Tiap orang kadang merasa hidupnya hampa, bingung harus mengerjakan
apa. Bedanya ada orang-orang yang sebenarnya menyadari apa hakikat hidup
ini dan adapula yang tak mengerti kehadirannya di Dunia ini untuk apa.
Orang yang sadar bahwa tujuannya diciptakan adalah Khalifah fil
Ardhi, menjadi Khalifah di muka bumi. Beribadah, apapun yang
dilakukannya diupayakan memiliki nilai Ibadah. Jikapun kadang ia menjadi
hampa, itu hanya suatu warna tersendiri yang menjadi sebuah masa rehat
untuk memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Bukan lena untuk
jangka panjang dan kebingungan tanpa sebab dan akibat.
Sedang yang belum paham akan kehadirannya di muka bumi, biasanya akan
kurang menghargai nilai usia yang diberikan Allah. Untuk langkahnya pun
kadang ia tak paham mengapa ia lakukan dan untuk apa dilakukan.
Bisa jadi, aku dan kau merasa berada pada dua kondisi di atas. Ketika
pada satu masa berada di titik puncak semangat menjadi hamba Allah yang
bertaqwa, hati kita berbunga-bunga, senyum selalu tersirat karena kita
mampu melaksanakan peran sebagai seorang hamba dengan baik. Tapi di masa
lain, karena suatu sebab kita berada pada di titik terendah kelemahan
sebagai manusia yang bingung hendak melakukan apa dan melangkah kemana.
Suatu keadaan yang normal, jalani saja. Asalkan jangan sampai kita terlena terlalu lama tanpa mencari pengobar semangat lainnya.
Sebelum menjadi paham, kita adalah hamba yang tak mengerti. Tapi
dengan diiringi rasa keingintahuan tentang hakikat penciptaan manusia
maka perlahan kita akan bisa menjalani kehidupan lebih bermakna.
Setelah paham akan hakikat penciptaan manusia, sering kita bingung.
Merasa tak memiliki kemampuan apapun yang digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan kebenaran.
Tak perlu kita berharap menjadi seorang dai ternama yang mampu
mengajak jutaan ummat ke jalan hidayah. Jika kita memang belum mampu
untuk melakukan semua itu. Perlahan saja kita lakukan dengan apa yang
kita bisa dan kita miliki. Sesuai dengan bidang yang kita kuasai.
Jika kamu bisa menulis, upayakanlah menulis sesuatu yang mampu
mengajak orang lain pada cahaya Islam. Mengenal Allah dan RasulNya. Jika
kamu penyair, syairkanlah bait-bait kata bernafaskan Islam. Amar ma’ruf
nahi munkar. Jika kamu senang mendaki gunung, jadikanlah pendakian itu
menjadi sarana dakwah bagi teman seperjalananmu dan orang-orang yang kau
temui di gunung. Juga sebagai sarana menjaga habitat alam tanpa
merusaknya sedikitpun. Jika kau seorang guru, manfaatkanlah kewibawaanmu
untuk mendekati murid-muridmu dari hati ke hati. Ajarakan mereka jika
mereka menyimpang. Luruskanlah mereka jika mereka bengkok.
Lakukan sebisa kita, Allah menitipkan berbagai kemampuan bukan semata
hanya untuk kepentingan Dunia dan melupakan Akhirat. Jemput keberkahan
dengan memaksimalkan kemampuan dan pekerjaan kita semata-mata agar
bernilai Ibadah. Karena langkah seribu dimulai dari langkah pertama.
Pelan-pelan kita jalani.
Paling tidak, dengan melakukan sesuatu yang kita senangi maka tak ada
keterpaksaan dalam hati. Hanya dengan meluruskan niat, jadi apa yang
kita lakukan bisa menjadi lading amal untuk bekal kelak. Walaupun
nantinya kita lelah, akan cukup beristirahat sejenak kemudian
melanjutkan perjalanan mengumpulkan keridhoan Allah dalam jejak langkah
kita.
Tanpa ada praktek penghambaan kepada Allah. Bisa dipastikan betapa
keringnya hidup ini. Layaknya daun kering kurang pengairan, maka akan
meranggas perlahan. Begitupun hati kita, jika tak dibasahi dengan amal
kebaikan maka hati akan menjadi mati.
Hidup hanya menjadi suatu kefanaan. Monoton. Karena yang dilakukan
hanya untuk Dunia dan Dunia. Tiap harinya hanya berfikir bagaimana
meraih Dunia. Jikapun secara fisik nampak kebahagiaan. Secara tak kasat
mata, ada hati yang mencari suatu kebahagiaan sejati, yang pastinya
bukan pada dunia melainkan hanya Allah Azza Wajalla.
Dimulai dengan sedikit berfikir tentang Akhirat. Dimulai dengan
melakukan sedikit untuk amal kebaikan untuk bekal di Akhirat. Maka
kelamaan akan menjadi suatu 'candu'. Lakukan saja. Dimulai dari sedikit
namun fundamental yang kita bisa daripada tidak melakukan sama sekali.
Bukan kuantitas yang Allah SWT lihat. Bukan ketenaran di mata manusia
yang Allah nilai. Tapi bagaimana usaha kita untuk sungguh-sungguh
menjalankan misi di Dunia ini menjadi Khalifah fil Ardhi dan
mempraktekkan penghambaan hanya kepada Allah.
Allahua'lam.
(http://www.eramuslim.com/oase-iman/kiptiah-lakukan-saja.htm)
Lakukan Saja!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: