Aku Telah Berdoa, Tetapi Mengapa Belum Diperkenankan..?

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (Surah Al Baqarah (2) : 186)

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengatakan, “Ibnu Juraij meriwayatkan dari Atha’, telah sampai kepata Atha’ bahwa ketika firman-Nya ini diturunkan: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" (Surah Al  Mu’min (40) : 60).

Maka orang-orang bertanya, “Sekiranya kami mengetahui, saat manakah yang lebih tepat untuk melakukan doa bagi kami?” Maka turunlah firman-Nya surat Al Baqarah ayat 186 di atas.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Salman radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar malu bila ada seorang hamba mengangkat kedua tangannya memohon suatu kebaikan kepada-Nya, lalu Allah menolak permohonannya dengan kedua tangan yang hampa.”

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang memanjatkan do'a kepada Allah yang di dalamnya tidak mengandung permintaan yang berdosa dan tidak pula memutuskan silaturahim, melaikan Allah pasti memberinya berkat do'a itu salah satu dari tiga perkara berikut, yaitu : Adakalanya doa segera dikabulkan, Adakalanya permohonan itu disimpan oleh Allah untuknya kelak di hari kemudian, dan Adakalanya dihindarkan darinya suatu keburukan yang semisal dengan permohonannya itu. Mereka (para sahabat) berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak doa.” Nabi ﷺ menjawab, “Allah Maha Banyak (Mengabulkan doa).”

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki muslim pun di muka bumi ini berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memohon sesuatu melainkan Allah pasti mengabulkan permintaanya itu atau mencegah darinya keburukan yang seimbang dengan permintaannya, selagi dia tidak meminta yang berdosa atau memutuskan hubungan silaturahim.” (Riwayat Imam At-Tirmidzi).

Wallaahu a'lam bish shawwab.

Ya Allah..
Ya Mujiib...
Mohon kabulkanlah do'a-do'a kami. Aamiin..
Yaa Mujiibas saailiin...
😭😭😭😭

0 komentar: