Pacaran

Allah dan Rasul-Nya tidak menganjurkan adanya hubungan dua orang berlainan jenis yang baik, sah, dan halal kecuali hanya dengan pernikahan. Kepada dua pasangan yang menjalin hubungan asmara (terlarang) terang-terangan ataupun tersembunyi sudah pasti Allah menyaksikannya.

Perintah Allah kepada laki-laki atau perempuan yang beriman adalah hendaknya menundukkan pandangan dari memandang orang lain yang berlainan jenis. Berbicara seperlunya, jikalaupun terpaksa untuk suatu urusan penting perlu bertemu hendaknya dengan mahramnya.

Ajaran indah dan sangat berhikmah yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan ini menunjukkan pada orang-orang yang menjalin hubungan, pacaran, couple, dating, atau istilah semakna lainnya adalah orang-orang yang tidak tahu diri.

Allah yang menjadikan diri wujud di atas bumi, yang memberi tubuh, kesehatan, kekuatan, akal, dan pikiran. Allah yang tak dipedulikan, Allah yang dilabrak dan Allah ditentang nya itu adalah yang memberikan segala pada dirinya.

Apa yang terjadi jika seorang pengemis datang, dengan kebaikan hati aku ulurkan uang Rp 50.000,- begitu ia terima uang itu ia nyelonong ke dalam rumah, tidur di tempat tidur dengan pakaiannya yang kotor, berdebu, bau, dan compang camping.

Adakah akan marah dan berang padahal tak pernah mengumumkan pengemis dilarang masuk ke rumah, tidak pernah mengeluarkan pernyataan tidak boleh pengemis tidur di tempat tidurku. Salah satu pembenarannya hanyalah, karena semestinya pengemis itu tahu diri.
***

Allah menciptakan diri dengan dilengkapi berbagai arahan, pengajaran, perintah, dan larangan demi kebaikan diri manusia semata. Allah telah menetapkan perintah dan larangan jauh sebelum orang-orang yang berpacaran itu diberi kesempatan hidup.

Perintah dan larangan dari Allah tak dipedulikan oleh orang-orang yang berpacaran. Sesungguhnya, Allah tidak terkurang keagungan-Nya sama sekali, jikapun semua manusia tak peduli kepada Allah.

Kepada orang tua, sebagai anak tahu diri.
Kepada para guru yang mendidik, sebagai murid tahu diri.
Bagaimana tidak tahu diri kepada Allah yang menghidupkan, mencukupi kebutuhan, dan mematikan kita?


source: Mutiara Amaly

0 komentar:

maul's articles