Kecantikan

Sebagaimana kelompok hewan yang lain, manusia dibekali dengan kecantikan naluri yang perlu untuk menarik perhatian manusia yang berlainan jenis bagi tujuan populasi atau pembiakan, yang penting untuk memastikan penerusan zuriat dan kemandirian.

Pada tahap ini, kelompok manusia tidak ubah seperti sekawanan lembu atau kambing yang memakan rumput di padang rumput. Akan tetapi demi kemuliaan manusia yang diangkat derajatnya oleh Allah, konsep 'aurat' diperkenalkan sejak awal penciptaan Adam.

Anggota badan yang dikategorikan sebagi aurat adalah bagian yang meliputi organ pembiakan manusia.

Apabila kecantikan hewaniah itu ditutup dari pandangan umum, Allah menggantikannya dengan kejelitaan insaniah - yang mencakup konsep kesopanan dan kesantunan (modesty).

Dengan menjaga batas-batas aurat yang ditetapkan oleh Allah, manusia mempu berinteraksi antara satu sama lain dengan penuh kesopana dan kehormatan.

Apabila ada manusia yang membelakangi arahan Allah ini, yaitu mempertunjukkan kecantikan hewaniah dengan penuh bangga untuk ditonton oleh semua orang, bukanlah sesuatu yang mengherankan sekiranya interaksinya berkesudahan dengan persetubuhan atau perzinaan. Lantaran ketika saat itu, ia berperanan pada peringkat atau tahap paling rendah, yaitu pada tahap hewaniah semata-mata.

Keutamaan seseorang wanita tentunya berubah dari mencapai kecantikan dan kejelitaan lahiriah semata-mata, kepada satu usaha memastikan setiap laku dan gerak-gerik tidak tersasar dari batasan yang ditentukan Allah.

Hanya itulah satu-satunya cara seorang wanita dapat meraih kecantikan dan keanggunan yang hakiki. Wanita itu tentunya bebas merdeka dari kegusaran yang senantiasa memburu, yang menuntutnya untuk tunduk mengikuti gaya atau trend terkini.

dia yakin sekiranya ia berusaha menuruti apa yang digariskan oleh Allah, dia tidak perlu bimbang dengan apa yang diperkata oleh orang lain.

Sesungguhnya bahagialah jiwa yang setenang air di laut, matanya memancarkan iman yang hakiki dan gerak-geriknya melambangkan akhlak yang tinggi..


source: Mutiara Amaly

0 komentar:

maul's articles