Never Give Up !!!

Sebelum Muhammad bin Abdullah menyampaikan kalimatul-Haq La Ilaha Illallah, masyarakat Makkah menjulukinya sebagai al-Amin, seorang yang sangat terpercaya. Namun ketika beliau menyampaikannya, petinggi Quraisy mendatangi paman beliau untuk membujuknya menghentikan dakwahnya. Ketika itulah Rasulullah saw menjawab "Wahai pamanku, seandainyapun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku tidak akan berhenti menyampaikan kebenaran ini". Never Give Up!

Ketika salah seorang sahabat diketahui ibunya telah memeluk Islam, maka ibunya meminta, membujuk, bahkan mengancam agar ia meninggalkan agama barunya. "Wahai anakku, akulah ibumu yang telah bersusah payah membesarkanmu. Demi air susuku, keluarlah engkau dari Islam. Bila tidak aku akan bunuh diri dihadapanmu". Ketika itu sahabat ini berkata "Wahai ibuku, apapun kebaikan yang aku lakukan untukmu tidak akan dapat mengganti walaupun sekadar satu tetes air susu ibu. Namun ibuku yang sangat aku cintai, kalaupun ibu mempunyai tiga nyawa dan satu per satu lepas dihadapanku, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini". Never Give Up!

Ketika kaum muslimin di boikot secara ekonomi oleh masyarakat Makkah dan mengungsi di pinggiran kota Makkah dengan uang yang sangat terbatas, Abu Lahab menginstruksikan "naikkan harga-harga agar pengikut Muhammad tidak mampu membeli bahan makanan dari kita". Pada saat itu Allah mengingatkan, "Sesungguhnya pertolongan Allah sangat dekat". Mereka tidak menyerah. Never Give Up!

Ketika Rasulullah saw diusir dari Thaif dengan penghinaan yang menyakitkan, dan malaikat menawarkan jasanya untuk menimpakan bukit Thaif kepada kaum yang durhaka itu, Rasululah saw menjawab, "Semoga Allah mengampuni mereka. Bila hidayah tidak turun kepada mereka, mungkin hidayah akan turun pada anak cucu mereka". Never Give Up! Ketika para ekonom memandang remeh bahkan melecehkan pemikiran ekonomi syariah di awal tahun 1980an, segelintir mujahid ekonomi syariah tetap ngotot memperjuangkannya. Kini berbagai universitas terkemuka mengajarkan ekonomi syariah, bahkan pemerintah AS merasa perlu memiliki penasehat ahli bidang ekonomi syariah.

Jangan pernah menyerah. Kalau kita belum berhasil meyakinkan sebagian ekonom, mungkin kita dapat meyakinkan mahasiswa mereka. Masa depan ekonomi dunia tidak ditentukan oleh Adam Smith, Keynes, atau Alan Greenspan. Masa depan ekonomi akan ditentukan oleh ekonom-ekonom generasi mendatang, generasi kebangkitan ekonomi syariah. Never Give Up!

Ketika para bankir mencibirkan ide perlunya bank syariah bagi sebagian masyarakat Indonesia, segelintir 'pemimpi' tak kenal lelah dalam upaya mewujudkan 'mimpi' mereka. Sekarang kita semua menikmati 'mimpi' mereka. Gubernur Bank Indonesia menjadi ketua Islamic Financial Services Board, dan saat ini Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Ekonomi Islam ke-6.

Berbagai bank, besar dan kecil, asing, nasional, daerah telah membuka layanan syariahnya. Indonesia adalah negara dengan bank syariah terbanyak di dunia. Indonesia juga adalah negara yang memiliki perusahaan asuransi syariah terbanyak di dunia, bahkan menjadi satu-satunya negara yang memiliki lebih dari satu perusahaan reasuransi syariah. Perusahaan asuransi raksasa semisal AIA, Allianz, Great Eastern memilih Indonesia untuk memulai layanan syariah mereka di dunia. Indonesia pula negara satu-satunya yang memiliki Dewan Syariah Nasional yang merupakan bagian integral Majelis Ulama Indonesia. Never Give Up!

Saat ini sebagian ekonom masih meragukan keandalan ekonomi syariah dalam ikut serta membangun dan menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Dalam suatu diskusi ilmiah, seorang kolega ekonom pernah bertanya kepada saya, "Apakah ada bukti negara modern mana yang telah sukses menerapkan ekonomi syariah? Rasanya kita tidak perlu bernostalgia dengan zaman keemasan Islam". Saya sangat yakin negara itu adalah Indonesia. Letak geografis kita yang jauh dari daerah konflik ribuan tahun di Palestina, merupakan kemewahan yang diberikan Allah kepada bangsa ini untuk berpikir kreatif mengembangkan ekonomi syariah.

Sumber daya alam dari sisi produksi, sumber daya manusia yang melimpah dari sisi pasar, heterogenitas masyarakat, dan keterbukaan bangsa ini terhadap segala macam budaya dari yang sangat liberal sampai yang sangat puritan, menjadikan Indonesia tempat yang ideal sebagai laboratorium pengembangan ekonomi syariah dunia. Yang perlu kita lakukan adalah terus, dan terus berusaha mewujudkannya. Never Give Up!

Model rational expectation yang kami kembangkan untuk memproyeksi pangsa pasar perbankan syariah bisa saja meleset di akhir tahun 2005. Bank Indonesia secara lisan juga telah mengatakan akan merevisi proyeksi mereka bahkan untuk beberapa tahun kedepan. Namun dari hasil wawancara kami dengan pimpinan berbagai bank syariah, mereka tetap optimis menghadapi tahun-tahun mendatang dengan melanjutkan rencana ekspansi, tentunya dengan tetap prudent. Itu sebabnya kami tetap optimis proyeksi pangsa pasar 16 persen sampai 20 persen akan tercapai pada akhir 2011, meskipun proyeksi kami tahun ini meleset.

Suku bunga tinggi tidak akan menguntungkan siapapun, ia ibarat obat antibiotik yang hanya digunakan ketika diperlukan saja. Bila suku bunga telah dibawah 10 persen, bank syariah akan kembali menjadi pilihan utama bukan saja bagi mereka yang tergolong syariah loyalis tapi juga bagi mereka yang tergolong floating market. Riset pasar yang kami lakukan di berbagai kota juga memberikan kesimpulan yang signifikan bahwa tingginya suku bunga bukan tiga faktor utama dalam memilih bank. Kemudahan akses, pelayanan, dan perasaan yakin (percaya) terhadap banknya merupakan tiga faktor utama. Yang kita perlu lakukan adalah terus berupaya menaikkan nilai intangible bank syariah sehingga bobot penilaian terhadap suku bunga semakin kecil. Never Give Up! 


(http://ichwah.multiply.com/journal/item/10/Never_Give_Up_)

0 komentar:

maul's articles