Ketika Berdzikir kepada Allah
Berdasarkan hadits al-Muhajir bin Qanfad. Dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga menuntaskan wudhu’nya. Beliau lalu menjawabnya dan berkata,
إِنَهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرُدُّ عَلَىكَ إِلاَّ أَنِّيْ كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ.
“Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawabmu. Hanya saja, aku tidak suka menyebut Nama Allah kecuali dalam keadaan suci”.
Ketika Tidur
Dasarnya adalah apa yang diriwayatkan al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu. Dia mengatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian tidurlah di atas sisi kananmu, lalu ucapkan,
اَللهمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ, وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ, وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ, وَ أَلْجأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ, رَغْبةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ,لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَى مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ, اَللهمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ, وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ.
‘Ya Allah, Kuserahkan jiwaku pada-Mu, dan kuhadapkan wajahku pada-Mu. Kupasrahkan urusankau pada-Mu, dan kusandarkan punggungku pada-Mu, dengan suka cita maupun terpaksa. Tidak ada tempat bersandar dan berlindung dari-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Kau turunkan. Dan Nabi-Mu yang Kau utus.’
Jika engkau meninggal pada malam itu, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah ia (dzikir ini) akhir pembicaraanmu”.
Ketika Junub
Disunnahkan berwudhu’ ketika hendak makan, minum, tidur, atau mengulangjima’(persetubuhan). Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata, “Jika Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam junub dan ingin makan, minum, atau tidur beliau berwudhu’ sebagaimana berwudhu’ untuk shalat”.
Juga dari Abu Sa’id radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُوْدَ فليتوضأْ.
“Jika salah seorang di antara kalian telah mendatangi istrinya dan ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah berwudhu’”.
Sebelum Mandi; Mandi Wajib maupun Sunnah
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, ia berkata, “Jika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan membasuh kedua tangannya. Kemudian beliau kucurkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya. Beliau lantas membasuh kemaluannya lalu berwudhu’ sebagaimana berwudhu’ untuk shalat.”
Setelah Makan Makanan yang Tersentuh Api
Dasarnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu yang berbunyi, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Berwudhu’lah karena memakan makanan yang tersentuh api’”.
Perintah ini mengandung makna Sunnah. Dasarnya adalah hadits ‘Amr bin Umayyah adh-Dhamri, dia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengiris paha kambing. Beliau kemudian makan sebagian darinya lalu mengajak shalat. Beliau bangkit dan meletakkan pisau lantas shalat dan tidak berwudhu’”.
Pada Setiap Akan Shalat
Berdasarkan hadits Buraidah radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Dulu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berwudhu’ setiap kali hendak shalat.ketika hari penaklukan (Makkah), beliau berwudhu’ dan mengusap sepatunya lalu melakukan semua shalat dengan satu wudhu’”.
‘Umar berkata padanya, ‘Wahai Rasulullah, Anda melakukan sesuatu yang tidak pernah Anda perbuat.’ Beliau berkata, ‘Ini sengaja kulakukan, wahai ‘Umar’”.
Tiap Kali Berhadats
Dasarnya adalah hadits Buraidah radhiyallahu ’anhu, ia berkata, “Pada suatu pagi hari, Rasulullah shallallhu ’alaihi wa sallam memanggil Bilal dan berkata, ‘Wahai Bilal, dengan apa kau mendahuluiku ke Surga. Kemarin malam aku masuk Surga dan aku mendengar suara gerakanmu di depanku.’ Bilal berkata, ‘Wahai Rasulullah, tidaklah saya adzan melainkan shalat dua raka’at sesudahnya. Dan tidakah saya berhadats melainkan berwudhu’ saat itu juga.’ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berkata, ‘Karena itulah’”.
Setelah Muntah
Berdasarkan hadits Ma’dan bin Abi Thalhah dari Abu Darda’, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah muntah, kemudian beliau berbuka dan berwudhu’.” Kutemui Tsauban di masjid Damaskus dan kuceritakan kejadian tadi padanya. Dia lalu berkata, ‘Benar. Akulah yang menuangkan air wudhu’ beliau’”.
Seusai Mengggotong Mayit
Berdasarkan sabda beliau shallallahu ’alaihi wa sallam,
مَنْ غَسَّلَ مَيتًا فَلْيَغْسِلْ, وَمَنْ حَمَلَهُ فليتوضأْ.
“Barangsiapa memandikan mayit, maka hendaklah ia mandi. Dan barangsiapa membawanya, maka hendaklah berwudhu’”.
0 komentar: