Gombalisasi..........?!


Ini tentang seorang ikhwan.

Ikhwan itu mencoba tetap simpati (simpan dalam hati) terhadap akhwat tersebut. Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi disini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Hal seperti ini mestinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail dsb (astaghfirulloh)

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaumku (wanita/akhwat). Wuahh.. gerah banget dengan tipe ikhwan yg gak jelas gini.

So, khususnya bagi para ikhwan yg membaca tulisanku ini.. Tolong jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS yg gak penting bin gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal.

Aku sempat membaca sebuah puisi yg berisi:

Wahai Ukhty…

Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu

Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,

Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram

Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh

Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,

Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,

Ku tak ingin mempesonamu,

Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,

Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…

Aku bersikap tegas padamu,

Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,

Biarkan aku bersikap dingin,

Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,

Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,

Demi keselamatanmu,

Demi kemuliaanmu.

***

Dan gantian.. biar aku yg mengirim puisi bagi para ikhwan.

Wahai ikhwan,

Jagalah pandangan..

Jangan kau umbar rayuan..

Sebab hal itu akan mematikan.

Wahai Kaum lelaki.

Kalian tau, akhwat lemah diri..

Sering terbujuk rayu oleh janji.

Maka, jangan kau umbar harapan yg tak pasti..

***

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji ya. Meskipun gak semua ikhwan bertipe seperti ini.. tentu masih banyak ikhwan yg bisa menjaga izzahnya juga.

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Oke oke... ^_^


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/gombalisasi/10150122303556042)

0 komentar:

Laki-laki yang Bernama Ayah


Ayah…

Bagiku seorang yang namanya jarang kusebut. Mengapa? Sebab bagiku, sosok seorang ayah itu tidak memberi definisi apa-apa dalam kehidupanku.

Seseorang yang hampir dikatakan tidak ada rasa kepedulian terhadap anaknya. Entah mengapa begitu dingin seorang yang dinamakan ‘Ayah’ itu.

Bila ditanya, siapakah orang yang paling aku sayang di dunia ini… jawabannya tentulah ibuku. Karena bagiku, sosok ibulah yang paling berperan penting dalam kehidupanku selama ini.

Entah seperti anak-anak lainnya atau tidak.. tapi yang pasti, aku kurang merasakan peran seorang ayah. Ia sering pulang malam, dan ketika sampai rumah pun.. tidak ada kehangatan yang diberikan olehnya.

Sosok yang membuatku geram dan akhirnya tidak ada penghormatan sama sekali padanya. Saat itu ku ingat pasti tatkala usiaku beranjak 9 tahun, aku pernah mencemoohnya dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan seorang anak pada ayahnya. Hanya karena keinginanku tidak bisa dipenuhi olehnya. Aku hanya berfikir, bahwa kalau sudah tidak mendapat perhatian darinya, paling tidak bentuk perhatian itu bisa tergantikan dengan terpenuhinya kebutuhanku. Minta dibelikan mainan, baju baru dan sebagainya. Namun ternyata itu nihil semua.

Semakin jengkel lah aku, bahkan aku tidak ingin dikecup keningnya oleh orang yang dinamakan ayah tersebut pada saat syukuran sederhana di hari ulang tahunku.

Beranjaknya usia, ketika saat itu aku masuk Sekolah Menengah Pertama… itulah pertama kalinya sejarah dalam hidupku, peran orang tua khususnya ayah sangat berarti besar. Betapa paniknya aku, ketika pulang sekolah rok biru seragamku basah oleh cairan yang berwarna merah. Aku pun kaget dan panik luar biasa, padahal saat itu ibuku tengah naik haji ke tanah suci bersama nenekku. Yang ada di rumah, hanyalah aku bersama adik dan sosok yang dinamakan ‘Ayah’.

Ia lah yang menyambutku, tatkala aku menangis tersedu-sedu sampai rumah dalam keadaan sedih dan karena ditambah dengan perutku yang sakitnya luar biasa.

Aku malu. Lalu aku masuk kamar tanpa berkata apa-apa terhadap ayahku. Ia menyusul ke kamarku dan menanyakan apa yang terjadi, lalu aku pun luluh dan mau menjelaskan keadaanku padanya saat itu.

Ayahku tersenyum dan berkata, “Gak apa-apa, ini pertanda anak gadis ayah sudah dewasa. Kamu sudah mendapat tamu bulanan. Nanti ya ayah belikan pembalut dulu.”.

Degg… hatiku teriris dengan kata-kata lembut darinya. Ohh Tuhan, di saat kritis dan aku tidak tahu harus berbuat apa, justru ialah yang hadir menemaniku. Ialah yang menenangkanku disaat kondisiku seperti itu, tanpa hadirnya peran ibu disampingku.

Semakin tersadar, ayahku mempunyai peran berarti dalam hidupku. Tidak hanya ibuku. Ialah sosok yang hebat itu, sosok yang hadir disaat aku membutuhkannya.

Pun saat aku menginjak usia dewasa, aku semakin mengerti arti dari hadirnya seorang ayah. Aku melihat beban berat sedang ditanggungnya. Aku melihat segala hal yang menjadi kebutuhanku perlahan terpenuhi.. Satu per satu bisa aku dapatkan. Bersama itu pula satu per satu uban putih muncul diantara rerimbunan rambut ayahku.

Ya. Semakin hari aku tersadar, banyak perubahan yang terjadi pada diri ayahku.. Warna rambutnya yang berubah, kerutan di wajahnya yang tidak lagi tersembunyi dan itu membuatku semakin yakin, bahwa ayahku tengah berjuang keras dalam membahagiakan keluarganya. Seperti tatkala ia telat pulang kerja malam hari karena ada rapat di kantornya, ia selalu membawakan kami makanan yang bersisa dari rapat di kantornya. Melihat wajahnya yang sumringah benar-benar menandakan rasa senangnya ketika bisa membawakan makan malam untuk anak serta istrinya.

Karena ayahku adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…Bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis. Ia harus terlihat tegas bahkan saat ia ingin memanjakanku.

Ayahku ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, dan tidak tergantung pada siapapun tapi selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayahku pernah berkata “Ayah akan selalu memelihara janggut, meski telah memutih,

agar kamu bisa ‘melihat’ para malaikat bergelantungan disini dan agar kamu selalu bisa mengenali ayah.”

Dan ayah juga penah berpesan: "Mbak, jangan cengeng ya meski kamu ini adalah seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecil ayah dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! Seorang laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kamu gantikan posisi Ayah di hatimu."

Ohh ayah. Baru aku meyakini, bahwa betapa beruntungnya aku memiliki ayah sepertimu. Ayah terbaik sepanjang perjalanan hidupku. Seorang ayah yang memberi banyak pelajaran kehidupan.

Ayah..

Namamu kan selalu terpatri.

Meski sedikit perhatian yang tercurah.

Bagiku sudah sangat berarti.

Ketika peluhmu mengalir.

Yang begitu agung, maka..

Tercucilah rindu.

Pada alunan kata yang sejuk.

Terima kasih ayahku. Untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk setiap kerut dahimu yang tidak sempat kuhitung, untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku, untuk tetes ‘air mata laki-laki’ yang begitu mahal ketika kau mengkhawatirkan aku, untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku hianati. Sungguh tidak akan pernah bisa terbalas segalanya. Dan aku mencintaimu karena-Nya.

(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/laki-laki-yang-bernama-ayah/10150122297391042)

0 komentar:

Menjaga Pikiran dari Derasnya Ombak Kekalutan Hati

Bila kita pernah ke pantai untuk menyaksikan dan mendengar ombak yang datang silih berganti, memecahkan karang dan memberikan suara yang khas dengan deburannya seperti memainkan musik kehidupan. Sebuah nuansa keindahan alam yang tiada tara.
Banyak yang berkata, bila stress pergilah ke pantai, teriaklah kencang-kencang kalahkan suara ombak yang memecahkan karang, maka setidaknya beban hidupmu akan berkurang.

Benarkah?

Ada yang berkata benar, ada yang mengatakan tidak ada efeknya sama sekali. Ada yang berkata melihat lautan yang terhampar luas, hatinya pun menjadi bebas lepas. Ada yang berkata, pergi ke pantai, semakin mudah mengingat semua kenangan yang tidak ingin dikenang. Ada juga yang semakin merasakan sepinya pantai di sore hari, semakin merasakan kesepian di hatinya.

Jadi sesungguhnya apa yang terjadi?

Mampukah Deburan Ombak membuat kita menjadi tenang? Mampukah suasana pantai membuat kita bahagia? Dapatkah hamparan lautan luas membuat berkurangnya semua beban hidup kita?

Tenyata lautan tetaplah lautan, ombak tetaplah ombak, karang masih juga tetap pada tempatnya.

Tetapi pikiran kita yang menjadi penentu segalanya. 

Pikiran kita yang dapat menentukan kebahagiaan kita sendiri.

Bila saja dihadapan kita terpampang pemandangan yang indah, suara yang merdu, dan suasana yang tenang, tetapi pikiran ini tidak pernah bisa tenang, maka apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tidaklah membantu banyak bagi perkembangan diri kita.

Bila saja dimanapun kita berada, dapat mendengarkan suara hati kita yang damai, yang tenang, yang bahagia, maka apapun yang kita lihat, dengar dan rasakan akan menjadi sebuah keindahan yang luar biasa.

Jadi letak permasalahan sesungguhnya adalah terletak dalam bagaimana cara kita berpikir dan melihat kenyataan yang ada.

Ada yang jauh lebih penting lagi adalah menjaga pikiran kita. Amati gelombang dan riak dari yang namanya gelombang emosi kehidupan, ombak kekalutan hati, dan riak dari keinginan-
keinginan rendah yang selalu datang menganggu kehidupan kita.

Bila kita dapat menjaga hati kita, mengamati suara hati kita, melihat dan mendeteksi datangnya gelombang-gelombang yang hanya membuat permasalahan bagi hidup kita, mengamati setiap proses terjadinya deburan dasyat antara keinginan dengan kenyataan yang ada dan Bila kita mau mendengarkan setiap keluh kesah dari arus kehidupan diri kita sendiri, ternyata sumber kebijaksanaan yang luar biasa terdapat disana. Sumber kedamaian yang luar biasa juga terletak disana.

Bijaksana muncul setelah kita mampu melihat, mendengar dan merenungkan dengan jelas setiap suara-suara yang ada dari setiap pergerakan pikiran kita. Menganalisanya apakah bermanfaat atau tidak, apakah merugikan diri sendiri atau tidak, apakah dapat memberikan pencerahan atau tidak, atau sebaliknya hanya menghancurkan diri sendiri, membuat keributan bagi orang lain, dan membuat permasalahan menjadi berlarut-larut. Setelah munculnya kesadaran dari dalam diri tentang apa yang terjadi dalam diri ini, maka barulah seseorang akan mampu bangkit dari segala kerisauan dan masalah yang selalu berkecamuk di dalam hatinya.


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/menjaga-pikiran-dari-derasnya-ombak-kekalutan-hati/10150121680816042)

0 komentar:

Bagi Engkau yg Menjaga Kehormatan


”Dia hadir dalam kehidupanku.. mengisi ruang hatiku dan memenuhinya dengan segenap asa serta impian.” Begitu kata seorang temanku..

Ya.. hampir sama dan cukup tuk di pahami apa yg terjadi pada seorang temanku (dan mungkin juga di alamimu).

“Aku tak bisa pergi darinya, meski ku tahu apa yg ku lakukan ini salah. Sebenarnya pun ingin sekali aku melepasnya karna ku tahu tentu akan jauh semakin sakit jika dia yg nanti melepaskanku.”

Aku pun semakin paham dengan apa yg dialami temanku ini.

Sampai pada kesimpulan... temanku ini sedang jatuh cinta. Ya!! Cinta lah yg membuat segalanya menjadi runyam, bila tak di cermati dengan baik!

Ingin pergi.. tapi masih ada hati. Sulit tuk menghindari apalagi jika sudah jauh main hati. Begitulah yg temanku alami dan mungkin juga hal ini pernah terjadi padaku dan juga mungkin terjadi padamu. Itulah rahasia hati, yg mungkin cuma diri yg mengetahui atau hanya orang-orang terdekat yg bisa jadi tempat berbagi.

Banyak sekali, hubungan ikhwan-akhwat yg ilegal. Banyaknya janji serta rayuan manis membuat akhwat jadi kelepek-kelepek tak berdaya. Bahkan yg tadinya akhivis dan ukhtivis banget tapi kalau udah kena virus ini, bisa jadi memble. Ya, begitulah cinta!

Ada seorang ikhwan yg sedang menjalin hubungan dengan akhwat, dia yakin bahwa akhwat itu adalah jodohnya. Maka dia hanya sabar menunggu sampai batas waktu itu tiba, yg indah pada waktunya sehingga dia siap meminang akhwat itu. Seperti memberi harapan-harapan kosong, dan saygnya akhwat itu pun termakan harapan-harapan tersebut. Dia pun ikut meyakini bahwa ikhwan itu pastilah jodohnya juga. Sebab hampir setiap hari mereka melakukan interaksi, mengaku tuk lebih saling mengenal dan akhirnya merasa cocok sehingga tak ingin pindah ke lain hati karena sudah ada keterikatan hati (ta’liful quluub).

Begitulah cinta.. ia membuat yg lemah menjadi kuat, yg tadinya tak bersemangat kuliah atau kerja menjadi bersemangat ketika ada yg menyokongnya. Namun, cinta juga bisa membuat si kuat menjadi lemah. Yg tadinya lagi bersemangat-semangatnya dakwah, tiba-tiba menjadi kendor dan memble gara-gara lebih senang komunikasi atau interaksi dengan si pujaan hati ketimbang menjalankan amanah dakwah.

Gemes juga dengan seorang ikhwan yg menabur benih-benih janji pada akhwat, memberi peluang-peluang setan tuk menggerogoti hati yg berbalut niatan suci tapi terus terundur-undur lagi karena alasan pekerjaan yg belum mapan lah, kuliah belum selesai lah, belum dapat SIM (Surat Izin Menikah) lah dan sebagainya. Kalau memang masih banyak yg menjadi pertimbangan tuk melangkah lebih jauh, seharusnya para ikhwan tak mengobral janji serta rayuan manis dulu pada si akhwat.

Capek juga melihat akhwat-akhwat yg tadinya tangguh menjadi mudah mengeluh dan selalu menitikkan air mata hanya karna, cintanya pada sang ikhwan di gantung. Waktu demi waktu menanti si ikhwan datang ke rumah tuk meminangnya. Dia dengan sabar menanti batas waktu, namun tanpa persiapan yg matang. Seolah Cuma siap menikah sesaat, padahal ini bukan sembarang hal sesaat. Ini adalah mitsaqon gholizo yg tak sembarang orang bisa menjalaninya.

Duh.. akhi. Segeralah datangi rumahnya, jika memang cinta itu telah membuat segalanya menjadi berbeda, karna banyak warna yg di alami. Jangan kau gantung perasaan para akhwat yg telah sabar menantimu di batas waktu!

Duh ukhti.. jangan cuma bisa menangis hanya karna cintamu di gantung oleh si ikhwan. Ayo donk, mana semangat membaramu?? Masa’ karena cinta, kamu malah jadi lemah gini?? Persiapkanlah dirmu, mulailah saat ini bila sewaktu-waktu ada yg mendatangimu, mengetuk pintu hatimu dan akhirnya pun berani singgah di hatimu. Itulah yg halal, yg legal di mata Alloh. Bersabarlah para ukhti, selama engkau bisa menjaga izzahmu, kelak kau akan mendapatkan jodoh yg terbaik dari Alloh. Karena semua indah pada waktunya.

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Belajarlah dari kesalahan, agar selalu ada pembenahan..

Tak salah langkah, dalam mengikuti petunjuk arah..

Janganlah salah jalan, apalagi salah tujuan..

Demi Alloh.. kehalalan itu kan tiba sebagai balasan..

Bagi engkau yg menjaga kehormatan ^_^



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/bagi-engkau-yg-menjaga-kehormatan/10150121160456042)

0 komentar:

Jangan Terbuai Oleh Perasaan


Sebagai kaum yang senantiasa dianggap lemah, wanita harus berjuang keras menampilkan sosok yang patut dihargai dan dihormati.

Masih berbicara tentang wanita. Sebagai seorang wanita, janganlah mudah meminta untuk dikasihani. Wanita yang kuat akan selalu bangkit ketika ada masalah dan tidak terpuruk terlalu lama didalamnya. Dan dalam menjalankan apapun, hendaknya lebih memilih berpikir dengan logika daripada perasaan meskipun pada kenyataan, kita sebagai wanita cenderung menggunakan perasaan dibandingkan logika.

Sejatinya, kita harus berpikir tentang baik buruknya suatu hal yang sedang dan akan berlangsung di hidup kita. Bila dikatakan hidup itu rumit, melelahkan, sulit dan sebagainya... Hal itu tak sepenuhnya benar. Meski terkadang, saya pribadi suka mengalami kerumitan dalam hidup yang membuat saya down. Namun ternyata jika ditelisik lagi, Hidup ini terlalu singkat untuk dibuat rumit.

Ada hal dimana, kita harus rehat sejenak... Menghirup udara segar, sambil memejamkan mata dan menikmati angin berdesir yang itu semua membuat beban kita terasa lepas. Sekali lagi, kejenuhan dan keletihan dalam menghadapi aktivitas harian rasanya tidak bisa disangkal oleh kita. Siapapun bisa merasakannya... Seperti kita, yang terlahir sebagai seorang wanita. Ada saja yang membuat perasaan gundah gulana, sedih, kecewa, marah dan sebagainya. Terlebih, bila kejenuhan hati tengah kita rasakan... Banyak yang memutuskan untuk "menghilang dari peredaran". Saya mengerti akan hal itu, memang butuh waktu-waktu tertentu untuk kita rehat sejenak. Menghindar dari segala kerumitan yang ada, yang tentu timbul dari sebuah perasaan.

Sekali lagi, saya hanya ingin menjalani sesuatu sesederhana mungkin dan tidak ingin terbuai dengan perasaan saya saja karena saya merasa bahwa kaum wanita kadang menjadi korban dari buaian perasaannya. Semuanya itu boleh saja sih, tapi jangan berlebihan karena sesuatu yang dilakukan secara berlebihan hasilnya belum tentu baik. Betul khan?

Kita harus memiliki standar sendiri untuk memilih hal yang sekiranya baik untuk kehidupan kita. Seperti halnya saya, tentu tidak akan bertahan apabila saya tidak merasa dihargai dengan layak dalam hal apapun. Karena itu sifat dasar manusia. Butuh sebuah penghargaan. Tapi, apa jadinya jika hal yang kita inginkan itu tak bisa terwujud? Kalau mengikuti kata perasaan, tentu yang didapat adalah kecewa dan sakit hati yang ada pada diri. Padahal banyak yang bisa kita hargai dari dalam diri kita. Tanpa perlu mendapat penghargaan dari orang lain.

Percayalah... Keletihan, kerapuhan, kelemahan, kesakitan dan sebagainya... Ternyata bisa kita lalui semua. Meski terkadang semua itu harus kita lalui terlebih dahulu dengan berurai air mata. Tak mengapa, bukankah air mata dicipta untuk mengungkapkan sebuah rasa? Karena tidak hanya bahagia saja yang ada di dunia.

"Engkau tidak akan bahagia dengan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain... Tapi kembalilah pada rasa yang ada dalam dirimu agar engkau gembira." [Syaikh 'Aidh Al-Qarni]
"Kadang, bukan suasana yang harus diganti... Tapi rasa di dalam hati yang perlu kita perbaiki". [Tarbawi, 6 Mei 2010]

Maka, Sebagai seorang wanita dan pribadi yang mandiri... Kita harus lebih pintar mengontrol perasaan kita, bepikir logis, dan tidak gegabah dalam bertindak. Apabila kita sebagai wanita sudah merasa harga diri kita terlanjur hancur, sebagai akibat dari kurangnya penghargaan terhadap diri kita sendiri, ada baiknya untuk mencoba bangkit kembali dan berusaha lebih menghargai diri kita sebelum kita ingin dihargai orang lain.

Don’t waste your time.

Masih ada kesempatan... Untuk tidak terlalu terbuai oleh perasaan.

*Persembahan untuk saudariku, dimanapun berada... Berhentilah mengeluh dan bersinarlah ^_^


(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/jangan-terbuai-oleh-perasaan/10150121173791042)

0 komentar:

Tulisan Hati untuk Hati-hati yang Tengah Sakit


Saat memandangi hari.. Semakin hening dan makin tunduk merenungi. Setiap episode yang terjadi dalam hidupku, sudah begitu banyak warna yang terlukiskan, dan begitu banyak pula noda hitam mengotorinya.
Ini dinamakan perjuangan, dan setiap perjuangan ada pengorbanan yang harus dikerahkan dengan sungguh-sungguh. Keletihan, kelelahan... Bahkan air mata pun harus dipersembahkan. Demi Alloh, hanya untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga tak ada kesia-siaan di dalamnya.
Dan ketika, semuanya begitu mudah mencerca.. Begitu ringan dalam menghina, dan tak santun dalam memperingatkan. Wahai diri, apa yang telah engkau lakukan... Sehingga ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan. Padahal, demi Allah! Tak sedikitpun aku mencampuri urusanmu. Lalu mengapa engkau terlalu sibuk dengan urusanku?!
Kukabarkan padamu..... Sebelum akhirnya kau yang menyesal karena terlalu repot dalam kesinisanmu terhadapku. Aku mencintaimu... Dan aku tahu bahwa setitik harap menginginkan sepertiku, muncul dalam dirimu. Lakukanlah apa yang bisa kau lakukan... Jangan terlalu masuk dalam kehidupanku. Karena pasti aku akan memberi rasa sakit yang mendalam kepadamu. Padahal tak semestinya itu terjadi, dan karena engkau saja yang terlalu meributkan hal-hal sepele yang terjadi padaku.
Letih... Menanggapi hal yang tak penting. Tugasku disini hanya berusaha, dan apa yang telah aku hasilkan saat ini sungguh adalah upah dari kerja kerasku. Dan karena Alloh-lah, semuanya bisa kulalui.....
Engkau dan kalian yang disana...
Bila diibaratkan, jangan hanya menjadi penonton bola. Engkau kegirangan ketika pemain andalanmu mampu mencetak gol, namun engkau kecewa dan marah-marah lantaran pemain andalanmu itu tak berhasil mencetak gol. Apalah arti kegiranganmu dan rasa kecewa itu, toh kau hanya PENONTON, bukan pemainnya.
Jangan banyak berkomentar, jangan banyak menyalahkan... Karena saat ini statusmu hanya sebagai PENONTON, penikmat dari apa yang telah disajikan oleh pemain. Maka, apa kau tak malu sama sekali... Saat kau hanya bisa banyak omong, tapi isi omonganmu itu kosong.
Engkau cuma bisa menyalahkan...
Padahal aku tahu, rasa iri tengah membuncah saat ini di hatimu. Kau geram dengan apa yang telah dihasilkan oleh pemain, sedangkan sampai detik ini...
Kau hanya mampu menjadi seorang penonton.
Bagaimana bisa engkau menjadi seperti itu.....
Kau diam saat aku membutuhkanmu, kau tak ada disisiku saat aku terjatuh. Aku bangun sendiri, aku ditolong oleh yang lain, yang masih memiliki rasa cinta terhadapku. Dan sekarang, saat aku berpijak ditempat yang lebih tinggi darimu, kau lemparkan senyum pahitmu kepadaku. Kau kesal dengan apa yang telah aku dapatkan, padahal tak sama sekali aku merugikan dan mengganggu hidupmu.
Sedih rasanya...
Saat semua penonton hanya bisa menikmati hasilnya, sedangkan permain berjibaku dengan segala ujian-ujian yang mengiringinya. Pemain berusaha memberikan yang terbaik bagi penonton, tapi lihatlah penonton... Hanya bisa berujar, hanya bisa mengucap sesuatu yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan oleh pemain. Sebab, pada dasarnya pemain lah yang berjuang... Bukan penonton.
Sungguh tragis, bagi orang-orang yang hanya bisa menyalahkan...
Atau dengan dalih menasihati, namun tidak dengan bahasa dan cara yang santun. Padahal sudah jelas, bahwa statusnya hanya sebagai pemain.
Semoga Allah mengampuni...
Setiap orang yang merasa sudah melakukan terbaik, kemudian menyalahkan orang lain. Sejatinya, penyakit hati tengah menderanya.
Berbenahlah diri.....
Jangan terlalu senang mencampuri. Kesibukan kita berbeda, maka sibukkanlah dirimu dengan urusanmu saja.
Lakukan sebuah proses, niscaya kau akan menikmati hasilnya...
Betapa berat yang diperjuangkan, betapa sulit proses yang dilalui...
Namun janji Allah, pastilah benar...
Bahwa siapa yang menolong agama Alloh, maka Allah akan menolongnya pula dan akan meneguhkan kedudukannya (QS Muhammad: 7)
Teman... Jangan jadi tong kosong nyaring bunyinya.
Malu lah... kalau ternyata sampai detik ini, kita hanya baru menjadi penonton, belum menjadi pemain.
Sedangkan kita sudah sok menjadi pemain. Astaghfirulloh!
Semoga aku selalu bisa membalasmu dengan kebaikan... Meski keburukan yang tengah kau lemparkan padaku :)
*Ditulis, ditengah kerisauan hati terhadap hati-hati lain yang tengah sakit.

(http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1517316697975&set=t.1541950395#!/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/tulisan-hati-untuk-hati-hati-yang-tengah-sakit/10150121163991042)

0 komentar:

Jika Hati


Jika hati itu adalah ruang

Maka ku harap hanya pemilikNya yang menempatinya

Jika hati adalah bejana

Maka ku harap rahmatlah yang mengisinya

Jika hati itu adalah selembar kertas

Maka Ku harap Kesucianlah yang menjaganya dari noda

Jika hati itu harus mendapati fitrahnya

Maka biarlah mengalir dengan keridhaanNya

Jika fitrah itu merindukan balasnya

Maka biarlah hanya dia yang berhak sajalah yang kelak membalasnya

Jika fitrah itu kehilangan dalam waktu

Maka cukuplah dia yang ku tunggu demi mengurangi kesia-siaanku dalam meleburkan potensi keindahan fitrah ini kepada yang belum berhak membalasnya

Jika fitrah itu tak mampu bersemi dalam ridhaNya

Ku berharap Semoga Rabb sampaikan fitrah itu kepada keridhaanNya

Jika fitrah itu dalam keraguan

Maka kuberharap Rabb menyegerakan mempertemuanku dengannya

Jika fitrah itu menghendaki kesucian

Maka cukup kesucianlah yang berhak menyelimutinya

Jika fitrah adalah cinta

Maka ku berharap Cinta itu lahir dalam dekapan kesucian akan sebuah Keridhaan

Menjadikan sang hati mendekat kepada Pemiliknya yang Maha Suci

Mengharap Keberkahan datang untuk meriasi fitrah ini dengan kesucian

Jika fitrah ini harus mencintai

Maka fitrah ini akan belajar untuk mencintai dia yang berhak merengkuh cinta itu dihatinya kelak

Entah kepada siapa, namun Fitrahku kepadanya lebih dahulu hadir dari perkenalanku dengannya

Namun, dalam masa penantian ini membuatku bertanya tentangnya

Tetapi, Cinta ini lebih dulu terarah kepadanya sebelum suara dan hadirnya sampai kepada penginderaan

Cinta ini telah datang mendahului waktu yang akan mempertemukan aku dengannya

Aku telah belajar mencintainya mulai saat ini, walaupun aku belum pernah mengenalnya

Sehingga Cintaku tak sia-sia karena pasti terbalas kepada dia yang berhak membalasnya...

-

Seseorang yang merindukan akan kehadiran seseorang yang akan menjadi pendamping dunia dan akhiratnya kelak, tak akan pernah rela membiarkan pasangannya itu bermaksiat kepada Rabbnya walaupun dia belum pernah meminangnya

Jaga selalu kesucianmu, karena kesucian itu akan sampai kepada hati yang berhak membalasnya

Berharaplah kesucian kepadaNya Yang Maha Suci. Semoga Dia memberikan engkau dan pasanganmu Kesucian

Ingatlah bahwa: Laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik

Keep Istiqomah dalam kebaikan

*Salam Cintaku Kepada Kalian Semua Karena Kecintaanku kepada Rabb*

Semoga Alah memaafkan aku ketika aku bersalah

Allahuma Amiin

--end---

(http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1378424880640)

0 komentar:

Andai Tiada Esok Lagi..... maafkan ku Ya Robb....


Bismillahirrohmanirrohiim....

Setiap kali bangun tidur dan membuka mata

yang terucap adalah kalimah Syukur

Bahwa Allah masih mengizinkan kita kembali menatap fajar.

Merasakan hembusan angin pagi yang menyusup celah jendela,dan menemui kembali apa yang kita semalam sebelum mata terpejam.

Semuanya masih seperti sediakala, tidak ada yang berubah.

Kemudian melangkahlah dengan iringan do'a di bibir untuk meneruskan perjalanan kehidupan.

Dengan bimbingan-Nya-lah kita ini tidak melangkah ke jalan yang salah.

Tak menjamah yang bukan hak, tidak melihat apa yang dilarang, tidak menjamah apa yang tidak halal, tidak mendengar apa yang batil, dan tidak banyak melakukan kesia-siaan.

Karena setiap waktu yang dilewati pasti akan ditagih pertanggungj awabnya.

Lantaran semua jalan yang dilalui akan diminta kesaksiannya atas apa yang kita perbuat

Dan, seluruh indera kita ini akan berbicara tentang apa-apa yang pernah kita lakukan.

Hari ini, masih ada yang selalu lupa.

Masih ada juga lengah sehingga terus tercipta kekhilafan.

Walau segunung kuliah pernah didengar, mulut masih mengucap dusta, telinga tetap tak mampu membendung irama-irama lalai, dan masih ada saja perbuatan yang salah.

Sedangkan, paling kurang 5 kali sehari lidah mengucap, tangan itengadah, dan mata menitikkan butir bening, sekaligus memohon perlindungan dari Allah, dijauhkan dari salah dan dosa.

Tetapi, masih juga langkah ini menuju arah yang sesat.

Setiap hari menangis, setiap hari meminta keampunan, tetapi setiap hari juga berbuat salah.

Hari ini menciptakan dosa, esok sibuk bersujud, meluluhkan air mata, menyusun kalimat doa, menganyam permohonan semoga Allah menghapuskannya - Jangan menunda lagi.

Karena, entah sedetik kemudian kita ini tak lagi sempat memohon keampunan-Nya.

Lupakah kita bahwa waktu begitu cepat berlalu.

Lupakah kita bahwa menyesal di akhirat hanyalah kesia-siaan yang nyata ?

Bagaimana jika hari esok tak pernah datang,

Padahal baru saja seharian ini kita berenang di lautan dosa, belum sempat menghapus noda hari ini,kemarin, sebulan,dan setahunyang lalu.

Bagaimana jika Allah tak berkenan membukakan mata kita setelah sepanjang malam terlelap ?

Bagaimana jika pertemuan dan keriangan bersama keluarga semalam adalah yang terakhir kalinya buat kita.

Ketika esok harinya roh ini melihat seluruh keluarga menangisi jasad kita yang terbujur kaku berselimut putih.

Bagaimana jika matahari esok terbit dari barat, tak seperti biasanya dari timur?

Padahal hari ini kita langsung lupa menyebut nama-Nya.

Padahal hari ini, belum sempat mengunjungi satu persatu keluarga, kerabat,sahabat,tetangga,dan orang-orang yang pernah tersakiti hatinya oleh lidah dan tindakan kita.

Sudah terlalu lama tak mencium tangan orang tua mencari restu mereka, walau tak terhitung salah kita.

Belum lagi sempat menderma, setelah derma kecil beberapa tahun lalu yang sering kita banggakan.

Dan jika memang esok tak pernah datang, sungguh malanglah diri kita ini, benar-benar malang,

bila belum sempat mencuci dosa sepanjang hidup,

bila belum mendengar ungkapan maaf dari pada orang-orang yang pernah kita dzalimi,

bila belum sempat menyisihkan harta yang menjadi hak orang lain,

bila belum sempat meminta ampun atas segala salah dan khilaf yang tercipta..

Maka, saat pagi ini Allah masih memperkenankan diri kita menikmati fajar, awali hari dengan kalimat, "Terima kasih, wahai Maha Pemurah".

(http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150111326307388I)

0 komentar:

Kepuasan dan Kesederhanaan


Rasa puas itu relatif bagi setiap orang, ada yang sudah terpuaskan dalam satu sisi masih mencari kepuasan di sini lain. Karena tidak ada satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kadar kepuasan dalam setiap diri manusia.

Ketidakpuasan sesungguhnya akan memacu motivasi seseorang untuk berjuang, dan meningkatkan kadar hidup dan prestasi dirinya. Tetapi bukan berarti ketidakpuasan itu sendiri membelenggu hidup seseorang. Selama seseorang tidak merasa puas dengan keadaannya maka ia akan berusaha untuk memenuhi hasrat keinginannya. Sesungguhnya keinginan itu tidak ada habis-habisnya untuk diikuti dan sangat sulit mengukur tingkat kepuasannya.

“Merasa puas, mudah di sokong, sederhana hidupnya” kesannya adalah mengajarkan seseorang untuk tidak mengejar materi. tetapi kalau ditelaah lebih dalam lagi sesungguhnya bukan demikian.

Ketika seseorang telah dapat menerima apa yang telah dikerjakannya, apa yang telah diusahakannya, dan apa yang telah di raihnya sesungguhnya inilah kepuasan bagi dirinya, tidak perlu merepotkan orang lain, tidak membuat susah orang lain, dan hidupnya pasti akan jauh dari permasalahan, pikirannya tidak terlalu rumit, makannya pun lahap, tidurnya pun nyenyak. inilah kehidupan yang sederhana.

jadi kesederhanaan bukan hanya dilihat dari sekedar materi.

Dengan memiliki materi dan kehidupan yang kecukupan maupun lebih, kita harus dapat mensyukurinya, merasa puas dengan hasil keringat kita sendiri, dengan tidak melekatinya serta dapat berbagi dengan orang lain. Inilah yang disebut dengan kesederhanaan. Memiliki bukan untuk sendiri tetapi memiliki untuk berbagi dengan sesama.

Dengan demikian seseorang sudah sewajarnya mengejar prestasi, harus berkerja keras tanpa harus terbelenggu di dalamnya. Hidup ibarat air yang mengalir, yang dapat mengaliri sawah dan ladang disekitarnya, dari dataran tinggi yang akhirnya mengalir ke samudera luas, menguap menjadi awan dan akan turun sebagai hujan, untuk kembali lagi memberi kehidupan pada semuanya.

Memang sulit mengukur tingkat kepuasan seseorang, tetapi biar bagaimanapun kita membutuhkan rasa penasaran dan rasa keingintahuan serta ketidakpuasan yang positif untuk mendorong kita agar dapat bekerja lebih maksimal lagi. Seperti rakit yang masih kita butuhkan untuk menyeberangi sungai atau lautan. ketika telah sampai pada tujuan, sudah pasti kita tidak membutuhkannya lagi. Tidak perlu membawa rakit itu sepanjang perjalanan anda di daratan (kecuali ada banjir hahhahaha) karena hanya akan membawa penderitaan dan beban yang berkepanjangan. Bila kita melekat pada ‘rakit’ maka kita pasti tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Artinya bila kita telah sampai pada level tertentu merasa puaslah dan berbagilah pada sesama kurangi kemelekatan, terimalah apa yang menjadi milikmu dengan hati yang lapang dan sadarilah itu semua hanya sementara, dengan demikian kita akan bahagia dalam menjalani hidup ini. Sederhana dalam pola pikir, sederhana dalam bertindak, sederhana dalam bertutur kata, sederhana dalam kehidupan adalah orang yang bersahaja.



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/kepuasan-dan-kesederhanaan/10150102678811042)

0 komentar:

Jikalah....


Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa.., sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti..

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa tidak dinikmati saja.., sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa..

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa.., sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama..

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa.., sedang menahan diri adalah lebih berpahala..

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya.., sedang taubat itu lebih utama..

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri.., sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya..

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia.., sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera..

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama.., sedang memberi akan lebih banyak menuai arti..

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti dirasakan sendiri.., sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna..

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya.., maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka.., sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta..

Suatu hari nanti.., saat semua telah menjadi masa lalu.., aku ingin ada di antara mereka yang berada di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya.. Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu hingga mereka mendapat anugerah itu..

Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung kuku, di banding segala nikmat yang kuterima di sini..

Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulang lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia..

Suatu hari nanti Ketika semua telah menjadi masa lalu, aku tak ingin ada di antara mereka yang berpeluh darah dan berkeluh kesah: Andai di masa lalu mereka adalah tanah saja..

Duhai! harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak kubuat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkanku kini?

Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?

(http://www.facebook.com/#!/note.php?note_id=124164527637732&id=100001561734723)

0 komentar:

Semua Terdapat Tidak Jauh Darimu


Apa yang kau cari disana? ternyata berada di depan dirimu..

Apa yang kau mau disana? ternyata tidak jauh dari dirimu..

Apa yang kau bingungkan disana? ternyata hanya dalam pikiranmu..

Apa yang kau harapkan disana? ternyata ada dalam setiap usahamu..

Apa yang kau inginkan di sana? ternyata tepat terdapat dalam dirimu..

Sebenarnya semakin lelah kau mencari sebesar itulah yang tak pernah kau dapatkan..

Dan apa yang kau telah dapatkan, itulah yang harus kau nikmati…

Dan sesungguhnya tidak perlu dicari lagi apa yang seharusnya menjadi ‘milikmu’, pasti akan dapat menjadi ‘milikmu’ cepat lambat itu hanya waktu..

