Ilmu Kita Hanya Seonggok Debu Bila Dibanding Mereka


Diantara kita pasti sudah sering mendengar kemasyuran kitab tafsir yang dikatakan sebagai kitab tafsir terbaik abad ini, kita tafsir terlengkap, yg membahas tafsir dengan pendekatan usul fiqih...

Kita pasti telah mendengarnya yg sering disebut "kitab Adhwa’ al-Bayan" ...
Dan kita juga akan sering dapati nama penulis kitab itu sebagai ulama yg jenius, fasih, faqih dalam hampir semua bidang ilmu...

Ya beliau Syeikh Muhammad Amin Asy Syinqithi...
Ulama besar yang menguasai 2 mahdzab sekaligus, Maliki dan Hambali secara detail, hingga bila beliau bicara tentang mahdzab maliki orang akan seakan mengira beliau adalah ulama terbaik mahdzab maliki, dan ketika beliau berbicara tentang mahdzab hambali, maka orang yg mendengarnya akan mengira bahwa beliaulah yg terbaik di mahdzab itu...

Namun disini kita tak membahas tentang beliau syeikh muhammad amin rahimallahu ta'ala...
Namun kita akan membahas tentang tempat asal beliau, yaitu daerah syinqhit, meuritania, seperti yang selalu menempel lekat dinama beliau..
Ya sebuah daerah yang setiap kita membaca tentang keutamaan orang2 didaerah itu makan yg muncul hanyalah rasa malu, dan hina dengan keadaan kita hari ini...dibanding mefeka orang2 didaerah syinqith yang Masya Allah ilmu, semangat, pengajaran...

Dan sedikit akan kita ceritakan disini tentang mereka ... benar...tentang daerah syinqith yang mungkin sebagian kita asing dengan kata itu, walau sebagian yang lain sudah terbiasa dengan lekatan nama asy syinqithy di beberapa ulama hari ini...

Inilah dia satu suku yang sangat disegani oleh masyaikh saudi, namun berasal dari luar As Su'udiyyah, yakni hampir setiap mereka mendengar seorang yang datang ke saudi dengan lekatan asy syinqithy maka seluruh ulama saudi akan menghormatinya...

Kenapa mereka segan dengan para ulama syinqith???
Itu karena kebiasaan mereka dalam menuntut 'ilmu yang sangat luar biasa... Jika ada seorang anak kecil disana berumur 7 tahun belum hafal qur'an itu akan sangat memalukan kedua orangtuanya, dia akan diolok-oleh teman-temannya..dan ketika kita dengarkan pendapat syeikh Fahd Alkhandari diepisode 6 beliau mengatakan, semua orang syinqith akan kita temui dengannya sebagai penghafal quran kecuali sedikit..
Berbeda dengan orang2 di negeri ini akan kita temui setiap umat dinegeri ini bukan seorang hafidz kecuali sedikit...
HEBATNYA...Mereka itu mendapatkan pendidikan Al Qur'an bukan hanya sejak kecil, tapi sejak BAYI...Ketika ada seorang ibu hamil, dia tidak akan menghabiskan waktu HANYA tidur di kasur. ibu tersebut akan MENYIBUKKAN DIRI untuk MUROJA'AH HAFALANNYA hingga ibu itu TERASA LETIH karenanya...
Setelah bayi itu lahir, keluarga yang akan muroja'ah, ayah, paman, kakek dan semua keluarganya....
Misalkan seorang anak akan muroja'ah kepada bapak atau ibunya, maka DIWAJIBKAN untuk dia muroja'ah di depan adiknya yang masih bayi pula. Jadi ketika ibunya sedang menggendong bayi tersebut, kakaknya muroja'ah kepada ibunya. Kalaupun suara tangis bayi mengganggu kakaknya ya itulah tantangan untuk anak tersebut...
Masya Allah...

Lalu bagaimana ketika mereka beranjak dewasa??
Ketika mereka mulai berusia 7 tahun ke atas, mereka akan pergi belajar ilmu pada masyaikh tentang ilmu din, fiqih, tafsir, dan ilmu dinn yang lain...
Namun hebatnya mereka TIDAK BELAJAR DI DALAM KELAS. Para ulama' disitu MEMBUAT TENDA DI TENGAH GURUN, dan di dalam tenda itulah proses belajar ilmu dilakaukan...
Mungkin hadir dalam fikiran kita menyakitkan karena panasnya. namun itulah NIKMAT untuk mereka karena RASA INGIN TAU YANG TINGGI pada diri mereka menjadikan SEDIKIT 'ILMU adalah NIKMAT DAN RIZQI YANG MELIMPAH UNTUK MEREKA, BUKAN HARTA...!!!

ISTAMI'...!!!", itu kata pertama yang diucapkan syaikh mereka diawal pengajarannya...
maka dengannya semua menatap syaikh itu dan menyimak dengan seksama.
Namun bukan seperti kita yang kemudian menyimak dengan bersiap menulis, meresume paparan gurunya...
Namun disana Tidak ada yang berani menulis bahkan BERMAIN ALAT TULIS karena dengannya akan dimarahi...
Setelah syaikhnya menerangkan panjang lebar barulah mereka menulis. Mereka menulispun juga BUKAN di selembar kertas. Mereka menulis di batu, daun, kulit pohon atau sejenisnya yang mereka bawa dari rumah,

Pertanyaanya kenapa tidak pakai kertas?
karena memang itu dilarang, dan mereka hanya membawa selembar saja...Setelah mereka menulis maka tulisan mereka yang berasal dari ingatan mereka itu ditunjukkan ke syaikh, kalau ada kesalahan maka akan dikembalikan untuk dibetulkan hingga semua santrinya menuliskan semua yang diucapkan syaikh... Itu menunjukkan SYAIKH TERSEBUT HAFAL APA YANG DIUCAPKAN. Bahkan tak boleh ada kesalahan, saat jeda, kalimat berhenti dan tanda tanya nya...
Masya Allah...
Maka Ketika semua santrinya telah menuliskan dengan benar maka syaikh memerintahkan untuk diHAPUS..
Ya...dihapus... ketika semuanya sudah benar itu menunjukkan pelajaran yang disampaikan oleh syaikh sudah HAFAL DI LUAR KEPALA. Jadi catatan mereka ya ingatan mereka itu... Setelah semuanya benar dan telah dihapus, maka syaikh melanjutkan pelajarannya...Begitu seterusnya sampai pelajaran di hari itu habis. Setelah mereka pulang ke rumah, barulah apa yang mereka INGAT mereka tulis ulang dalam buku-buku mereka...

Dan ada yang tau kapan pelajaran ditiap hari berlangsung itu berhenti??
Itu adalah disaat umur mereka 16 atau 17 tahun.....
Dan taukah apa yg mereka dapat...
Di usiany yang 17 tahun itu, mereka sudah bisa mengeluarkan fatwa, yang berarti mereka sudah menjadi MUFTI..
Masyaa allah...

Pernah baca kisah dari ustadz abdullah saidi..saat beliau di LIPIA Jakarta...
Kata beliau...

Dulu ketika ana di LIPIA ada cerita menarik,dosen ana ketika ingin mencari atau mengingat-ingat sebuah hadits maka beliau bertanya kepada temannya yang masih berstatus mahasiswa S2 (orang syinqith), karena apa?
Karena ikhwan ini sudah hafal kutubus sittah, bulughul marom, shohihain, dan sekarang sedang menghafal musnad imam ahmad (60.000 matan hadits) dan sudah hafal 2/3 nya...
Anta tau kan kitab-kitab tersebut tebalnya seperti apa??? itu hanya masih tebalnya, belum isi dari kitab tersebut...
BERAPA BANYAK HADITS YANG TERDAPAT DI KITAB ITU? Masya Allah. Dan yang akan lebih mengherankan anta adalah :
"MEREKA BUKAN HANYA HAFAL MATAN HADITSNYA... NAMUN SAMPAI KE RIJALUL HADITS, PERAWI INI LAHIR TAHUN SEKIAN, MENINGGAL TAHUN SEKIAN, MENGAMBIL HADITS DARI SIAPA SAJA, DINYATAKAN TSIQAH ATAU TIDAK OLEH 'ULAMA, HINGGA DIA BISA MENENTUKAN SENDIRI SANAD HADITS TERSEBUT SHAHIH ATAU TIDAK TANPA MENCATUT PERKATAAN SEORANG MUHADDITS SEPERTI SYAIKH ALBANI KALAU HADITS TERSEBUT SHAHIH..."

Masyaa Allah ilmu mereka...
Lebih mencengangkan lagi...
Ternyata hanya disanalah hari ini yang masih melestarikan ilmu sanad hadits...
Tiap keluarga disana punya banyak matan hadits tersendiri yang diturunkan turun temurun dalam keluarga...
Semisal satu hadits "inna a'malu bin niat" maka saat mereka mengucapkannya mereka mengatakan "dari ayahku fulan bin fulan, dari kakekku fulan bin fulan, dari kakek buyutku fulan bin fulan dst...sampai...dari rosulullah qola..."
Masya allah...

Semoga menjadi penyemangat belajar bahwa ilmu kita hari ini hanyalah seperti debu, bahkan lebih kecil dari itu bila dibanding mereka...

Mari belajar mendidik hati, menanam iman, memupuk ilmu, hingga cabang-cabang kefahaman itu tumbuh subur di setiap hati kita...karena ada orang2 dluar sana yang sampai detik ini tanpa lelah dan tanpa henti belajar...hingga kita tertinggal jauh dari mereka bila kita tak tersadar mulai sekarang...

Mencatut kalimat sang penulis digroup ini, mbak esti dyah im...
"Jadikan lelah kita Lillah"...
Semoga manfaat...semoga esok bisa menghadirkan kisah yang lebih menggugah lagi...
#kisah pengantar tidur
#adminKHTonline...

0 komentar:

maul's articles