yang sok mau tau aku kemana,aku yang pengen punya temen banyak,jadi ngerasa bosen dengan keadaan yang selalu di kekang,padahal di awal pacaran kata-kata manis selalu meluncur,lama-lama betengkar aja setiap ketemu. Bosen sama yang namanya pacaran.

Katanya si karna aku terlalu mempesona,jadi pada takut kehilanganku. Kalo alasan nya kayak gitu terus,copot aja wajahku ini biar gak ada yang ambil. Lagian belum jadi istri aja udah ngerepotin apalagi entar,gak percaya amat ya jadi cewek.

Aahh..itu si masa lalu ku yang membuatku malas pacaran. Sehingga aku sibuk dengan rutinitasku,kerja di kantoran. Ibu dan bapakku sudah berulang kali mengingatkan,bahkan aku di suruh tahajjud segala. Bangun malem,aduh..shalat subuh aja kadang kesiangan,ini malah di suruh tahajjud. Tapi demi ketaatanku pada orang tua dan keinginanku yang sudah membuncah untuk menikah,aku turutin juga,aku lakuin juga. Semua demi

jodoh terindah.

Sudah dua tahun aku lalui tapi tak ada tanda-tanda jodoh itu akan datang padaku. Aku datangi pula orang tuaku untuk curhat. Kata mereka,mungkin karna Allah belum percaya pada ku,karna aku masih sibuk membangun karirku atau mungkin Allah ingin mencoba kesabaranku. Mungkin ada benarnya juga. Aku akan mencoba lebih sabar.

Sampai suatu ketika,ada pegawai baru di tempatku. Seorang gadis yang menurutku tak begitu cantik,apalagi dengan jilbab lebarnya. Memang mempesona,tapi bukan tipeku. Jadi aku tak begitu tertarik dengan kedatangannya. Sebut saja gadis itu bernama “Rima”

Aku perhtikan dia tidak terlalu sulit untuk bergaul,tapi sayangnya dia sedikit menjaga jarak dengan para cowok,entah apa alasannya. Maka aku pun mencari tau lewat sahabatnya. Sahabatnya bilang,itu ajaran dari islam,agar dia menjaga diri dan kehormatannya,dan sahabatnya bilang itu agar kehormantannya suci sehingga menemukan suami kelak.

Aku sedikit mengguminy,tapi tetp aja dia bukan tipeku. Walaupun dia bernilai sangat cerdas,ide-ide kreatifnya selalu menjadi sebuah kontroversi sendiri. Itu sudah menjadi nilai tambah untuknya.

Akhirnya aku di promosikan naik jabatan,aku senang bukan karna aku di promosikan. Justru berharap dengan ini jodohku akan segera datang. Sesuai dengan kebiasaan dalam kantorku,bila ada yang di promosikan naik jabatan,artinya sahabat-sahabatku minta untuk di traktir sore ini.

Rumah makan di sebrang kantorku menjadi pilihan kami. Entah siapa yang mulai,aku di jodoh-jodohkan dengan Rima. Umur Rima ternyata juga sudah hampir menginjak kepala tiga,dia sibuk memikirkan S-2 nya jadi dia masih belum menemukan jodohnya. Muka nya memerah,mungkinkah dia jodohku.

Setelah kita usai,secara iseng aku menjejeri langkahnya menuju parkiran.

” Rima ” aku memanggilnya.

” Kenapa ?” dia menatapku sekilas lalu berjalan kembali menuju mobil yang di parkiran tepat di sebelah

mobilku.

Aku mencoba menata hatiku,kalo jodoh tak akan kemana.

” Kau sudah punya calon suami atau pacar ?” aku mencoba bertanya.

” Aku tak ada waktu buat pacaran yang bikin aku masuk dalam kemaksiatan ” jawabannya tegas membuatku

terperangah.

” kalo calon suami ?”

” belum ketemu jodohnya ” katanya sambil membuka pintu mobilnya.

” Kalo aku melamarmu gimana ? ”

Dia sejenak menatapku terkejut.Mungkin perkataanku membuatnya kaget setengah mati.

” Maaf,aku masih ingin memperluas karirku. Assalamualaikum ” dia menutup pintunya dan pergi mengendarai

mobilnya menjauh dariku.

” Waalaikumsalam ” aku menjawab lirih. Yaa Allah,bahkan perempuan yang hampir kepala tiga saja menolakku. Kapan jodohku mendekat ??

Malam harinya,aku tak mau memikirkannya. Toh aku pun tak rugi apapun,aku pun enggan untuk bercerita pada orang tuaku,malah bikin ribut aja entar.

Terdengar dering HP ku,ada SMS masuk. Aku membukanya,dari Rima.

” Masih kah tawaran itu berlaku ? ” aku tersenyum setelah membaca SMS nya. Aku pun membalasnya ” Tentu saja ”

Dia akhirnya menelponku,kami bersepakat untuk segera lamaran. Tiga hari setelah itu,lamaran di gelar hanya keluarga. Setelah itu seminggu kemudian,akad pun di laksanakan. Meskipun sederhana,tapi sangat khidmat.

Ternyata,jodohku meski bukan seperti idamanku,ternyata dia yang terbaik untukku. Tulang rusukku telah aku temukan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Meskipun rima terlihat tegas dan agak galak,justru itu yang membuatku semakin jatuh cinta. Karna dia telah melengkapi kekuranganku yang kadang sulit untuk menentukan sesuatu.

Terimakasih yaa Robb,engkau telah memberiku bidadari terindah.

===================================

Tulang rusukmu ketika kau cari,mungkin aja sulit untuk kau dapatkan. Apalagi lewat aktivitas pacaran,justru sangat melelahkan dan melemahkan konsentrasi kita.

Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu,Dia ingin melihat kesiapan ataupun kesabaranmu. Jangan terburu-buru berburuk sangka pada Allah.

Tapi yang jelas,usahamu adalah yang terbaik dan doa mu adalah senjatamu yang paling ampuh. Sedangkan Allah yang akan menentukan tulang rusukmu kapan akan datang dalam peraduanmu sehingga kau akan menuai janji bersamanya ketika menghadapNya

Wallahu’alam bi Shawwab.

Situs BMB >>http://www.pelangimentari.com/

0 komentar:

Surat Sayang Allah


Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin ......

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ....... AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk .........
Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ....... masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU .........

Saat tidur,KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.

Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU ....... Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ...... tak juga kau menyapaKU.

Subuh ........Siang.......Sore .......... Menjelang malam........Malam hingga Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .... tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU .........

Apa salahKU padamu ...... wahai UmmatKU????? Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KUhidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU ?

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU...... Yang selalu menyertaimu setiap saat ..

0 komentar:

Engkau Yang Mana?


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya. Dia bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan. Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Dia nyaris menyerah kalah dalam kehidupan. Setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah panci dengan air dan mendidihkannya di atas kompor. Setelah air di dalam ketiga panci tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah ke dalam panci pertama, telur dalam panci kedua, dan serbuk kopi dalam panci terakhir.

Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Setelah 20 menit, si ayah mematikan api.

Dia menyisihkan lobak dan meletakannya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lain.

Lalu dia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, Nak?"

"Lobak, telur dan kopi", jawab si anak.

Ayahnya meminta anaknya memakan lobak itu. Dia melakukannya dan mengakui bahwa lobak itu nikmat. Ayahnya meminta dia mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang matang. Terakhir, ayahnya meminta untuk minum kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan keharuman aroma. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah?"

Si ayah, sambil tersenyum menerangkan bahawa ketiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama, direbus dalam air dengan api yang panas tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut.

"Kamu termasuk golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ?

Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi?" tanya ayahnya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cobaan dalam kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.

Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi? Yang mampu mengubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, menjadi sarana mengubah dirinya mencapai kualitas yang lebih tinggi lagi. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitar kita juga menjadi semakin baik.

Antara lobak, telur dan kopi, engkau yang mana?

0 komentar:

Satu Hati Dua Cinta

Aku bertanya pada hatiku. Mungkinkah ia mau berbagi untuk memiliki dua cinta?? kurasa jawabannya adalah tidak. Hati tidak akan pernah terbagi.

Selalu mengerti untuk siapa ia dimiliki. Hati tidak akan pernah berbohong demi sebuah ambisi. Karena hati itu suci, bersih. Namun akan terkontaminasi dengan warna duniawi.

Tulisan ini sengaja aku buat untuk siapapun yang merasa memiliki dua cinta dalam hatinya. Akan tetapi tidak pernah sadar dan terus membohongi diri menafikan hakikat cinta sejati.

Cinta sejati bermuara pada kesucian diri dan bersumber dari rahmat ilahi. Dalam keberjalanannya, tidak jarang orang-orang yang mengaku mencintai TuhanNya dengan gagah dan sengaja mencoba untuk mendua.

Membagi hati untuk dua cinta. Tidak jarang kalimat “ aku mencintaimu karena Allah” terdengar bebas. Diumbar dengan penuh kebanggan. Mengalir deras dengan hati penuh “keikhlasan”.

Hal ini diperkuat dengan mencoba menjaga diri dari banyaknya interaksi. Tapi hati tidak bisa dipungkiri. Sekuat apapun diri menjaga rambu-rambu yang dibatasi oleh pemahaman, oleh pembinaan tetap saja sesaat barang sesaat hati akan berkarat.

Tidak menjadi masalah ketika kalimat yang biasa divisualisasikan dengan rona-rona merah muda diucapkan oleh dua insan yang telah sah terikat secara agama maupun hukum yang ada.

Atau ungkapan cinta itu didasarkan atas landasan persaudaraan yang menguatkan. Keadaan menjadi di luar kendali ketika kalimat tersebut mengalir deras bukan dari kedua kasus di atas. Justru sebuah anomali yang kemudian secara serentak diamini.

Tidak jarang aku mendengar kisah cinta dengan bumbu-bumbu syari atau disyari-syarikan. Sungguh menjadi sebuah ironi ketika ucapan hanya sebatas ungkapan lisan. Berkoar-koar dengan semangat yang berkobar menyeru kepada yang hak dan mencegah pada yang batil.

Tapi terkadang justru lupa untuk melihat aib diri yang mengotori hati. SMS mesra dilakukan begitu saja, tausiyah berkala tak akan pernah lupa, pun halnya dengan Tahajud Call yang senantiasa menjadi agenda.

Fenomena virus merah muda menyebar dengan cepatnya bak jamur di musim hujan. Sebuah rekayasa terkadang diadakan oleh para pelakunya. Pembenaran dilakukan untuk mendapatkan dukungan. Kalimat-kalimat seperti ini sering kali terdengar, dalam rangka mengenal lebih jauh calon saya.

Biar ana memahami ia lebih dekat, dan berbagai aktifitas klise lainnya senantiasa memudarkan warna keagungan cinta. Padahal pantas disadari tindakan seperti itu tidak pernah dibenarkan.

Sekali lagi saya garis bawahi bahwa realita itu terjadi dan dilakukan oleh seorang yang notabene tahu dan terbina secara baik bagaimana seharusnya cinta itu diposisikan.

Aku sadar dan paham bahwa masa muda adalah masa ketika gelombang perasaan untuk mencintai, dicintai, menyayangi dan disayangi hadir dan sulit dibendung.

Kehadirannya yang tidak halal mengikis secara perlahan namun pasti karang hijab yang melindungi hati. Itulah mengapa terkadang setiap nasihat yang disampaikan, tindakan yang menjadi teladan terkadang kehilangan jiwanya. Terkotori oleh atmosfer cinta palsu.

Tidak usah mencoba menutup mata atau telinga. Ini realita dan benar-benar terjadi. Sangat sulit tampaknya menemukan pribadi yang benar-benar menjaga hijabnya. Yang menjaga kesucian diri hingga saat itu tiba. Saat pernikahan yang sah dan tidak ada lagi batasan yang “menyiksa”.

Guru ngajiku pernah memberikan sebuah nasihat yang sangat bijak. Beliau mengatakan bahwa tidak mungkin ada dua cinta dalam satu hati. Pasti akan terjadi kontradiksi. Cinta yang hakiki hanyalah cinta kepada Allah dan cinta yang menjadikan Allah sebagai tujuan dan landasan untuk menjalani cinta tersebut.

Sementara virus yang menjangkiti perlu dikaji dan ditanyakan kembali pada hati. Apakah itu cinta, atau nafsu semata??? Hati kecil tidak akan pernah bisa dibohongi. Ia akan menjawab dengan sejujur-jujurnya.

Marilah kita semua bertafakur diri. Mengukur diri dengan lebih teliti. Saat kita bercanda mesra melalui sms dengan si dia pujaan hati, pernahkah terlintas dalam benak kita untuk bercanda berpahala dengan saudara satu asrama.

Ketika sepertiga malam kita terbangun kepada siapa dering telepon itu tertuju. Untuk si dia yang tadi pagi mengenakan jilbab merah muda, atau saudara ngaji kita yang selalu berjuang bersama. Terkadang kita tidak adil dalam menempatkan cinta.

Mulai sekarang saudaraku mari kita mengingat bersama. Ikatan ikhwan dan akhawat bukan mahram sah sesuai syariat hanya dan hanya jika didasarkan atas mahligai pernikahan yang indah.

Bukan pacaran syar'i atau hubungan tanpa status. Pun halnya dengan mereka dalam tahap mengkhitbah. Masa depan adalah ghaib.

Hanya Allah yang mengetahui rahasianya. Tidak ada jaminan wanita yang telah dikhitbah akan pasti menjadi pendamping hidup kita. Oleh karena itu jangan kotori hatinya dan hati kita. Karena hanya ada satu cinta dalam hati kita.

Pastikan Dia yang selalu mengisi hati ini dengan keindahan, kelembutan, dan kasih sayang yang sejati yang murni.



(http://eramuslim.com/oase-iman/satu-hati-dua-cinta.htm)

0 komentar:

maul's articles