Jangan Makan Sampah

Bismillahirrahmanirrahim..

Seperti biasa, masih dalam kesibukan memperjuangkan skripsi, dan disela-sela bermain dengan googlemap (karena temanya tentang regresi geografis), pengen nulis tentang hikmah dari peristiwa yang terjadi beberapa hari ini..

Sampah? siapa yang mau makan sampah? orang kita aja buangin kog ini malah dimakan?

Yup, ga ada yang mau kan.. bahkan dari jauh pun kalo udah nyium baunya pasti langsung menghindar.

Tapi ini cuma permisalan kog, jangan ji**k dulu nah..

Langsung aja.. contoh pertama, motor. Alhamdulillah kalo kita dibeliin motor, pasti pengen selalu dirawat kan, apalagi motornya keluaran terbaru, dan udah lama diidam-idamkan. Kalo berduit pasti BBMnya pertamax, bukan keduax, ketigax, atau bahkan kedelapax :O Intinya, ga mungkin tega deh buat beli bensin oplosan, misal bensin dioplos ma minyak goreng atau minyak angin (bah! apa pula ini) dan diisikan ke motor tersayang.. Ga mau kan, tampang motor oke, tapi performa kere?


Begitu juga diri kita, yang diciptakan sangat sempurna olehNya melebihi moge sekalipun.. Masa' iya, motor disayang-sayang gitu, tapi diri sendiri ga? Segala hal yang masuk ke diri kita tu pengaruh lho ma performa, ya kayak motor tadi.

Jadi, sebagai insan yang dikasih akal nih, harusnya kita bisa menyaring segala sesuatu yang masuk ke diri. Baik dari segi fisik, akal, maupun batiniah..

Dari segi fisik misalnya, kita saring tuh makanan apa yang sekiranya baik buat tubuh, jangan jajan sembarangan ya. Udah gede pasti tau kan mana yang sekiranya higienis (yang pasti HALAL) dan mana yang ga. Kalo ada orang nge-drugs, ngrokok, kebanyakan ngemil, diet mati-matian sampe mau mati beneran, dsb. itu bakalan ngrusak tubuh, yang berarti ga sayang ma tubuhnya.. Boleh aja sih ngemil, diet, atau apapun yang halal selama sehat, ga terlalu memforsir tubuh dan kantong (eh?).

Oke, yang kedua dari segi akal. Saring lah informasi yang sekiranya memang berguna buat diri sendiri terutama, dan orang lain juga. Jadi bisa "menyebarkan" ilmu yang didapat. Ga ada gunanya juga mikir ga jelas, panjang angan (beda sama "bermimpi" dalam hal yang positif lho, yang bisa membuat kita lebih semangat untuk menggapai ridhoNya: misal bermimpi buat menghajikan orang tua, jadi kita lebih termotivasi untuk memperjuangkannya).


The last is, batiniah.. Yup, ngomongin ati nih men. Dalem... pasti udah berpengalaman semua (opone?) Hati ataupun perasaan itu juga wajib di-filter lho. Contohnya, jangan dimasukkan hati kalo ada perkataan atau perbuatan orang lain yang menyinggung perasaaan, kasian ntar akal+fisik+batin jadi terpengaruh karenanya. Fungsi penyaring penting disini, buat membagi suatu zat "halus" (positif) yang boleh masuk untuk dijadikan pelajaran, dan zat "kasar" (negatif) yang harus dibuang jauh-jauh dari diri kita. Contoh lainnya, jangan terlalu mudah terbuai oleh rayuan gombal atau drama-drama cinta mendayu biru ungu iju (?) Jaga hati lah pokoknya, dari segala cinta yang bukan seharusnya, dari segala rasa yang belum saatnya, dari segala getaran yang tidak beralasan..

Ni juga ga kalah penting, jagalah dirimu dari segala keluh kesah. Ketika kita mengeluh, artinya kita ga bersyukur sama Allah. Possitive thinking lah pokoknya.. Tapi bukan berarti segala sesuatu atau semua orang kita anggap baik, tetap waspada juga tanpa harus su'udzan. Daripada su'udzan lebih baik didoakan aja, itu lebih mulia.. Oke? ;)

Sesungguhnya Allah Maha Melihat, bahkan dari pikiran yang hanya terlintas di benak kita, dari rasa yang terlintas di hati kita..

Perbanyak istighfar, senantiasa mengingatNya kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun..

Tulisan ini sebagai pengingat bagi diri saya sendiri khususnya, mohon diistighfarkan jika ada salah kata.. :)

Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang SADAR akan segala peringatan yang telah ada, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena kita ga boleh pura-pura ga tau atas pengetahuan yang sudah jelas terpampang nyata.. cetar membahanaa..

"..Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." [Al Baqarah: 120]

0 komentar: