Suatu hari dalam kajian yang diisi oleh guru kami Ust Aris Munandar Hafidzhohullohu ta’ala, ketika sudah memasuki sesi pertanyaan, salah seorang peserta kajian bertanya kepada guru kami melalui secarik kertas. Pertanyannya kurang lebih semacam ini

“Ustadz, bolehkah sekiranya kita tidak mencantumkan nama calon istri pada undangan pernikahan, dengan alasan khawatir nama calon istri kita di-googling (browsing via GOOGLE, FACEBOOK, TWITTER) oleh ikhwan ?”

Saya yang duduk agak di tengah pagi itu tertawa kecil sesaat setelah mendengar pertanyaan tersebut, seperti halnya dengan mayoritas jamaah peserta kajian. Seisi masjid jadi terasa bergelora karena gelak tawa jama’ah ikhwan. Sebagian bahkan tampak tidak mampu menahan tawanya hingga terdengar cukup keras. Sedangkan guru kami, ia tampak hanya tersenyum. Sesaat kemudian guru kami lalu menjawab.

“Maka dari itu jangan mencari calon istri yang suka meng-upload fotonya di facebook atau di social media, ataupun di-blog. Pada dasarnya tidaklah mengapa apabila seseorang mengetahui nama istri kita. Sebagaimana dalam sebuah hadits

“suatu ketika Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam berjalan bersama seorang wanita. Di saat yang bersamaan, terdapat dua orang Anshar yang melihat Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam yang sedang berjalan dengan seorang wanita tersebut. Kedua lelaki anshor tersebut lalu mempercepat langkahnya mungkin karena malu. Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam lalu memanggil mereka lalu berkata “Kenapa kalian mempercepat langkah kalian? sesungguhnya ini adalah Shofiyah, istriku”.

Hadits di atas sebenarnya sering digunakan sebagai dalil larangan melakukan sesuatu yang akan menggiring seseorang untuk berburuk sangka, yakni pada hadits tersebut Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam mencoba menjelaskan bahwa perempuan yang berada di sebelahnya adalah perempuan yang halal baginya. Yakni istrinya sendiri, guna mencegah kedua orang Anshar dari berpikir yang tidak-tidak (bagian ini adalah tambahan dari saya pribadi)

“dalam hal ini, dapat juga digunakan sebagai dalil bukti bolehnya orang lain mengetahui nama istri kita”

Sebenarnya jamaah yang hadir belum mampu tenang meredam tawa sepenuhnya hingga jawaban pertanyaan tersebut dituntaskan oleh guru kami. Sebagian diantara kami tampak bercanda sembari saling tunjuk, menebak-nebak siapakah penanya dari pertanyaan yang cukup unik pagi itu.

Sejujurnya saya bisa memahami perasaan dari si penanya. Boleh jadi ia sangat khawatir jika sekiranya nama calon istri dituliskan pada kartu undangan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada ikhwan yang iseng untuk mencari tahu wajah dari calon istrinya itu di google, sementara ia adalah lelaki pencemburu, yang berharap wajah cantik calon istrinya yang kemungkinan besar kini telah bercadar hanya diperuntukkan baginya seorang.

Bisa kita ketahui di atas, bahwa ternyata lelaki – tidak hanya saya – ternyata adalah makhluk yang fitrahnya juga adalah pencemburu, seperti halnya wanita. Maka menjadi aneh kemudian jika hari ini, banyak wanita yang gemar mengupload fotonya pada jejaring sosial, terjangkit demam selfie, dan semacamnya. Apakah ia tidak khawatir jika foto-foto yang diuploadnya disimpan oleh seseorang di sana, entah siapa, untuk keperluan yang ia tidak tahu apa.

Sebagai lelaki normal, seperti halnya laki-laki kebanyakan tentu saja melihat hal semacam itu adalah sesuatu yang sangat menarik. Tapi sungguh, ketertarikan tersebut bukan dari hati, melainkan dari syahwat, dari nafsu, yang tiadalah nafsu itu hadir cenderung melainkan kepada keburukan. Hal inilah yang kemudian membuat saya banyak meng-klik tombol “unfollow” pada akun-akun yang gemar berselfie ria. Padahal ia tak tahu fitnah apa yang tersembunyi dengan kelakuan tersebut. 

Pencemburu ternyata adalah sifat alami manusia. Maka ada baiknya jika kita menghormati sifat pencemburu itu. Boleh jadi, foto kita saat ini yang beredar bebas di dunia maya, tengah dicemburui oleh seseorang.

Saya rasa itu.

Barakallohu fiikum 
-------------------
Oleh : Ahmad Muhaimin Alfarisy 
Sumber : ahmadmuhaiminalfarisy.wordpress.com 


Saya pernah nanya begini kepada beberapa orang peserta pelatihan: "Misalnya anda bangun terlambat menuju ke bandara. Secara kalkulasi jelas gak bakalan kekejar. Tapi anda teruskan itu perjalanan ke bandara. Eh lha kok macet parah. menurut anda sial atau beruntung?

Peserta : "Sial pak ... Udah bangun telat eh kena macet"

Saya : "Lha ... Ternyata pesawat anda delay penerbangannya 4 jam. Sehingga anda bisa naik pesawatnya, alias enggak ketinggalan. Ini anda sial atau beruntung?"

Peserta : "Wah ya beruntung pak"

Saya : "Nah di ruang tunggu yang sama, ada orang yang mengejar kerjasama bisnis. Kalau terlambat ia kehilangan proyek bernilai milyaran rupiah. Gara-gara delay pesawatnya, dia kehilangan proyek itu. Menurut anda, orang itu sial atau beruntung?"

Peserta : "Sial pak"

Saya: "Nah, tapi beberapa bulan kemudian. Ternyata teman orang itu, yang memenangkan proyek karena orang itu pesawatnya delay, ternyata temannya kena tipu milyaran rupiah. Gara-gara pesawat delay 4 jam, orang itu tidak kena tipu. Orang itu sial atau beruntung?"

Peserta : "Ya beruntung pak"

Dari percakapan di atas, nampak bahwa sebenarnya penilaian kita atas peristiwa bisa berubah seiring waktu. Ya, seiring waktu, lalu ada kejadian lain setelahnya, maka judgement kita atas peristiwa, bisa berbalik 180 derajat.

Sebuah peristiwa yang kita katakan sial pada suatu waktu, 6 bulan, 1 tahun, 10 tahun mendatang, bisa jadi malah kita syukuri.

Mungkin saja, ada kejadian pagi ini, kemaren, 1 tahun lalu, 5 tahun lalu yang masih sulit anda terima. "Beruntung dimananya? Jelas jelas saya disakiti?". Mungkin begitu penilaian anda. Tapi, lihat saja seiring waktu berlalu. Karena semua hal dalam hidup tidaklah tetap. Semuanya mengalir. Semuanya berubah.

Penderitaan dimulai, saat Kita kaku dalam menilai. Kita terus menerus memegang penilaian atas sebuah peristiwa yang tidak enak. Dan menutup mata, terhadap peristiwa kelanjutannya. Yang mana sebenarnya peristiwa kelanjutannya itu, menjelaskan fungsi dari peristiwa tidak enak yang sebelumnya.

Kita akan tersesat di Jakarta, kalau menelusuri kota Jakarta tahun 2015, dengan menggunakan peta Jakarta tahun 1950.

Kita perlu mengupdate peta kota Jakarta yang kita miliki. Karena Jakarta terus berubah.Kita pun akan tersesat dalam hidup, saat kita tidak mengupdate peta penilaian kita atas peristiwa.

Kita melihat orang, partner, atau mungkin pasangan,  sesuatu apa pun dengan peta penilaian jadul. Kita menilai peristiwa dengan peta yang kadaluarsa. Bisa jadi sesuatu yang kita tidak suka 5 tahun lalu, sekarang dia berubah 180 derajat jadi baik. Perlu kah kita jadi susah semata kita masih memegang erat peta yang lama.

Mari kita update peta kehidupan kita.

Have a nice day. Baarakallahu fiikum.

Minggu lalu saya dapat rejeki, waktu pulang dari satu tempat saya melihat seorang simbah-simbah berkain jarik membawa tenggok bambu sedang berjalan di pinggir jalan aspal yang ramai, langsung motor saya pepetkan di depan simbah itu..
"Ajeng ten pundi mbah? Monggo sareng leh kulo.." Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
"Inggih mas, matur nuwun.." Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuutt! PW.. Posisi wuenak!
Motor saya gas pelan, ternyata siang itu saya akan dapat ilmu baru..

Namanya mbah Muji, sehari-hari jualan toge di sebuah pasar di Jogja. Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer, cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah Muji ke pasar. Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo sampai ke rumah di siang hari yang panas itu.. 
Whottt! Jalan kaki pulangnya?
Begini terjemahannya dari bahasa Jawa,
"Simbah dulu naik sepada mas tiap ke pasar, cuman sudah 5 tahun ini simbah diantar, pulangnya ngebis, sudah nggak kuat naik sepeda pulang-pergi.."
"Lho bukannya kalau pulang juga jalannya jauh mbah, 3 kilo lho sampai dusun nya simbah.."
"Mboten mas, selama 5 tahun ini hanya 3-4 kali simbah jalan sampai rumah, selalu tiap hari ada saja yang memboncengkan simbah, gonti-ganti orangnya, simbah diantar sampai depan rumah.. Simbah juga gak kenal mereka, ada yang tentara, ada yang cah kuliah, bergantian mereka memboncengkan simbah, padahal simbah juga tidak mengenal mereka.. Simbah yakin saja, pasti Allah yang akan memilihkan dari ratusan orang yang lewat di jalan itu untuk mengantar simbah setiap hari.. Biar jadi pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya..."

Wow.. Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadged untuk memanggil jemputannya.
Seperti siang ini, ilmu yakin mbah Muji yang menarik motor saya dapat giliran mendekat dan merapat di depan langkahnya..
Besok pasti ada orang lain yang akan merapat lagi, mengantarkan simbah untuk pulang ke rumah.. Yakin deh! Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah menolongnya setiap hari..

Bagaimana dengan kita?
Ketika "ilmu yakin" belum nancep di dada, kita sering ragu ketika berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi, bukan Allah.. Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Jadinya Allah dilupakan, solusi malah gak datang-datang..
Ketika masalah-masalah tak kunjung selesai, kita bersandar pada manusia yang juga lemah, curhat kesana sini, malah seperti mengumbar aib sendiri..

Padahal pesan Allah sangat jelas,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
[QS. Ath Tholaq: 2-3]

Hutang belum selesai, sabarrr.. Bersandar terus pada Allah biar dikasih jalan keluar..
Ibadahnya makin digenjot habis, habissss sehabis-habisnya!

Masalah-masalah seperti buntu, gak ada jalan keluar, sabarr.. Minta ke Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya..

Ilmu yakin, "Aku ini diciptakan oleh Zat Yang Maha Kaya, kenapa aku harus takut menjadi miskin.."

Simbah sudah sampai di depan rumah, saya pamitan langsung, sambil menyalaminya, simbah mengguyuri saya dengan doa-doa yang membuat saya merinding mendengarnya..

Jogja yang panas siang ini, entah mengapa jadi terasa sejuk tembus ke hati...

Wassalaamu'alaikum,
@Saptuari

NASEHAT HABIB SALIM BIN ABDULLAH ASSYATHIRI
***

(1). MENGAPA ORANG BAIK SERING TERSAKITI?

Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam ruang kebahagiaannya, ia tak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit.

(2). MENGAPA ORANG BAIK KERAP TERTIPU?

Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya.

(3). MENGAPA ORANG BAIK ACAP DINISTA?

Karena orang baik tak pernah mau membalas. Ia hanya menerima, meski bukan dia yang memulai perkara.

(4). MENGAPA ORANG BAIK SERING MENETESKAN AIR MATA?

Karena orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati sendiri lukanya, dan percaya bahwa suatu masa Allah SWT akan mengganti kesabarannya.

(5). MENGAPA ORANG BAIK TAK PERNAH MEMBENCI YANG MELUKAINYA?

Karena orang baik selalu memandang bahwa di atas semua, Allah-lah hakikatnya. Jika Allah menggiringnya, bagaimana ia akan mendebat kehendak-NYA itu sebabnya orang baik tak memiliki lemari dendam dalam kalbunya. Jika kau buka laci- laci di hatinya, akan kau temukan hanya Cinta yang dimilikinya.

Maa syaa Allah...

Mudah -mudahan kita semua termasuk orang baik seperti yang dikatakan oleh Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Salim Asy-Syathiri di atas. Aamiin..

Seorang Arab dusun bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Apakah amal yang paling utama?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Engkau meninggalkan dunia, sedang lisanmu dalam keadaan basah karena sering menyebut nama Allah.”

Ada pula yang bertanya kepada beliau, “Sesungguhnya syariat-syariat Islam terlalu banyak bagiku. Maka perintahkanlah kepadaku suatu perkara yang dapat kujadikan gantungan.” Maka beliau bersabda, “Buatlah lisanmu senantiasa basah karena menyebut nama Allah.”

Dalam Musnad Ahmad disebutkan hadits dari Jabir, dia berkata, “Rasulullah ﷺ menemui kami seraya bersabda, “Wahai manusia, merumputlah kalian di kebun-kebun surga.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kebun-kebun surga itu?" Beliau menjawab, “Di majlis-majlis dzikir.”

Rasulullah ﷺ bersabda, “Pergilah kalian pada waktu pagi dan petang hari serta berdzikirlah. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaklah dia melihat bagaimana kedudukan Allah di sisinya. Karena Allah menempatkan hamba di sisi-Nya sebagaimana dia menempatkan-Nya di sisinya.”

SEMOGA KITA SEMUA, TERMASUK AHLI DZIKIR. Aaamiiin

Cara Memanfaatkan Waktu Ba'da Ashar Sampai Maghrib di Hari Jum'at untuk Berdo'a :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

“Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan itu) di akhir saat setelah Ashar.” [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 703]

Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah berkata,

ورأى بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وغيرهم أن الساعة التي ترجى بعد العصر إلى أن تغرب الشمس

“Dan sebagian ulama, baik dari kalangan sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam maupun selain mereka berpendapat bahwa waktu yang diharapkan terkabulnya doa tersebut adalah ba’da Ashar sampai matahari terbenam.” [Shahihut Targhib, 1/171]

Penjelasan :

(1). Zhahir/lahiriyahnya (-ed), yang nampak jelas bahwa makna hadits ini mutlak (umum), berdo'a setelah Ashar sampai Maghrib dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

(2). Apabila dilakukan setelah sholat Ashar sambil menunggu sholat Maghrib di masjid maka ini lebih besar peluang dikabulkannya, karena orang yang menunggu sholat sama dengan orang yang sedang sholat.

(3). Apabila sakit maka boleh dilakukan di rumah, lebih baik dilakukan di tempat ia melakukan sholat Ashar sambil menunggu Maghrib.

(4). Seorang wanita juga dianjurkan untuk menunggu sholat Maghrib di tempat ia sholat Ashar di rumah seraya berdoa kepada Allah ta'ala.

(5). Datang ke masjid lebih awal sebelum sholat Maghrib dengan maksud untuk berdoa setelah melakukan sholat tahiyyatul masjid.

[Lihat Majmu' Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 30/270-271]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Mari, yang punya hajat (keinginan), kita kejar waktu mustajab di hari Jum'at ini untuk memperbanyak do'a.

Semoga Allah swt mengabulkan dan meridhai do'a - do'a kita. Aamiiin.

Semoga bermanfa'at. Aamiiin.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (Surah Al Baqarah (2) : 186)

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengatakan, “Ibnu Juraij meriwayatkan dari Atha’, telah sampai kepata Atha’ bahwa ketika firman-Nya ini diturunkan: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" (Surah Al  Mu’min (40) : 60).

Maka orang-orang bertanya, “Sekiranya kami mengetahui, saat manakah yang lebih tepat untuk melakukan doa bagi kami?” Maka turunlah firman-Nya surat Al Baqarah ayat 186 di atas.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Salman radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar malu bila ada seorang hamba mengangkat kedua tangannya memohon suatu kebaikan kepada-Nya, lalu Allah menolak permohonannya dengan kedua tangan yang hampa.”

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang memanjatkan do'a kepada Allah yang di dalamnya tidak mengandung permintaan yang berdosa dan tidak pula memutuskan silaturahim, melaikan Allah pasti memberinya berkat do'a itu salah satu dari tiga perkara berikut, yaitu : Adakalanya doa segera dikabulkan, Adakalanya permohonan itu disimpan oleh Allah untuknya kelak di hari kemudian, dan Adakalanya dihindarkan darinya suatu keburukan yang semisal dengan permohonannya itu. Mereka (para sahabat) berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak doa.” Nabi ﷺ menjawab, “Allah Maha Banyak (Mengabulkan doa).”

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki muslim pun di muka bumi ini berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memohon sesuatu melainkan Allah pasti mengabulkan permintaanya itu atau mencegah darinya keburukan yang seimbang dengan permintaannya, selagi dia tidak meminta yang berdosa atau memutuskan hubungan silaturahim.” (Riwayat Imam At-Tirmidzi).

Wallaahu a'lam bish shawwab.

Ya Allah..
Ya Mujiib...
Mohon kabulkanlah do'a-do'a kami. Aamiin..
Yaa Mujiibas saailiin...
😭😭😭😭

Di antara nama Allah adalah Al Mujib, yaitu Allah mengabulkan setiap do'a.

Pengabulan doa ada dua macam :

(1). Pengabulan umum.

Yang dimaksud di sini adalah siapa saja yang berdo'a dengan do'a ibadah atau do'a mas'alah, akan diberi balasan dan akan dikabukan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Rabbmu berfirman, “Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir/ Al-Mu’min: 60)

Do'a mas’alah yang dimaksud adalah ketika seseorang berdo’a, “Ya Allah, berilah aku ini, atau jauhkanlah aku dari ini.”

Pengabulan do'a semacam ini bisa diberikan pada orang yang shalih dan orang yang tidak shalih. Ini tanda bagaimanakah kebaikan dari Allah yang masih berbuat baik pada yang shalih dan yang fajir (dosa).

Pengabulan do'a yang umum ini bukan berarti selalu menunjukkan baiknya orang yang diberi pengabulan.

(2). Pengabulan khusus

Pengabulan yang khusus di sini karena ada beberapa sebab yang didapati seperti :

(*) Do'a orang yang kepepet (darurat).
Mudahnya do'a dikabulkan ketika itu karena sangat berharapnya ia pada Allah dan ingin menjauhi dari bergantung pada makhluk. Rahmat Allah tentu begitu luas tergantung pada kebutuhan hamba pada-Nya, apalagi dalam keadaan darurat atau benar-benar butuh.
(*) Do'a ketika melakukan perjalanan jauh atau bersafar.
(*) Do'a dengan bertawassul (perantara) pada Allah dengan menyebut nama, sifat dan nikmat Allah.
(*) Do'a orang yang sakit.
(*) Do'a orang yang terzalimi.
(*) Do'a orang yang berpuasa.
(*) Do'a baik atau do'a buruk dari orang tua pada anaknya.
(*) Do'a di waktu mulia seperti di akhir shalat.
(*) Do'a di waktu sahur.
(*) D'oa antara azan dan iqamah.
(*) Do'a saat turun hujan.
(*) Do'a ketika ditimpa kesulitan yang berat.

Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita. Aamiin.

Wallaahu a'lam bish shawwab

(*) Diolah dari artikel : www.rumaysho.com

Bertahun-tahun biasanya kujawab secara offline tentang 25 Desember dan 1 Januari...
Karena menghargai beberapa relasiku yang berprofesi sebagai misionaris...
Mereka tahu dakwahku tapi kami saling menghargai...
Mohon maaf setulusnya, bila tulisan ini akan tidak disukai sebagian dari sahabat-sahabat muslim...tapi sudah saatnya harus dijelaskan terbuka secara ilmu ke-TAWHIID-an..

Membaca berita seorang muslim modern menantang Ustadz  Yusuf Mansur (Official) untuk menunjukan dalil pelarangan mengucapkan SELAMAT NATAL...
Berharap tulisan ini bukan hanya menjawab tantangannya, tetapi untuk diketahui saudaraku muslimin dan muslimat yang tidak ingin syahadatnya gugur..

Kupasan berdasarkan ilmu TAWHIID...

Bila kita mengucapkan...
... kalimat SELAMAT ULANG TAHUN kepada seseorang, berarti kita mengakui  bahwa dia lahir di tanggal itu..

Bila kita mengucapkan...
...kalimat SELAMAT ATAS PELANTIKAN JABATAN, berarti kita mengakui dirinya sebagai pejabat baru...

Bila kita mengucapkan...
...kalimat SELAMAT ATAS KEMENANGAN PERTANDINGAN, berarti kita mengakui lawan sebagai pemenang...

Ternyata kata SELAMAT bermakna PENGAKUAN...

Kalau banyak pertanyaan, bukankah mengucapkan SELAMAT NATAL hanya merupakan sebuah ucapan saja...

Wahai saudaraku,
...Seorang muslim dinilai dari ucapannya...

Bukankah SYAHADAT juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa setelah berucap SYAHADAT...seseorang menjadi muslim...?

Bukankah BISMILLAH juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa hewan yang disembelih tanpa mengucap BISMILLAAH, dagingnya haram dimakan...?

Bukankah AQAD NIKAH juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa setelah diucapkan, suami halal menggauli istri...

Bukankah kata CERAI juga hanya UCAPAN..?
..tapi mengapa bila suami mengucapkan kata ini terhadap istrinya baik secara bercanda maupun tidak, maka akan jatuh hukum CERAI bagi istrinya...

Saat kita mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU, atau hari raya agama lain, disitulah awal kita MENGAKUI keberadan Tuhan lain yang berarti kita mengakui adanya beberapa Tuhan.
Berarti sudah tidak sesuai dengan SYAHADAT yang diucapkan dan Surat Al Ikhlas ayat 1 serta beberapa ayat lainnya.
Padahal meng-ingkari 1 AYAT QUR'AN saja...sudah dikategorikan sebagai orang kafir yang sebenar-benarnya...

"Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya..."
[ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 151 ]

Inilah ayat-ayat yang menegaskan TERHAPUSNYA SYAHADAT yang pernah diucapkan dikarenakan ucapan selamat hari raya umat lain...

Sesungguhnya telah KAFIR lah orang-orang yang berkata/mengakui, "Sesungguhnya ALLAH ialah Al Masih putra Maryam, padahal Al Masih sendiri berkata " Hai Bani Israil, sembahlah ALLAH Tuhan-ku dan Tuhan-mu..."
[ Qur'an Surat Al Maidah (5) ayat 72 ]

"...Janganlah kamu mengatakan TUHAN itu tiga, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya ALLAH Tuhan yang Maha Esa. Maha Suci ALLAH dari mempunyai anak..."
[ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 171 ]

"Dan mereka berkata, "Tuhan yang maha pemurah mempunyai anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat MUNKAR"
[ Qur'an Surat Maryam (19) ayat 88-89 ]

Saudaraku umat Nasrani dan para pendeta,
Perbedaan kita hanya pada nabi Isa, padahal bagi kami Nabi Isa adalah salah satu Rasul yang utama.
Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah terbukti dalam Sejarah, bahwa tanggal 25 Desember itu hari kelahiran Janus dan Mitra, Sang Dewa Matahari.
Bunda Maryam melahirkan Nabi Isa disaat pohon kurma berbuah, yang berarti disaat musim panas tetapi 25 Desember adalah musim dingin...

Wahai para pendeta dan missionaris...
Kamipun meng-imani Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa...
Bahkan Nabi kami, Muhammad memiliki paman dari istri yang seorang pendeta  nasrani bernama Waraqah...
Jadi Islam sangat paham bagaimana toleransi yang benar...

Wahai para penganut nasrani.
Silakan saja rayakan natal sesuai keyakinan...
Karena bagi kami..."UNTUKMULAH AGAMAMU dan UNTUKULLAH AGAMAKU"

Tapi tegas kusampaikan...
Jangan paksa pegawai muslim berpakaian santa...
Sebagaimana kami tidak pernah pula memaksa para misionaris menggunakan peci dan sorban disaat Iedul Fitri...

Jangan paksa undang pejabat muslim hadiri natal di gereja...
Sebagaimana kami tidak pernah memaksa para pendeta hadir pada Sholat Iedul Fitri...

Saudaraku umat muslim,
Silakan saja ucapkan SELAMAT NATAL..
Silakan saja gunakan topi Santa...

Tapi jangan menyesal ...
....bila sholat kita batal...
......mati pun bukan sebagai muslim...
Karena SYAHADAT KITA SUDAH GUGUR...

Saudaraku,
Kajilah Qur'an......karena semua pertanyaan hidup sudah ada jawabannya didalam.

Kalau penjelasan panjang ini masih meragukan hati...
Periksa saja SHOLAT SHUBUH kita, apakah sudah berjama'ah di masjid setiap hari..?

Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaykum...
Kang Dwin
Yayasan HUMAIRA
Pendidikan-Sosial-Kemanusiaan

Di Share Dari instaGram @IndonesiaBertauhid
.
Follow dan Dukung #Gerakan #IndonesiaBertauhid di Line  klik http://line.me/ti/p/%40gur5945i

Sebarkan Status Ini...! Ini Merupakan Kepedulian Kita akan aqidah Ummat Islam..!

Membagikan = Peduli
Tidak Membagikan = Tidak Peduli

Salam #Tauhid
Sandi Nopiandi


1. ﻣَﻦْ ﺳَﺎﺭَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺪَّﺭْﺏِ ﻭَﺻَﻞَ
1. Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia

2. ﻣَﻦْ ﺟَﺪَّ ﻭَﺟَﺪَ
2. Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia.

3. ﻣَﻦْ ﺻَﺒَﺮَ ﻇَﻔِﺮَ
3. Barang siapa sabar beruntunglah ia.

4. ﻣَﻦْ ﻗَﻞَّ ﺻِﺪْﻗُﻪُ ﻗَﻞَّ ﺻَﺪِﻳْﻘُﻪُ
4. Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit
pulalah temannya.

5. ﺟَﺎﻟِﺲْ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺼِّﺪْﻕِ ﻭَﺍﻟﻮَﻓَﺎﺀِ
5. Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.

6. ﻣَﻮَﺩَّﺓُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺗَﻈْﻬَﺮُ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟﻀِّﻴْﻖِ
6. Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan.

7. ﻭَﻣَﺎﺍﻟﻠَّﺬَّﺓُ ﺇِﻻَّ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﺐِ
7. Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.

8. ﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﻳُﻌِﻴْﻦُ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻋَﻤَﻞٍ
8. Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.

9. ﺟَﺮِّﺏْ ﻭَﻻَﺣِﻆْ ﺗَﻜُﻦْ ﻋَﺎﺭِﻓًﺎ
9. Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang
tahu.

10. ﺍُﻃْﻠُﺐِ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤَﻬْﺪِ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﺤْﺪِ
10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.

11. ﺑَﻴْﻀَﺔُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺩَﺟَﺎﺟَﺔِ ﺍﻟﻐَﺪِ
11. Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.

12. ﺍﻟﻮَﻗْﺖُ ﺃَﺛْﻤَﻦُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ
12. Waktu itu lebih mahal daripada emas.

13. ﺍﻟﻌَﻘْﻞُ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺠِﺴِْﻢ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢِ
13. Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.

14. ﺧَﻴْﺮُ ﺟَﻠِﻴْﺲٍ ﻓﻲِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛِﺘَﺎﺏٌ
14. Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.

15. ﻣَﻦْ ﻳَﺰْﺭَﻉْ ﻳَﺤْﺼُﺪْ
15. Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam).

16. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻣَﻦْ ﻳَﺪُﻟُّﻚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺨَﻴْﺮِ
16. Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu
kepada kebaikan.

17. ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛَﺎﻟﺒَﻬَﺎﺋِﻢِ
17. Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti
binatang.

18. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺼِّﻐَﺮِ ﻛَﺎﻟﻨَّﻘْﺶِ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺤَﺠَﺮِ
18. Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu.

19. ﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺟِﻊَ ﺍﻷَﻳﺎَّﻡُ ﺍﻟَّﺘﻲِ ﻣَﻀَﺖْ
19. Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

20. ﺗَﻌَﻠَّﻤَﻦْ ﺻَﻐِﻴْﺮًﺍ ﻭَﺍﻋْﻤَﻞْ ﺑِﻪِ ﻛَﺒِﻴْﺮًﺍ
20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.

21. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﻼَ ﻋَﻤَﻞٍ ﻛَﺎﻟﺸَّﺠَﺮِ ﺑِﻼَ ﺛَﻤَﺮ
21. Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah.

22. ﺍﻻﺗِّﺤَﺎﺩُ ﺃَﺳَﺎﺱُ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺡِ
22. Bersatu adalah pangkal keberhasilan.

23. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻨًﺎ ﻭَﻛُﻦْ ﻟَﻪُ ﻣُﻌِﻴْﻨﺎً
23. Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah
penolong baginya.

24. ﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺑِﺎﻷَﺩَﺏِ ﻻَ ﺑِﺎﻟﻨَّﺴَﺐِ
24. Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti)
bukan dengan keturunan.

25. ﺳَﻼَﻣَﺔُ ﺍﻹِﻧْﺴَﺎﻥِ ﻓﻲِ ﺣِﻔْﻆِ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ
25. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya
(perkataannya).

26. ﺁﺩَﺍﺏُ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺒِﻪِ
26. Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya.

27. ﺳُﻮْﺀُ ﺍﻟﺨُﻠُﻖِ ﻳُﻌْﺪِﻱ
27. Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.

28. ﺁﻓَﺔُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ ﺍﻟﻨِّﺴْﻴﺎَﻥُ
28. Bencana ilmu itu adalah lupa.

29. ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺪَﻕَ ﺍﻟﻌَﺰْﻡُ ﻭَﺿَﺢَ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻞُ
29. Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya.

30. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣَﻦْ ﺩُﻭْﻧَﻚَ ﻓَﻠِﻜُﻞِّ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣَﺰِﻳَّﺔٌ
30. Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan.

31. ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﻳَﺼْﻠُﺢْ ﻟَﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ
31. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu.
32. ﻓَﻜِّﺮْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺰِﻡَ
32. Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan
(merencanakan).

33. ﻣَﻦْ ﻋَﺮَﻑَ ﺑُﻌْﺪَ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ ﺍِﺳْﺘَﻌَﺪَّ
33. Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia.

34. ﻣَﻦْ ﺣَﻔَﺮَ ﺣُﻔْﺮَﺓً ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻴْﻬَﺎ
34. Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di dalamnya.

35. ﻋَﺪُﻭٌّ ﻋَﺎﻗِﻞٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺻَﺪِﻳْﻖٍ ﺟَﺎﻫِﻞٍ
35. Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh.

36. ﻣَﻦْ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧُﻪُ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻪُ
36. Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah
temannya.

37. ﺍِﺟْﻬَﺪْ ﻭَﻻَ ﺗَﻜْﺴَﻞْ ﻭَﻻَ ﺗَﻚُ ﻏَﺎﻓِﻼً ﻓَﻨَﺪَﺍﻣَﺔُ ﺍﻟﻌُﻘْﺒﻰَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺘَﻜﺎَﺳَﻞُ
37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.

38. ﻻَ ﺗُﺆَﺧِّﺮْ ﻋَﻤَﻠَﻚَ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻐَﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘْﺪِﺭُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻪُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡَ
38. Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari, yang kamu dapat mengejakannya hari ini.

39. ﺍُﺗْﺮُﻙِ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﻳَﺘْﺮُﻛْﻚَ
39. Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu.

40. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘﺎً ﻭَﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ
40. Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia.

41. فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
41. Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan.

42. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.

43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat).

44. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya.

45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya.

46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
46. Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.

47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

48. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).

52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
52. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat.

53. إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
53. Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
54. Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.

55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
55. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.

56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ
56. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya.

57. وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِماً
57. Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya.

58. هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
58. Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri.

59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan.

60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
60. Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.

61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
61. Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.

62. لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
62. Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan.

63. مَنْ أَعاَنَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ
63. Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu.

64. أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذََاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ
64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas :
1). Kecerdasan
2). Kethoma'an (terhadap ilmu)
3). Kesungguhan
4). Harta benda (bekal)
5). Mempergauli guru
6). Waktu yang panjang.

65. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلاً
65. Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah.

66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
66. Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan.

67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصَّيْنِ
67. Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina.

68. النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ
68. Kebersihan itu sebagian dari iman.

69. إِذَا كَبُرَ المَطْلُوْبُ قَلَّ المُسَاعِدُ
69. Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya.

70. لاَ خَيْرَ فيِ لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَماً
70. Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi (oleh) penyesalan.

71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
71. Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak separohnya waktu.

72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ
72. Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu.

73. دَاوُوْا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
73. Obatilah kemarahan itu dengan diam.

74. الكَلاَمُ يَنْفُذُ مَالاَ تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum.

75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَباً
75. Bukan setiap yang mengkilat itu emas.

76. سِيْرَةُ المَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ
76. Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya.

77. قِيْمِةُ المَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ
77. Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya) kebaikan yang telah diperbuatnya.

78. صَدِيْقُكَ مَنْ أَبْكَاكَ لاَ مَنْ أَضْحَكَكَ
78. Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa.

79. عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah.

80. خَيْرُ الكَلاَمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
80. Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi penjelasannya/jelas.

81. كُلُّ شَيْئٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلاَّ الأَدَبَ
81. Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti.

82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
82. Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan.

83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ تَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
83. Hamba sahaya itu harus dipukul dengan tongkat, dan orang yang merdeka (bukan budak) cukuplah dengan isyarat.

84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
84. Perhatikanlah apa-apa yang dikatakan (diucapkan) dan janganlah meperhatikan siapa yang mengatakan.

85. الحَسُوْدُ لاَ يَسُوْدُ
85. Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia.

86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
86. Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya.

------------
(Faedah dari penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc – حفظه الله dalam kajian Mukhtashar Minhajul Qasidin)
----------

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan sebuah do’a, yang mana beliau senantiasa berdo’a dengan do’a ini setiap selesai shalat Shubuh.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha

(( اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا ))

“Ya Allah, aku memohon kepadamu Ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, serta amal yang diterima” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, Thabrani, dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah]

Hal ini merupakan sinyal yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu’ala­ihi wasallam, agar hari-hari kita tidak kosong dari 3 hal tersebut, yaitu :

✅Pertama:
Agar senantiasa kita MENAMBAH ILMU, bukan sekedar ilmu, akan tetapi yang diinginkan adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu agama, yang dengannya kita mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan apa-apa yang telah disampaikan oleh RasulNya shallallahu’ala­ihi wasallam.

Ilmu hanya diperoleh dengan mempelajarinya.­ Maka dengan memanjatkan do’a ini, kita berharap agar Allah Ta’ala memberi taufiq kepada kita sehingga terdorong hati kita untuk menuntut ilmu, mempelajarinya demi mengangkat kebodohan dari diri kita. Terlebih lagi, segala bentuk sarana telah tersedia pada hari ini, yang memudahkan kita untuk mendapatkan ilmu agama,
kapan saja, dan dimana saja.

✅Kedua:
Agar kita juga MENCARI RIZKI, ekerja dan berkarya, tidak duduk-duduk menantikan uluran tangan dari org lain.

Islam menganjurkan mencari rizki demi untuk dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dengan rizki tersebut kita bisa menyempurnakan shalat kita, dgn rizki tersebut kita bisa bersedekah baik yg wajib maupun yg sunnah, dengan rizki tersebut mungkin mencukupi utk menunaikan umrah maupun haji, dan segala bentuk ketaatan lainnya.

Akan tetapi tidak berarti semua rizki, melainkan hanya yang halal. Karena hanya rizki yang halal yang akan memberikan keberkahan. Dan karena Allah Ta’ala tidak akan menerima kecuali dari yang halal dan baik.

✅Ketiga:
Agar kita banyak BERAMAL SHALIH.

Kita sangat butuh agar amalan kita diterima Allah Ta’ala. Setelah bersusah payah, mengorbankan waktu, tenaga, harta, tentu kita ingin agar semua itu diterima Allah Ta’ala sehingga mendapat balasan yang diinginkan.

Akan tetapi Allah hanya akan menerima amal yang shaleh, yaitu amal yang dilandasi 2 hal utama : IKHLAS (semata-mata mengharap Wajah Allah), serta MUTTABA'AH (beramal hanya dengan petunjuk yang telah dibawa oleh Muhammad shallallahu’ala­ihi wasallam).

Dan ketiga hal diatas saling berhubungan satu sama lain.

Dengan Ilmu yang bermanfaat kita dapat mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, sehingga dalam mencari rizki pun kita mengetahui batasan-batasan­nya dan memastikan hanya mencari yang halal.

Dan hanya dengan ilmu lah suatu amal dapat ditegakkan dengan benar, sesuai yang diinginkan Allah dan RasulNya, sehingga amalan pun diterima. Karena amalan yang tidak dilandasai dengan ilmu, yaitu yang tidak berdasarkan petunjuk Allah dan RasulNya, maka amalan tersebut akan tertolak, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh A’isyah radhiyallahu’an­ha

“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan atas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak” (Riwayat Muslim, shahih)

Wallaahu a'lam bish shawwab

Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali. Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.

Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang mau menjadi ketua kampung. Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.

Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin selesai menjalankan tugas, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya. Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa. Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.

Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu. Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.

Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas. Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.

Di tahun pertama dan kedua ia mengumpulkan dana yang sangat besar. Pada tahun ketiga ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya. Tahun keempat ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa. Tahun kelima ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagaimacam tumbuh-tumbuhan. Tahun keenam sampai kedelapan ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti.

Akhirnya pada tahun kesembilan ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya.

Hikmah ;
Itulah gambaran dunia dan akhirat bagi orang yang sadar. Orang yang merasa cemas akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api. Tapi bila kita persiapkan dengan segala amal shaleh, justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana. Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena harap menempati kampung nan indah di seberang sana.

Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang tiada berakhir. Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan yang hanya sekejap.

(Cuplikan khutbah jum’at DR. Jamal Abdus Sattar di mesjid as Salam Hayyul ‘Asyir – Nasr City Cairo).

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS 17:36).

Merujuk pada ayat tersebut, sebagai seorang muslim wajib bagi kita berpikir dan mencari tahu lebih jauh mengenai perayaan tahun baru masehi. Apa sebenarnya dasar dari perayaan tahun baru masehi? Bagaimana sejarahnya dan berasal dari kaum mana? Hal ini penting kita tahu agar kita tidak terjebak pada aktifitas yang sia-sia bahkan berakhir pada kesesatan.

Sejarah Tahun Baru Masehi 1 Januari

Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Penanggalan ini  dibuat pada 45 SM. Sebelumnya, bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional sejak abad ke-7 sebelum masehi. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius ( atau maret pada saat ini)   sebagai awal tahunnya.

Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara kaisar berikutnya yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama dirinya, yaitu “Agustus”. Sehingga sampai sekarang, bulan- bulan ini yang dipakai, mulai dari junius, Julius, kemudian bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru Masehi 1 Januari

Di beberapa wilayah dan negera di dunia, bulan Januari merupakan upacara keagamaan. Januarius (Januari) diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua, muka menghadap ke depan sebagai simbol msa depan dan muka yang satu lagi menghadap ke belakang sebagai simbol masa lalu. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus yang diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.

Dewa Janus merupakan sesembahan kaum Pagan Romawi. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala. Ternyata hingga saat ini budaya, ritual, dan upacara keagamaan  kaum pagan ini telah merasuk dan mewarnai kehidupan kita tanpa kita sadari termasuk salah satunya adalah  perayaan pada malam tahun baru. Kaum Pagan juga merayakan tahun baru mereka dengan menyalakan kembang api, membuat api unggun dan mengitarinya, memukul lonceng, dan meniup terompet

Sejarah Tahun Baru Masehi 1 Januari

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan “Selamat Tahun Baru” dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun. [sa/islampos]

1⃣ Teman yang pertama

Teman yang punya banyak ilmu, bila kita berteman dengan dia, dia sentiasa berbagi ilmu & nasihat agama kepada kita.

Imam Al- Ghazali berkata, "Jangan lepaskan teman seperti ini. Bertemanlah dengannya, karena kita akan memperoleh kebaikan yang banyak"

2⃣ Teman yang kedua

Dia tidak punya ilmu, tapi kita punya ilmu dan dia menerima ilmu & nasihat agama yang kita sampaikan kepada dia.

Imam Al- Ghazali berkata, "Jangan lepaskan teman seperti ini. Bertemanlah karena dengan kita sampaikan ilmu & nasihat kepada dia, dia dapat melaksanakan perintah Allah SWT".

3⃣ Teman yang ketiga

Dia tidak punya ilmu dan kita punya ilmu tetapi bila kita bagi ilmu & nasihat kepada dia, dia tak menerima dengan berbagai alasan yaitu seperti dia tidak suka ilmu yang disampaikan. Dia tolak ilmu dan nasihat yang kita sampaikan.

Imam Al- Ghazali berkata, "Jangan berteman dengan orang semacam ini, karena tiada ada manfa'at kepada kita dan dia. Dan bisa-bisa kita malah akan terpengaruh dg cara & tingkahlaku dia yang bisa membawa kita kepada kehancuran".

Na'uudzubillahi min dzaalik...

Semoga bermanfa'at. Aamiin

Ust. Herman Budianto
****

Luqman al Hakim adalah orang sholeh yang diabadikan dalam Al-Qur'an menjadi nama salah satu surat yaitu Surat Luqman.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa beliau berasal dari Habasyah (Afrika). Berkulit hitam dan pendek tetapi berakhlaq mulia.

Dikisahkan suatu hari ia diperintahkan oleh tuannya untuk menyembelih seekor kambing, tuannya berkata: “Bawakan kepadaku dua bagian tubuh dari kambing ini yang paling bagus.”

Mendapatkan perintah demikian dari tuannya, setelah kambing selesai disembelih, Luqman al-Hakim membawakan kepada tuannya bagian hati dan lidah dari kambing yang disembelihnya. Tuannya tersebut terdiam.

Pada hari berikutnya, Luqman al-Hakim diperintahkan oleh tuannya untuk menyembelih seekor kambing lagi, tuannya berkata, “Nanti bawakan kepadaku dua bagian tubuh dari kambing ini yang paling jelek.”

Mendengar perintah dari tuannya tersebut, setelah kambing selesai disembelih, Luqman al-Hakim membawakan kepada tuannya bagian hati dan lidah  dari kambing yang disembelihnya. Melihat apa yang dibawakan Luqman al-Hakim, tuannya berkata, “Kemarin ketika aku menyuruhmu untuk menyembelih seekor kambing dan membawakan kepadaku dua bagian tubuh dari kambing yang paling bagus, engkau membawakan kepadaku hati dan lidah kambing? Sekarang ketika aku menyuruhmu lagi untuk menyembelih seekor kambing lagi dan menyuruhmu membawakan kepadaku dua bagian tubuh dari kambing yang paling buruk, engkau juga membawakan hati dan lidahnya? Sebenarnya apa maksud dari ini semua wahai Luqman?”

Mendapatkan pertanyaan  demikian dari tuannya, Luqman al-Hakim menjawab, “Tidak ada yang lebih baik dari hati dan lidah jika keduanya adalah baik, dan tidak ada pula yang lebih buruk dari hati dan lidah jika memang keduanya adalah buruk.”

HIKMAH :
Pelajaran dari Luqman al Hakim tentang hati dan lidah tersebut sesuai dengan pesan Rosulullah kepada kita semua.

Beliau bersabda, "Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya tetapi seandainya daging itu rosak dan kotor, maka kotor dan rusaklah seluruh anggota badannya. Daging yang dimaksudkan ini adalah hati." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Dalam permasalahan lidah Rosulullah juga bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah“.  (HR. Bukhori dan Muslim)

“Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka“ (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)

“Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya“ (HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi)

Sungguh, seandainya kita bisa menjaga hati dari kotoran hati seperti malas beribadah, sombong, iri dengki dan lain-lain. Serta mampu menjaga lidah dari ghibah/gosip, fitnah, menipu, mencaci maki maka selamatlah kita di dunia dan akhirat kelak. Aamiin.

Semoga bermanfa'at. Aamiiin

Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kebersihan hati. Jadikanlah hati kami ridha dg semua ketetapan-Mu, ikhlash dg semua keputusan-Mu. Aamiiin