Selain bernilai ibadah, silaturahmi juga menciptakan nuansa kasih sayang dan networking
yang efektif. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang ingin panjang
umur dan banyak rezeki, sambungkanlah silaturahmi (H.R. Bukhari, Muslim
dan Abu Daud). Mafhum muwafaqah (pemahaman yang sesuai) dari hadits ini adalah bahwa barang siapa yang ingin sukses bisnisnya, maka bersilaturahmilah.
Silaturahmi bisa disamakan kepada suatu konsep pemasaran yang mendasarkan diri pada upaya menjaga hubungan (relationship marketing), yang kini tengah menjadi primadona dalam kegiatan bisnis. Relationship marketing merupakan bentuk komunikasi marketing yang mencakup interpersonal, public relations
dan segala bentuk komunikasi lain, yang mempunyai tujuan tidak hanya
membangun hubungan ekonomi yang saling memuaskan dengan pihak-pihak stake holder
(pelanggan, karyawan, pemasok, distributor), tetapi juga membangun
ikatan emosional yang kuat dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan
preferensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang.
Relationship marketing
ini menekankan betapa pentingnya unsur sentuhan, partisipasi,
pengindraan, dan emosi dalam memelihara hubungan. Hubungan itu harus
didasarkan oleh prinsip-prinsip ketulusan dan saling mendukung, bukan
hanya sekadar hubungan transaksional yang semu dan semata-mata karena
perintah kerja atau hitung-hitungan cost-benefit. Prinsip sederhana dari konsep pemasaran ini, bangunlah suatu jaringan hubungan emosional yang efektif dengan stake holder, dan laba akan menyusul.
Relationship marketing ini juga mulai diterapkan di Indonesia,. Misalnya, Alfa Super Market dengan program membership,
Matahari Dept. Store dengan program Matahari ClubCard, dan Telkomsel
dengan program Simpatizonenya. Semua ini dilakukan dalam rangka
silaturahmi antar komunitas konsumen, yang juga berarti membentuk networking perusahaan. Semakin besar networkingnya bertambah luas segmentasi pasar yang akan diraih.
Ada tiga hal penting dalam ilmu marketing yaitu: Strategy - how to win the market (memenangkan pasar)-, tactics -how to penetrate a market (penetrasi pasar)-, Value - how to create an emotions touch
(sentuhan emosi).
Sebut saja Departemen Store “Nusa Ina” mencoba
melakukan hal ini pada pelanggannya, keluarga Bapak Andi yang telah
berhubungan lebih 10 tahun. Nilai transaksi yang dilakukannya terus
membesar dari tahun ke tahun, baik karena ia membeli barang yang sama
tetapi dengan kuantitas yang lebih besar, maupun karena ia terus
menambah jenis barang yang dibelinya.
Selain itu, ia merekomendasi
tetangganya, kenalan dan keluarganya untuk berbelanja di Nusa Ina .
Ketika anaknya tumbuh dewasa dan membentuk keluarga sendiri, keluarga
baru itu juga berbelanja di Nusa Ina, dan tentu saja menjadi pelanggan
setianya karena ia telah kenal betul dengan Nusa Ina. Demikian pula
sebaliknya, Nusa Ina tahu berapa jumlah anggota keluarga, umur, nama
anggota, jenis kelamin dan hobi masing-masing.
Ketika
istri Bapak Andi berulang tahun, seminggu sebelumnya karyawan Nusa Ina
menelpon ke rumah dan mengingatkan kembali kalau tahun lalu (berdasarkan
catatan yang ada di komputernya) ia telah memberikan kado sebentuk
cincin bermata safir kepada istri . Apakah tahun ini ia ingin memberikan
kalung emas dengan batu safir sebagai padanan cincin yang telah
dihadiahkannya tahun lalu. Sudah dapat diduga, Pak Andi sangat terkejut
dan sekaligus gembira. Bagaimana tidak, ada orang lain yang mengingatkan
tanggal ulang tahun istrinya pada saat ia terlupa, dan ia bisa
membayangkan betapa kecewa istrinya bila hari istimewa itu terlewatkan
begitu saja. Lagipula, ia juga tidak harus ambil pusing memikirkan jenis
hadiah ulang tahun yang akan diberikannya, karena ia bukan ahli dalam
hal itu. Istimewanya lagi, ia tidak harus pergi ke mana-mana karena
hadiah langsung diantar oleh karyawan Nusa Ina.
Itulah hasil dari silaturahmi yang membawa kepada hubungan timbal balik kedua belah pihak yang saling menguntungkan.
Dengan
demikian, jelaslah bagi kita umat Islam, silaturahmi adalah suatu
keharusan dalam berbisnis seperti yang telah diajarkan Rasulullah 14
abad yang lalu. Tentu saja silaturahmi saat ini tidak hanya secara fisik
saja tetapi bisa juga dengan surat, telepon sampai ke internet.
Silaturahmi mempunyai tiga sisi yang sangat menguntungkan bagi lembaga bisnis Islam yang melakukannya: Pertama, memberikan nilai ibadah; kedua,
apabila dilakukan dengan kualitas akhlak yang mulia akan memberikan
kesan bahwa umat Islam ternyata tidak seperti yang dituduhkan “biang
terorisme”, tetapi umat penyebar kasih saying; ketiga, dapat menciptakan networking yang efektif yang memberikan peluang dan kesempatan perusahaan dalam memenangkan loyalitas dari stake holder.
Sekali
lagi, marilah ditingkatkan nilai silaturahmi kita untuk dapat
meningkatkan taraf hidup, terutama dalam menghadapi zaman globalisasi
dengan persaingan usaha yang begitu ketat serta inovasi dan produksi
yang begitu cepat bergerak.
(http://ichwah.multiply.com/journal/item/14/Silaturrahim_Konsep_Marketing)
0 komentar: