Oleh: Ustadz Budi Ashari
Lelah mendidik anak? Itu adalah bukti bahwa anda belum menikmati proses dan hasil mendidik anak. Apakah kita bahagia setelah anak kita sukses (sarjana, dapat kerja, dll)? Itu terlalu lama. Apalagi kalo anaknya banyak.
Anak2 itu aset. Bukan beban. Anak sholeh yang bisa mendoakan orangtuanya, itu aset. Ketika kita meninggal, maka yang paling berhak mensholatkan kita adalah anak kta. Itu aset. Sholat jenazah itu isinya doa semua. Anak itu kekayaan di dunia dan akhirat.
Rasululloh bersabda, "Kamu (anak laki-laki) dan hartamu milik orang tuamu." artinya, walaupun sudah menikah, orang tua punya hak atas harta kita.
Anak-anak yang kita dorong untuk menghafal quran 30 juz kelak dihari kiamat yang mendapat keistimewaan bukan hanya anak itu, tapi juga orang tuanya (mahkota).
Hilangkan anggapan bahwa anak-anak itu beban. Anak-anak tidak numpang hidup pada kita. Numpang? Anda sombong. Bayi lahir sudah membawa rezekinya. Yang menjadi masalah, kita ga percaya sama Alloh. Tidak ingin punya anak banyak karena biaya pendidikan mahal? Logis. Tapi iman belum berperan. Kalo anak adalah aset, kita pengen punya sedikit atau banyak?
Apa fungsinya sabar dan syukur kalo bukan untuk bahagia? Tawakal.
Petani itu bahagia saat tanamannya tumbuh baik, padahal belum panen. Saat hujan turun, padahal belum nanem. Jadi bahagia itu jangan tunggu panen, jangan tunggu sampai anak besar. Asal prosesnya baik. Kalo seperti ini maka orang tua akan bahagia sepanjang usia anaknya. Ada masanya ketika orang tua panen raya. Syaratnya, hanya dengan cara islam.
Mendidik anak itu persis seperti menanam tanaman.Alloh berfirman dalam surat 3 ayat 35-37, didik anak dengan pertumbuhan yang baik. Di akhir surat Al Fath, berbicara tentang proses pertumbuhan tanaman hingga ia kokoh. Tapi dalam ayat ini Alloh tidak membahas hingga tanaman tersebut berbuah. Namun hingga tahap ini sudah menyenangkan hati penanamnya. Alloh berbicara ini (tanaman) ketika Rasul mendidik sahabat-sahabatnya. Dalam surat ini, belum panen saja Alloh sudah memberikan kebahagiaan.
Anak kita yang menanam siapa? Kita. Setiap proses pertumbuhannya kita merasakan bahagia. Kapan Alloh bicara buahnya? Di surat ibrohim ayat 24-25.
Baiknya anak kita nanti, maka itu adalah hak Alloh. Tugas kita adalah menanamnya dengan baik. Semoga kelak Alloh mengizinkan agar hasilnya baik pula. Tapi ingat, pohon itu kan yang kita konsumsi ga cuma buah. Didik anak juga sama. Tetap itu dengan izin Alloh. Maka didiklah anak kita dengan maksimal. Ikuti caranya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw menyampaikan bahwa ada sebuah pohon. Dimana Keberkahan pohon itu seperti keberkahan seorang mukmin. Pohon apa itu? Pohon kurma.
Pelajari pohon kurma untuk mendidik anak kita. Pohon kurma itu berkah, kata Rosul. Kurma itu berbuahnya perlu waktu lama, 8 tahun. Tapi hasilnya juga sesuai dengan kesabaran kita memetik buahnya. Sama seperti pohon zaitun yang bisa menopang perekonomian spanyol. Jika pohon ini baik, maka ia akan lebih panjang dari usia kita.
Pohon ini usianya ratusan tahun. Teruuss berbuah. Nutrisi kurma berbeda dengan nasi. Sesuai dengan kesabaran menunggunya berbuah. Yang tumbuh pertama dari pohon kurma adalah thol/mayang/bakal buah, tapi perlu dikawinkan dulu. Berdasarkan hasil penelitian, mayang jantan kurma, memiliki warna, aroma, dan fungsi yang mirip seperti sperma manusia. Mayang, akan tumbuh berwarna hijau (kholal), menyenangkan dari segi pemandangan walau rasanya belum manis.
Anak kita pun demikian. Susui dengan cara yang benar. Tiga hingga enam tahun adalah usia yang sangat pentig mendapatkan sentuhan dari orangtuanya karena sedang pandai untuk meniru. Konsep pendidikan yang paling tepat disaat itu adalah keteladanan. Memang belum manis. Tapi kalo anak berperilaku baik dan lucu akan menyenangkan.
Setelah kholal kemudian akan menjadi berwarna kuning. Mulai ada sedikit rasa manisnya. Setiap fase ada warna-warna indah pada anak-anak kita. Kemudian berwarna merah (balah). Rasanya sudah mulai enak. Kalo sudah usia 7 tahun Nabi perintahkan untuk sholat. Dijaga hingga 10 tahun. Evaluasi. Bacaannya. Masih disuruh-suruh atau ga. Bahkan Nabi memerintahkan untuk memukul dengan pukulan pendidikan. Jika sholatnya baik, yang lainnya akan baik. Dan perjelas status dia laki-laki dan perempuan. Pisahkan tempat tidur mereka. Apalgi dengan orang lain. Usia 10 tahun seharusnya sudah tidak boleh cium tangan dengan gurunya. Sebaiknya pendidikan dipisah mulai usia 10 tahun. Pelanggaran ditahap ini akan buruk di usia berikutnya.
Tanamkan ilmu agama terlebih dahulu. Bukan ilmu umum dulu. Bacakan ayat-ayat quran. Sucikan hati mereka. Ajari Ilmu Tafsir dan ilmu hadits nabi. Sesuai dengan surat Al Jumu'ah ayat 2. Lalu kemana ilmu eksak? Itu nanti. Ada di surat Al Baqoroh.
Fase rusyda. Usia baligh. Bicara masalah harta. Annisa ayat 5-6. Kemampuan menyimpan dan mengembangkan uang dengan baik, dll.
Kemudian kurma itu dari berwarna merah menjadi ruthob. Warnanya coklat. Rasanya manis sekali. Pada saat inilah anak akan berprilaku baik dengan sendirinya karena telah ditanamkan nilai-nilai kebaikan pada fase-fase sebelumnya.
Semoga kelak anak kita menjadi anak yang sholih dan sholihah..
Aamiin..
0 komentar: