Pernah dengar ada yang bilang, "Ngapain 'ngurus' orang lain? Urus diri
sendiri aja sana!!" ?? Atau kita sendiri yang sering mengatakannya
kepada teman/kerabat ketika mereka memberi nasihat?
Rasulullah
saw. mengatakan, “seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.
Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya,” (HR.
Al-Bukhari) <--- class="text_exposed_show" ini="" kenapa="" kita="" lho="" span="">harus 'mengurusi orang lain', sambil terus memperbaiki diri muslim pun harus saling menasihati dalam kebaikan.
Ah ya namanya manusia, kadang niat sudah lurus menasihati tapi tak jarang malah menyakiti. :))
Berikut adab dalam memberi nasehat kepada orang lain yang di sarikan
dari buku berjudul: “Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat
Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik.
1. Ikhlaskan niat
Niatkan bahwa nasihat yang kita sampaikan ini benar-benar karena
mengharap ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala. In syaa Allah akan dibalas
dengan pahala.
2. Menjaga rahasia
Imam Abu Hatim bin Hibban
Al Busti rahimahumullahberkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan
kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya
secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan
penerima nasehat). Barangsiapa yang memberinasehat secara rahasia, maka
dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang
muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk
memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)
Nah, kalau ada
teman yang nulis status kurang baik mending kita 'ceramahi' di comment
box atau privat message? Atau kalau sedang evaluasi acara bagus nggak
kita blak-blakan dan sebut nama si A/si B/si C salah bla bla bla?? :))
Jawab sendiri dalam hati masing-masing ^^
3. Lemah lembut
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali
menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.”
(HR. Muslim)
Berlian itu bagus, tapi kalau ngasihnya dilempar
'kan sakit. Sebaiknya dibungkus rapi, diberikan lewat kasih sayang,
pasti yang menerima lapang dada (banget). Nasihat juga seperti itu,
indah, berharga, tapi kalau memberinya dengan suara keras, nada tinggi,
dan muka jutek, kira-kira yang menerima gimana?? Yuk perbaiki lagi :)))
4. Tidak memaksa
Menasihati berarti mengarahkan/ menunjukkan jalan yang benar sehingga
hak penasihat ya hanya menyampaikan saja. Jangan ngotot :)) Kalau
menasihati teman biar pakai jilbab masa nyerah? Bukan nyerah, coba cari
cara lain yang beda.
5. Tepat kondisi
Ibnu Mas’ud
rodhiyallohu’anhu berkata: “Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan.
Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka
dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al
–Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
Kalau teman lagi
marah-marah itu emosinya labil, sensitif, apa jadinya kalau kita
'ceramah' panjang lebar? Selain akan tambah emosi, saat itu hatinya
tengah tidak siap menerima nasihat. Pilihlah waktu dan tempat yang pas,
in syaa Allah akan diterima.--->
Sumber
Adab Menasehati Orang Lain
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: