Bismillah..
Ijinkan saya sedikit menguraikan lagi tentang lelaki,
insya Allah bukan dalam rangka persaingan antar gender, tetapi
bagaimana agar kita bisa saling memahami bahwa menjaga hati dan diri
harus dilakukan oleh kedua jenis makhluk ini tanpa kecuali.
Jika
selama ini wanita selalu menjadi objek pandangan atas kehati-hatian
bagi kaum adam, itu tidak menjadi masalah. Sebagaimana Rasulullah pun
banyak memperingatkan kaum adam untuk hati-hati terhadap fitnah dunia
terbesar yaitu wanita, namun banyak pula hadist Rasulullah dalam
memuliakan peran wanita (tentunya untuk wanita muslimah yang ta’at
kepada Allah dan RasulNya).
Rasulullah saw. bersabda, ”
Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih besar bagi kaum lelaki
melebihi fitnah wanita” (HR Bukhari dan Muslim).
”Sesungguhnya
dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu,
kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah
terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama
yang menimpa bani Israel disebabkan wanita”(HR Muslim) (At-Taghaabun
14-15).
Wanita…sosok makhluk yang Allah ciptakan dari tulang
rusuk laki-laki. Setia titik sudut tubuhnya adalah aurat dan mengandung
energy magnetik yang mampu menarik dan membuat hati siapapun berdesir
hingga tak berdaya. Wajar jika dalam Islam, wanita begitu diperintahkan
oleh Allah agar hati-hati menjaga diri sedemikian rupa, berbeda dengan
laki-laki.
Hmm..rasanya berbicara tentang wanita jelas tidak
akan ada habisnya, dan tulisan-tulisan tentang wanita pun sudah banyak
berjejer dimana-mana. Tetapi jika bicara masalah hati, rasanya juga
tidak akan cukup jika hanya menjadikan wanita sebagai pelaku utama
jatuhnya iman bagi kaum lelaki. Kenapa? Karena sebenarnya tanpa
disadari, kaum adam pun mampu menjadi fitnah dan godaan bagi kaum wanita
dalam menjalankan keta’atan kepada Allah.
Beberapa tahun lalu,
heboh diberitakan tentang maraknya kasus pemurtadan yang dilakukan oleh
para misionaris nasrani terhadap sejumlah muslimah di daerah Jawa. Para
misionaris lelaki ini memang sengaja di pilih yang rupawan, cerdas dan
juga kaya dalam rangka memikat hati para wanita muslimah yang kebanyakan
tidak paham akan hukum agama. Teknik yang dilakukan misionaris ini
adalah dengan cara memacari wanita muslimah tersebut, lalu dengan
sengaja menghamili mereka sehingga akan ada keharusan ikatan pernikahan.
Mau tidak mau, para wanita muslimah ini harus mau mengikuti syarat dari
para misionaris itu agar tidak menanggung malu karena aib yang sudah
dilakukan.
Namun, selain dengan cara itu, ada juga yang
pura-pura menjadi muallaf, lalu setelah terjadi pernikahan dan hingga
memiliki anak, para misionaris ini kembali murtad dan mengajak istrinya
yang muslimah agar mau mengikuti agamanya. Karena jika tidak maka si
suami akan mengancam cerai dan mengambil hak asuh anak mereka.
Ini
hanya salah satu dari betapa kaum lelaki juga bisa menjadi fitnah bagi
kaum wanita, tetapi memang dalam kondisi adanya misi pemurtadan. Ada
juga godaan dari kaum lelaki bagi kaum wanita secara tersirat.
Bagi
para ikhwan, tiada godaan paling berat kecuali godaan wanita. Namun,
pernahkah terbayangkan oleh kalian wahai para ikhwan, bahwa kalian juga
berpotensi menjadi sebab rapuhnya keteguhan hati bagi para akhwat?
Menjadi sebab lemahnya iman bagi kaum wanita?
Dalam alqur’an, Allah
sungguh maha adil dengan memerintahkan baik ikhwan maupun akhwat agar
saling menjaga pandangan dan menjaga kesucian hati. Itu berarti bukan
hanya kaum wanita yang menjadi sumber utama jatuhnya iman seorang
lelaki.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat" QS. An Nuur 30
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya” QS. An nuur 31
Bagaimana caranya seorang ikhwan bisa menjadi sebab godaan bagi akhwat?
Sedikit
menjadikan fesbuk sebagai latar tempat, ketika ada akhwat yang sedang
menulis status atau tulisan, kemudian dibaca dan dikomentari oleh ikhwan
dengan bahasa yang “menggugah” perasaan, bukankah itu juga adalah celah
fitnah dari kaum ikhwan pada akhwat? Pujian yang berlebihan hingga
mampu menembus dinding hati seorang akhwat bukankah menjadi ujian
tersendiri bagi akhwat tersebut? Betapa seorang akhwat yang memahami
bahwa dirinya harus menjaga hati akan sangat memikirkan sekali bagaimana
agar dia tidak menjadi sumber fitnah dan godaan bagi ikhwan. Bisakah
kalian bayangkan wahai para ikhwan, betapa seorang akhwat itu harus
berjuang keras bahkan hingga tak bisa tidur dan makan enak ketika ada
seorang ikhwan yang memberikan sinyal perasaan padanya tidak dalam
sebuah koridor syariat? Pernahkah terbayang oleh kalian wahai ikhwan
ketika para akhwat menangis menyesali diri karena merasa tak bisa
menjaga dirinya yang membuat kalian memberikan simpati diluar batas?
Pun
dengan dunia nyata, ketika ada akhwat yang terlihat luar biasa, maka
godaan baginya bukan hanya soal keikhlasan dalam melakukan potensi yang
dimiliki, tetapi juga dari godaan laki-laki yang mengaguminya.
Bahkan
wajah kalian wahai para ikhwan yang terpajang di jejaring sosial pun
mampu menjadi fitnah bagi kaum wanita. Siapa yang bilang bahwa memajang
foto ikhwan akan aman-aman saja? Mungkin dampaknya tidak secara langsung
terlihat, tapi sekali lagi jika bicara masalah hati, maka hal-hal
seperti ini sangatlah sensitif. Bagi akhwat yang tidak kuat keteguhan
hatinya, maka hal diatas dapat membuat rapuhnya kekuatan iman dalam
dirinya. Akibatnya adalah futur hati yang berkepanjangan dan
akhirnya…sirnalah kesucian hatinya.
Oleh karena itu ya ikhwah,
kembali kita menyadari harus ada keseimbangan dalam hal menjaga hati dan
diri. Wanita tak semuanya menjadi fitnah lelaki, karena masih banyak
wanita muslimah yang mampu menjaga keta’atan kepada Allah. Begitu pula
dengan lelaki, mereka pun punya kesempatan menjadi fitnah dan godaan
bagi kaum wanita. Maka rasanya tidak penting jika kita harus men-judge
salah satu pihak sebagai pelaku utama, karena yang terpenting adalah
bagaimana masing-masing kita berusaha menjaga keteguhan dan kesucian
hati dengan tidak membuka celah dan kesempatan bagi syaitan untuk
menjerumuskan kita.
Wallahualam bish shawab
(http://penulishati.multiply.com/journal/item/253/Jika_Wanita_adalah_fitnah_bagi_lelaki_bagaimana_jika_sebaliknya)
3 komentar: