"Alhamdulillah terima kasih sudah di ingatkan",
"Sukron atas ilmunya, bermanfaat sekali" ... dan bla..bla..bla...
(ini adalah sebuah ucapan or ungkapan dari beberapa orang yang mendapat
artikel tentang memajang foto di FB) anehnya masihhh juga menapilkan...
"APAKAH KAMU RELA, KECANTIKANMU itu dinikmati oleh ORANG-ORANG yg DEKAT
dan JAUH darimu, RELAKAH dirimu MENJADI BARANG DAGANGAN yang MURAH bagi
semua orang atau MENJADi BARANG PAJANGAN yg semua orang dapat
melihatnya, baik yg jahat maupun yg terhormat??
Bahaya Foto
• Pertama, kita tentu sadar internet adalah ruang publik yang bisa
dimanfaatkan semua orang hampir tanpa batasan. Dan diantara orang-orang
tersebut pastilah terdapat orang yang ingin berbuat zhalim. Dengan
teknologi sekarang ini, betapa mudahnya setiap orang memanipulasi sebuah
gambar menjadi apa yang dinginkan si manipulator. Dengan memasang foto
diri di internet, maka hal tersebut membuka peluang orang-orang zhalim
yang tentu saja tanpa izin terlebih dahulu memanipulasi/mengubah
sedemikian rupa menurut keinginannya. Bayangkan saja, suatu ketika kita
melihat foto diri sang akhwat dari atas berbalutkan jilbab (pakaian
muslimah) tetapi bagian bawah dimanipulasi sehingga seakan-akan
telanjang ataupun setengah telanjang. Na’udzubillah…..
dengan
aplikasi photoshop orang2 yang tak bertanggungjawab dengan mudah
mengganti muka seseorang dengan orang lain, contohnya afwan jiddan
seorang akhwat di poto tidak berbusana, dan begitu juga seorang miyabi
di edit menjadi berjilbab
Kedua, akhwat (aktivis dakwah)
adalah tauladan bagi muslimah yang belum tersentuh dakwah (awwam-red).
Namun apa jadinya jika para ujung tombak dakwah bagi teman-teman
terdekatnya melakukan suatu hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh
seseorang yang notabene telah bertitel “akhwat”. Saat muslimah yang
awwam, terlihat fotonya yang bak foto model sebuah majalah remaja mejeng
di blog-blog maupun profil jejaring dunia maya mereka hal tersebut bisa
kita maklumi dan menjadi hal yang lumrah. Namun apa jadinya kalo
seandainya kita berikan suatu nasehat agar tidak melakukan hal itu,
karena bisa menjadi suatu fitnah, kemudian mereka berkilah, “lha wong si
fulanah yang aktivis dakwah itu aja juga melakukan hal yang sama kok,
apalagi saya yang masih jauh dari nilai-nilai agama”. Dan menganggap
bahwa hal tersebut tidaklah bertentangan dengan dalih orang yang paham
agama pun melakukannya jua..
Ketiga, wajah ayu dan sebuah
profil yang terkesan sholehah menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum
adam. Maka berlomba-lomba-lah mereka untuk menjadi teman, sahabat, atau
dalih menjalin ukhuwah yang padahal terkadang hanya didasari sebuah
keinginan untuk memiliki sosok ayu nan sholeha tersebut. Sehingga
semakin menjadikan para ikhwan/laki-laki yang di hatinya terdapat
penyakit menjadi semakin terjerumus dalam asyiknya pertemanan ala
ikhwan-akhwat. Dari sisi ini pertama sang pelaku sudah melanggar atau
lebih tepatnya tidak mendukung usaha para ikhwan/laki-laki untuk
mengamalkan salah satu firman Allah ta’ala:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(An-nuur: 30)
Dalam sebuah
hadits diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa
beliau pernah bersabda kepada Ali radhiyallahu’anhu. “Artinya :
Wahai Ali, janganlah engkau susul pandangan dengan pandangan lagi,
karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi
bagianmu (dosa atasmu)”. [Hadits Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu
Daud].
Keempat, akhwat yang menampakkan foto dirinya di
internet telah melanggar larangan untuk tidak tabarruj dan sufur.
Tabarruj artinya seorang wanita menampakkan sebagian anggota tubuhnya
atau perhiasannya di hadapan laki-laki asing. Sedangkan Sufur adalah
seorang wanita menampak-nampakkan wajah di hadapan lelaki lain. Oleh
karena itu Tabarruj lebih umum cakupannya daripada sufur, karena
mencakup wajah dan anggota tubuh lainnya.
Tabarruj diharamkan dalam syariat berdasarkan ayat al-Qur’an dan juga hadits, antara lain:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”
(QS. Al-Ahzab: 33).
Tabarruj memiliki berbagai macam bentuk seperti:
• Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki lain.
• Menampakkan perhiasan termasuk di dalamnya pakaian yang ada di balik jilbab.
• Berjalan berlenggak-lenggok di hadapan lelaki lain.
• Memukul kaki untuk menampakkan perhiasan yang dipakainya.
• Melembutkan ucapan di hadapan laki-laki lain.
• Bercampur baur dengan kaum laki-laki, bersentuhan dengan mereka,
berjabatan tangan dan berdesak-desakan di tempat atau angkutan umum..
Lalu dimana ‘Iffah dan Haya’ ?
Saudariku yang ana hormati, tentu saudari sudah mengetahui kewajiban
dan keutaman berhijab. Dan tentu saudariku juga berusaha semaksimal
mungkin untuk mengamalkan setiap makna dan keutamaannya. Ana tidak akan
meragukan lagi, pemahaman saudariku akan hal itu. Bahkan di antara
saudari-saudariku sudah mengamalkan lebih daripada saudarinya yang lain
untuk menggunakan niqob (cadar) yang sebagian menyatakan ini sunnah
muakkaddah . Tentu usaha pengamalan mereka ini patut kita hargai lebih
dari yang lain.
Namun saudariku, apabila engkau menampakkan
gambar dirimu di internet lalu dimanakah esensi hijab sebagai al Haya’
(rasa malu). Sebagai seorang muslimah sejati, tentulah saudariku akan
berpikir ribuan kali untuk melakukan hal yang demikian. Padahal
Rasullullah Shallallahu’alaih wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlaq dan akhlaq Islam adalah
malu” sabda beliau yang lain; “Malu adalah bagian dari Iman dan Iman
tempatnya di Surga”.
JADI LAH kalian BARANG yg MAHAL, seperti
"MUTIARA" bukankah mutiara itu mahal, DIJAGA & DIRAWAT, DISIMPAN
BAIK-BAIK serta DIRAWAT, tidak ditaruh DISEMBARANGAN TEMPAT, kecuali
tempat yg benar-benar AMAN dan TERJAGA. Jangan menjadi BARANG MURAHAN..
Karna engkau adalah salah satu penyebab dari terjerumusnya kami karna pandangan mata..
Maka Cantik.. Bantu,, BANTULAH AKU MENJAGA MATAKU,, BANTULAH AKU MENJAGA PANDANGANKU... !!!!!!
=====
FATWA SYAIKH SHALEH UTSAIMIN
Syaikh yang mulia Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin -rahimahullah-
ditanya tentang sikap kebanyakan orang yang menyepelekan melihat gambar
wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) dengan alasan bahwa itu hanya gambar,
tidak hakiki.
Syaikh rahimahullah menjawab, "ini sikap yang
menyepelekan sekali, karena jika seseorang melihat wanita, baik melalui
video, media cetak, atau selainnya, niscaya hal itu menyebabkan fitnah
(kerusakan) di dalam hati seorang lelaki yang menggiringnya untuk
melihat wanita tersebut secara langsung. Ini Fakta.
Kami telah
mendengar bahwa ada sebagian pemuda yang terfitnah oleh gambar-gambar
wanita yang cantik-cantik untuk dinikmatinya, dan ini menunjukkan
besarnya fitnah melihat gambar tersebut. Maka tidak boleh seseorang
melihat gambar tersebut, baik melalui majalah atau halaman buku, atau
selainnya.
(selesai)
Pertanyaan untuk dijawab sendiri :
* Untuk para lelaki :
Ketika anda melihat gambar/foto wanita, apa yang terbesit di dalam hati
Anda? Kalau biasa saja, berarti perlu dipertanyakan kenormalannya, atau
bisa jadi karena sudah keseringan melihat jadi sudah tidak terpengaruh
lagi dengan gambar tersebut? na'udzubillahi min dzalik.
* Untuk para wanita :
Apa yang anti harapkan dari memasang foto-foto anti? apakah anti
berharap akan banyak yang suka dengan anti? atau tidak menyadari bahwa
sebenarnya foto-foto anti itu telah dinikmati oleh para lelaki yang
sedang lemah imannya? Kasihanilah kami kaum lelaki..
sumber
0 komentar: