Sebuah kata yang cukup menarik untuk diharapkan pada
setiap manusia. Siapa sih yang tidak ingin sempurna? Dari ujung kepala
hingga mata kaki, semuanya ingin terlihat sempurna, perfect. Tetapi kita
sering lupa untuk memahami bahwa semakin kita menginginkan
kesempurnaan, maka akan semakin jelas bentuk ketidaksempurnaan itu.
Semakin kita menginginkan sebuah kecantikan fisik, maka semakin jelas
kita akan melihat betapa buruknya diri kita. Semakin kita menginginkan
sesuatu yang lebih sempurna dari setiap sudut, maka kita akan semakin
menyadari bahwa kita akan selalu merasa kurang dan kurang.
Begitulah...karakter dasar manusia tidak akan pernah puas dengan satu
hal, pasti selalu kurang dan kurang. Coba kita lihat Seberapa banyak
diantara kita yang melihat setiap jengkal episode kehidupan ini tentang
kesempurnaan. Maka kita pun akan selalu merasa tidak puas. Dan coba kita
lihat seberapa banyak diantara kita yang melihat lebih jauh lagi
mengenai kesempurnaan, kita akan menyadari bahwa memang didunia ini
tidak ada yang sempurna.
Wajar, jika dalam kehidupan ini ada
sebagian orang yang selalu mencoba perfect, semua harus bernilai 100.
Kemudian lupa bahwa dalam batas kemampuan tidak semuanya bernilai 100.
Dan lebih berbahaya lagi ketika beranggapan bahwa nilai dibawah 100
sesuatu yang tidak berharga bahkan tidak memiliki nilai. Inilah salah
satu indikasi mengapa banyak orang yang serakah terhadap dunia. Sifat
ambisius yang tidak terkontrol dalam memahami sebuah kesempurnaan.
Tetapi...pada sebagian yang lain, melihat sesuatu yang berbeda tentang
kesempurnaan. Menyadari bahwa manusia itu bukanlah tempat yang
sempurna, manusia merupakan sebuah tempat kesalahan dan kekhilafan yang
akan menjadikannya berhati-hati dan waspada terhadap perbuatan dosa,
menjadikan manusia untuk mengerti bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup
dan membutuhkan sebuah perjuangan untuk tetap bertahan dari segala hal
yang menjadikannya semakin tidak sempurna, dan yang lebih penting adalah
memahami dan meyakini bahwa ada dzat yang sangat lebih kesempurnaanya
dibanding manusia. Dialah Allah SWT, yang menciptakan manusia dan
seluruh alam seisinya.
Lihatlah, banyak diantara kita yang
mencoba untuk menandingi bentuk kesempurnaanNya, banyak yang mencoba
menyombongkan diri untuk menciptakan terobosan baru ini dan itu seperti
layaknya Fir’aun. Namun, apa yang Fir’aun dapatkan? Kecelakaan baginya
sendiri atas kesombongannya tentang sebuah kesempurnaan.
Semoga, kita tidak terjebak dalam kata “sempurna”, biarlah hati kita
yang merasakan sebuah kesempurnaan. Karena ia milik dzat yang Tak Tampak
dalam kasat mata, tetapi Ia hidup dalam hati yang hidup. Ia ada dalam
bentuk yang lain tentang kesempurnaan..
(https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150457848066268&set=a.311467011267.158786.301729376267&type=1&ref=nf)
Perfect
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: