Jangan Pernah Puas Untuk Ilmu (Dien)

Ketika sedang mengajari anak-anak membaca Al-Qur an, betapa senang dan kagumnya melihat mulut-mulut mungil mengeja belajar membaca Al-Qur an meski dengan terbata. Kali ini kekaguman saya lebih kepada Ibu-Ibu yang begitu gigih belajar meski dengan suara bergetar karena memang sudah sepuh tapi tak mengurangi semangat mereka untuk bisa membaca Al-Qur an dengan baik.

Saya lebih suka mengatakan benar-benar mereka adalah orang-orang terpilih bagaimana tidak dengan berbagai kesibukan yang tidak sedikit berusaha mencari sela ketika anak-anaknya belajar di sekolah bahkan harus meninggalkan tak sedikit pekerjaan rumah tangga mereka rela mengantri untuk 'talaqqi' surat-surat pendek.

Ada juga seorang Ibu yang sudah berusia senja tak kalah semangat, meski kadang secara fisik mereka sudah tidak segar lagi untuk berlama-lama duduk saja sulit, Subhanallah. Semoga Allah melimpahkan pahala yang berlipat atas segala semangat mereka untuk menuntut ilmu.

Dalam sebuah hadits shahih Muslim dikatakan, "Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju Surga". Bagaimana tidak, dalam menuntut ilmu adalah perkara yang tidak instan, perlu waktu, proses, dan tahapan-tahapan agar ilmu itu benar-benar nyangkut dalam otak kita belum lagi, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, bahkan harta yang tidak sedikit semuanya butuh keshabaran dan proses. Semuai itulah yang Allah sukai sehingga memudahkan jalan ke Surga nanti.

Ketika kita masih muda adalah waktu terbaik untuk mengisi hari-hari dengan menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Selain fisik masih kuat, otakpun masih cling mudah untuk menangkap, pernah dengar kan ada peribahasa belajar di waktu kecil (muda) bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air. Sehingga imam Syafi'i pernah berkata, "hidup pemuda haruslah dengan ilmu dan takwa jika tidak maka kepemudaannya tidak berarti". juga dalam redaksi yang lain dikatakan, "Barangsiapa yang masa mudanya terlewati tanpa belajar (Ilmu dan Takwa) maka takbirkanlah padanya empat takbiran. Padahal empat takbiran itu hanyalah pada shalat jenazah, yaitu untuk orang yang sudah meninggal berarti ketika kita enggan untuk mencari ilmu sama aja dengan orang yang meninggal."

Sebuah penyemangat untuk kita beliaulah ulama zaman dahulu bernama Ibnu Zauji, ketika meninggal banyak sekali karya beliau, para ulama pun menghitung seluruh karya beliau jika dibagi dengan umurnya maka perhari Ibnu Zauji menghasilkan 14 lembar tulisan. Padahal jika dinalar tidak mungkin beliau lahir langsung bisa menulis, berarti paling tidak harus menunggu 7 tahun agar bisa menulis.

Tak banyak kata yang akan saya sampaikan cukuplah sabda Rasulullah saw, "Apabila kamu melewati taman-taman Surga, maka minumlah dengan puas." Para Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman Surga itu?" Nabi saw menjawab, "Majelis-majelis taklim (ilmu)." (HR. Ath-Thabari)
Semoga diri-diri kita termasuk orang-orang yang bersemangat dan ikhlas dalam menuntut ilmu (agama), sehingga Allah menghendaki kebaikan kepada kita. Seperti dalam hadits Bukhori dan Muslim, “Barangsiapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan, maka Dia akan memberikan pemahaman agama yang dalam kepadanya”.

Wallahu a’lam bishawwab.


(http://www.eramuslim.com/oase-iman/anindya-sugiyarto-jangan-pernah-puas-untuk-ilmu-dien.htm)

0 komentar:

maul's articles