Sebaliknya apa yang bukan milikmu, walau kau kejar, semakin jauh… Cepat atau lambat hanya lelah yang kau dapatkan…

Syukurilah apa yang telah kau dapatkan…

merasa puaslah atas segala yang telah diusahakan..

terus berusaha mengisi setiap harimu dengan hal yang bermanfaat, dengan segala motivasi dari ‘perubahan diri’ untuk lebih bijaksana lagi dalam berpikir, bertindak dan bersikap..

Percayalah apa yang kau butuhkan berada selalu di dekatmu dan tidak pernah meninggalkanmu, hanya menunggu waktu yang tepat untuk berbuah sesuai dengan apa yang kau tanam.

Bahkan kekuatan ter’agung’ sekalipun berada tepat di dalam dirimu dan tidak pernah meninggalkan dirimu..

(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/semua-terdapat-tidak-jauh-darimu/10150098629971042)

0 komentar:

PERSEMBAHAN UNTUK BUNDA


Bunda ku sayang..

Ijinkan aku mengungkap rahasia hati ini

Mungkin selama ini aku terkesan acuh, tak perduli dan sangat menjengkelkanmu

Tapi sungguh didasar lubuk hati ku yang terdalam

Aku menangis sedih.....

Kau tahu kenapa?

Karena hingga detik ini aku belum bisa memberi sedikit kebahagiaan padamu

Bunda sayang...

Betapa banyak yang kau beri untuk ku

Dari aku kecil hingga dewasa

Kau curahkan seluruh perhatian dan kasih sayangmu

Tapi apa yang sudah ku berikan padamu

Tidak ada...

Hanya kesedihan dan kemarahan yang kau simpan didalam hatimu

Bunda ku sayang

Diusiamu yang tak terbilang muda lagi

Kau masih tetap menjaga ku

Kenapa ??

Pernah ku tanyakan itu padamu

Kau bilang..

Karena bagimu

Aku tetap gadis kecilmu yang akan selalu kau sayang dan kau cinta

Bunda sayang...

Aku menyayangimu

Mungkin tak sebanding dengan kasih yang telah kau berikan untuk ku

Darimu aku banyak belajar

Tentang ketulusan, kesetiaan dan pengorbanan

Yah pengorbanan

yang telah kau beri untuk kami anak-anakmu

Dengan darah dan air mata

Bunda ku sayang...

Aku tahu disetiap sujut malammu

Tak pernah sedikitpun kau lupakan kami dalam doa-doamu

Kau selalu memohon dan meminta pada NYA

Dengan cucuran air mata untuk kebahagiaan kami

Tapi..

Apa kami juga selalu ingat untuk mendoakanmu...?

Bunda ku sayang...

Maafkan kami anak-anakmu

Maafkan aku yang tak bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan

Maafkan aku yang telah mengecewakan mu

Maafkan aku..

Hanya satu yang pasti..

Betapa aku mencintaimu



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/-persembahan-untuk-bunda-/499745156041)

0 komentar:

Futur


Bismillah….

Malam ini, di tengah sepi dan gelapnya kamar,mentafakuri atas diri yang masih hina..

Aku disini bahkan tak dapat terpejam..

Resah.. gundah..

Aku terserang sebuah virus, penyakit, mematikan…

Bahkan jika tak kusembuhkan segera ini akan semakin menggerogotiku..

Aku tahu teori dalam penyembuhannya, tapi tak mudah bagiku menjalankannya…

Penyakit itu bernama futur..

Sudah cukup lama penyakit ini menggerogotiku hingga sampai sekarang aku tak sanggup lagi menahannya tuk menyakitiku…

Resah hati ini karena dibuat jauh dari pemiliknya…

Gersang jiwa ini karena haus akan mata air cinta Rabbnya…

Hampa jiwa ini karena kosong dari menyebut namaNya…

Gundah jiwa ini karena mulai berjalan tak tentu arah..

Aahh!!

Aku benci virus ini..!!

Aku ingin segera sembuh…

Tak mau lagi penyakit ini menggerogoti dan mematikanku…

Tak mau lagi penyakit ini menghancurkan hidup dan matiku…

Aku ingin segera sembuh..!!

Aku ingin segera bangkit..!!

“Ya Allah…sungguh hidupku hanya untukMu, apalagi matiku…

Maka kembalikan aq tuk lebih dekat padaMu…”



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/futur-ketika-iman-sedang-turun/498714706041)

0 komentar:

Maafkan Aku, Wahai Yang Dirahmati...


Kepada kalian...

Maafkan aku, jika aku membuat hati kalian tidak terjaga...

Sehingga, sangat menggangu waktu-waktu berharga kalian...

Maafkan aku, jika sikapku dapat mengotori hati kalian...

Sehingga, membuat kalian terbayangi kehampaan...

Maafkan aku, jika karena aku pandangan kalian tidak terpelihara...

Sehingga, dapat menumpulkan ketajaman hati kalian...

Maafkan aku, jika ucapan aku, diri kalian menjadi rentan...

Sehingga, cenderung membuat kalian berharap...

Maafkan aku, jika caraku membuat fikiran kalian terbuai...

Sehingga, menjadikan kalian selalu bertanya-tanya...

Maafkan aku, jika karena aku kalian harus mengorbankan waktu-waktu penting kalian...

Sehingga, kalian menghisasi hari-hari dengan perbuatan sia-sia...

Maafkan aku, jika karena aku air mata kalian terkuras sia-sia...

Sehingga, air itu jarang keluar ketika Shalat Malam...

Untukmu, wahai yang dirahmati...

Maafkanlah, makluk yang lemah ini...



(http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/maafkan-aku-wahai-yang-dirahmati/10150089127246042)

0 komentar: